Kenyataan

315 53 88
                                    

Ji Soo tersenyum-senyum sambil menyusuri jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ji Soo tersenyum-senyum sambil menyusuri jalan. Headset putih menggantung dan menempel di kedua telinganya. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang tak terlupakan. Hampir seharian ia dan Hana berjalan-jalan berdua. Dan besok, mereka akan bertemu kembali.

Kebahagiaan ini sungguh membuatnya seperti ingin meledak. Kegirangan seperti anak kecil yang mendapat hadiah ulang tahun.

Ji Soo melihat ke arah layar ponselnya. Kini ia mulai bersenandung sambil memainkan jari-jari tangan kirinya. Bahkan kini kakinya bergerak ke sana-ke mari seperti mengikuti alunan musik di lagu. Sesekali matanya terpejam, dan bibirnya tak berhenti tersenyum.

"Baby I ain't goin no where," senandung Ji Soo mulai terhanyut dalam lagu berbahasa Korea itu.

"Yeogi isseul tenikka. Baby I ain't goin no where. Dareun geokjeonghajima (Aku akan di sini. Sayang, aku tidak akan pergi kemana-mana. Jangan khawatirkan apapun)," senandung Ji Soo lagi kini lebih menghayati.

Ji Soo memejamkan kedua matanya, lalu tersenyum seperti seorang yang baru memenangkan kejuaraan olimpiade.

Pria tampan itu tak begitu peduli dengan orang sekitar yang menatapnya aneh, atau apapun terserah. Hari ini ia sangat bahagia dan tidak ada satu pun orang yang boleh melarangnya.

Sambil terus berjalan dan bersenandung. Kedua kaki Ji Soo yang panjang mengantarkannya untuk cepat sampai di rumah. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti begitu melihat seseorang itu sedang berdiri di depan pintu pagar rumahnya.

Ji Soo buru-buru melepaskan headset dari kedua telinganya lalu memasukkan ponselnya ke dalam kantung celana. Ia pun berjalan menghampiri seseorang itu. Seseorang itu menatap Ji Soo dengan tatapan ragu dan penuh ketakutan. Ji Soo hanya tersenyum simpul melihatnya.

"Ada apa?" tanya Ji Soo tanpa basa-basi.

"Sa-,"

DUAG

DUAG

DUAG

Tiga pukulan keras mendarat di bagian pipi sebelah kiri Hyeon Soo dan perutnya. Ia langsung terkapar lemas di jalan.

Terdengar gemeretak gigi Ji Soo, kedua tangannya mengepal kuat dan keras. Dada bidangnya terlihat naik turun, napasnya sangat berantakan. Bahkan kedua matanya mulai melotot, terlihat urat-urat yang mengelilingi sekitar keningnya.

"Brengsek!" bentak Ji Soo pada Hyeon Soo.

Hyeon Soo berusaha bangun dari jatuhnya. Tangan kanannya memegangi terus perut. Bibirnya sobek dan mengeluarkan darah. Tubuhnya bergetar sangat hebat. Bahkan keningnya dibasahi dengan keringat dingin. Kedua matanya terus mengerjap-ngerjap, berusaha melihat Ji Soo yang berdiri di hadapannya.

"Sa ... Saya ... Kema-ri un-tuk ... Minta maaf," ucap Hyeon Soo terbata-bata.

Dadanya naik turun dan napasnya pun tak kalah berantakan seperti Ji Soo. Sesekali Hyeon Soo meringis, menahan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuh.

TWO 너와나 | TELAH TERBITWhere stories live. Discover now