BAB 1 : Assilah Nur Aqilah

22 1 0
                                    

"Jika kamu memang benar jatuh cinta sama dia, terus apa yang akan kamu lakuin ?" Tatap tajam mata gadis itu kepada teman yang berada di depannya. Gadis yang berbicara itu dia adalah Dina.

"Aku ngak tau aku bingun Din" Silla menjawab dengan senyum berusaha menutupi kegundahan hatinya. Jika dipikir olehnya ia juga tidak tau mengapa bisa terus memikirkan laki-laki yang berstatus sebagai tetangga di kompleknya.

Dina frustasi. Jujur, ia sangat kasihan dengan nasip yang menimpa sahabatnya di dalam Lembaga Dakwah Kampus yang telah ia jalani bersama-sama selama 2 tahun . bagaimana tidak, wanita didepannya ini mengakui bahwa ia jatuh pada pesona seorang laki-laki yang bisa dikatakan berani Cuekin Tuhannya. Miris kan ?. Dan si silla ini selalu melihat laki-laki itu saat jam 7 pagi, saat laki-laki itu baru pulang dari Ngedugem. Parah. Masa ada orang yang jatuh cinta ngeliat cowok kayak begitu, yang ada semua cewek pada ilfiel.

"Doa lah terus, tuh jidat masih bisa sujud kan ?" Tanya Dina sambil memasukkan batagor yang penuh kecap itu di dalam mulutnya.

"aku selalu berdoa tau, Tahajjud, Dhuha, Istikhara, dan yang lain aku lakuin" Dina menatap Silla dengan mata tajam yang ia punya.

"Sombong banget sih neng" mendengar jawaban Dina membuat Silla mendengus. Curhat dengan gadis di depannya ini bukan membuat tambah runyem, bagaimana tidak ? Jawaban yang diberikan si Dina ini bikin emosi tau ngak.

"Sil, kamu Doa terus ajah yah, bukan berdoa meminta agar Allah mendekatkan kamu pada laki-laki itu tapi agar Allah membolakkan hati mu itu agar tidak memikirkan laki-laki itu" Silla menatap tangan Dina yang kini menggengam erat tangannya. " Bukan salah kamu kok jatuh cinta sama dia, tapi kita itu hidup buat apa coba ? buat beribadah sama Allah kan ?" Sila mengangguk. "Kita itu mencari sesorang yang jika kita bersamanya cinta-Nya lebih mudah di dapatkan" Silla bberusaha mencerna setiap kata-kata yang Dina keluarkan dari mulutnya tapi berasal dari Pikirannya dan disaring di Hatinya.

Lima belas menit Sila hanya menatap Dina yang masih asik dengan batagor yang terus ia pesan, entah sudah berapa banyak batagor ia makan. Ia tau bahwa batagor itu pasti dirinya yang akan membayarnya. Kenapa pikirannya beralih kesana ? seharusnya dia kan memikirkan masalah ini ? kenapa juga mikirin Batagornya si Dina ?. Rese.

"Din" Panggil lirih Silla membuat Dina megarahkan pandangannya yang semulah pada batagor beralih kepada silla didepannya.

"Salah ngak, kalau aku berharap laki-laki itu akan berubah"

***

Gambar di Handpone itu tidak berubah, ia menatap foto laki-laki di handponnya itu. Menatap foto yang di upload tiga puluh lima menit yang lalu oleh Alan. Yah, nama laki-laki itu adalah Alan. Apa salahnya Tuhan ? tidak hanya laki-laki itu malas beribadah, tapi juga lelaki itu sangat rajin bermaksiat. Terbukti dengan foto itu, Foto itu menunjukkan laki-laki itu sedang memeluk seorang wanita berpakain kurang bahan di dalam kolam berenang. Ini bukan pertama kalinya tapi ini sudah sangat sering entah ini sudah yang keberapa.

Apa yang ia rasakan ?

Sakit. Ia ingin menangis, mengapa ia jatuh pada laki-laki itu. Ia tidak tau kapan ia mulai memikirkan si Alan itu. Seharusnya ia membenci laki-laki itu. Laki-laki itu bukan hanya berani bermain wanita tapi laki-laki itu juga sering mabuk-mabukan. Informasi itu semua ia dapatkan dari mulut mamanya yang memang suka bergosip.

Silla terlahir dari keluarga yang minim ilmu agama, silla belajar agama saat menjalani kuliah tahun keduanya, ini belajar Islam karena ajakan dari Dina, gadis yang ia kenal saat mengikuti sebauh seminar nasional. Ayahnya, selalu menajalankan shalat lima waktu tapi islam bukan bahas tentang itu saja kan. Ayahnya seorang pengawal presiden membuatnya jarang bertemu dengan sosok laki-laki yang sangat senang dengan perubahan dirinya termaksud saat dirinya mulai memutuskan untuk Berjilbab. Bahkan Ayahnya itu tidak malu untuk shering ilmu islam dengan ia yang saat ini sudah berumur 21 tahun. Ibunya, Seorang wanita rumah tangga yang awalnya sangat kaget dengan perubahan dirinya saat dirinya menggunakan Gamis atau rok panjangg dilengkapi dengan kerudung yang selalu tersemat dikepalanya. Ibunya adalah seorang yang sangat jago ber pahasion dan selalu bersanggul saat menemani Ayahnya jika ada acara, tapi lama kelamaan sanggul itu perlahan berubah menjadi kerudung panjang walaupun gosip ibunya terkandang masih panjang. Semuanya butuh proses kan. Biarlah lambat yang penting istikhamah.

***

Alan. Wajar atau tidak kalau dia jauh dari Tuhan, karena orangtuanya yang terkenal memang kaya raya di kompleks itu jarang pulang karena kedua orang tuanya sibuk berburu dollar sementara anaknya sibuk menghamburkan uang. Rumah Alan, selalu sepi. Dia akan pulang jika Pagi tiba dan akan pergi jika malam menjemput. Pernah sekali Alan, membawa semua temannya minum-minum, mabuk-mabukan dan berpesta dirumahnya tapi, ia mendapat amarah dari para tetangga termaksud Ayah Silla. Alan acuhh, ia tidak peduli. Toh, jika dia tidak bisa berpesta di rumahnya dia masih bisa berpesta di tempat lain. Dia punya banyak uang, dia bisa membayarnya.

***

Ini cerita pertama Aku yahhh

Semoga suka. Moga-moga nati bisa terbit.

AKU BERHARAPWhere stories live. Discover now