•04•

833 146 14
                                    

Hentakan sepatu mengudara satu per satu membuat Jisoo sedikit tak bernafsu untuk menelan makanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hentakan sepatu mengudara satu per satu membuat Jisoo sedikit tak bernafsu untuk menelan makanannya.

Well, Jisoo tak terlalu suka sea food dan ia harus menelan makanan berbau amis itu selama lima hari dalam seminggu.

Pandangannya tercekat memandangi seorang anak laki-laki yang baru saja keluar dari barisan antrian dan anak itu terlihat tak menemukan kursi untuk diduduki.

"Kau melihat anak itu?"

Tertangkap basah, Jisoo langsung menatap Eunji.

"Jinjja? Hanbin?"

Terpaksa ia harus kembali ke makanan yang dilihat saja sudah bikin mual.

"Oh ya, kau sempat pergi bersama Hanbin saat hari pertama kau bersekolah disini, bukan?"

Jisoo mengendikkan bahunya.

"Anak itu terkenal dengan hal kriminal disini."

"Wae?"

"Aku dengar ayahnya seorang penjahat. Tapi aku tak tahu, toh kami tak saling mengenal."

Oke, kata penjahat untuk Pak Kim kenapa sama sekali tak cocok?

"Di sekolah pun ia tak punya teman."

Kaki Hanbin mengarah ke kursi tanpa meja yang terletak di sebelah tong sampah. Terpaksa ia memijakkan bokongnya di sana karena semua kursi pasti tak akan menerimanya.

"Hanbin!"

Well, suara Jisoo kali ini memang sangat keras sehingga yang dipanggil langsung mengalihkan pandangannya.

Jisoo mengisyaratkan kemari-kau-kalau-mau-tetap-hidup. Oke, itu memang terdengar agak lebay, tapi Jisoo benar-benar bertampang seperti iljin.

"Kau gila, Kim Jisoo?!"

Jisoo menatap Eunji, "dia tetanggaku."

"Bagaimana kalau tiba-tiba dia menyelundupkan ekstasi ke saku seragammu?"

"Aku tak pernah mencium ekstasi di rumahnya. Jika kau sudah selesai dan tak mau dekat dengannya, kau bisa pergi."

Mulut teman di depannya terhenti tepat ketika Hanbin sampai di sebelah meja mereka.

"Duduklah disini."

Hanbin membulatkan matanya. Butuh waktu 2 menit untuk mengerti makna dari perkataan Jisoo barusan.

"Kubilang, duduk kau disini."

Perlahan, Hanbin meletakkan nampan makanannya. Lalu ia menghempaskan bokongnya sambil memanah keadaan sekitarnya.

Di depannya, Eunji terdiam. Ia ingin sekali lari dari mereka namun tetap terdiam.

"Kalau besok kau duduk disana lagi, aku bakar rumahmu."

Hanbin tersedak mendengar perkataan itu. Lalu ia tersenyum kecil, teringat bahwa beberapa hari yang lalu Jisoo masih memanggilnya oppa.

"Kenapa senyum-senyum?!"

Matanya terlintas ke wajah Jisoo sekilas. Wajah garang itu pernah memperlihatkan aegyo yang menjijikkan.

"Kau mengganggu oppa yang sedang makan."

Mendengar itu, lantas Jisoo membuang wajahnya dan mencaci dalam hati. Tangannya menggeram ingin menutup mulut Hanbin.

"Jisoo-ya, aku ke kelas duluan ya?" akhirnya Eunji mulai bersuara diantara hawa canggung di depannya.

Jisoo menggenggam lengan Eunji, menghasut untuk mengurungkan niatnya.

Sekarang Jisoo dan Eunji saling membagi telepati mereka lewat sentuhan tangan.

Hanbin mengelap sisa sup di ujung mulutnya, lalu mengedarkan pandangannya ke dua senior yang gelagapan di depannya.

"Aku sudah selesai kok."

Eunji menghembuskan napas leganya perlahan. Jisoo mengendurkan genggaman yang membuat pergelangan temannya itu memerah.

"Aku duluan ya. Anu, perutku tiba-tiba sakit."

Belum sempat Jisoo menarik Eunji sekali lagi, anak itu sudah keluar dari kantin. Jisoo menutup wajahnya, mencoba membuang ingatan memalukan itu.

Di sela diamnya ia bisa mendengar suara tegukan dari sebelahnya. Entah kenapa Hanbin betah membuang waktu di sebelah Jisoo.

"Noona,"

Matanya teralihkan sekilas. Wajah Hanbin yang dekat membuat jantungnya mencelos.

"Kau tidak suka ikan?"

Jisoo mengangkat kepalanya dan mencoba menyembunyikan burat merah di pipinya.

"Kalau baunya tidak amis, aku suka."

Hanbin mengendus ikan yang tersisa di nampan Jisoo, "tapi ikan ini cukup fresh kok."

"Oh ya? Menurutku tidak."

"Sepertinya lain kali kau harus menghibahkan ikanmu kepadaku."

"Dengan senang hati," responnya singkat.

Diam sesaat. Jisoo kembali bisa mendengar suara tegukan dari sebelahnya.

"Aaah," ucapnya menembus keheningan, "bawa aku berkeliling sekolah bisa?"

Sontak ia melirik wajah gadis di sebelahnya. Lalu menyembunyikan senyuman tipis di sana.

[>>>]

•Noona• // Hanbin×JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang