Prolog

5K 46 0
                                    

PROLOG

Malam itu petir menyambar dengan keras. Menambah ketegangan yang sudah terjadi di sebuah meja berbentuk pentagon. Setiap sudut dari pentagon diisi oleh satu orang. Disudut pertama, duduk seorang pria paruh baya berwajah asia dengan tattoo sampai kelehernya. Dia duduk dengan wajah tenang. Tidak ada tanda - tanda ketegangan di wajahnya. Berbanding terbalik dengan seorang pemuda yang duduk berseberangan dengan pria asia tadi. Pemuda Italia berumur sekitar awal 20-an itu sudah banjir keringat dan otot - otot wajahnya yang tertarik karena tegang bukan main.

" Tidak bisa, Maranzano. Hal yang akan kau lakukan akan membuat kami mengingkari janji kami kepadanya." Gumam pria bercodet di dahinya dengan bahasa inggris berlogat Rusia yang sangat kental. Pria berocodet itu duduk disebelah si pria asia.

" Bisa. Aku kepala keluarga yang baru. Aku punya wewenang atas keluargaku." Balas si pemuda Italia dengan mulut yang masih setengah terkatup menahan emosinya. Dia tahu, percuma saja memakai emosi melawan 4 Godfather yang duduk dihadapannya saat ini. Salah satu kata, maka habis hidupnya. Atau bahkan hidup keluarganya.

" Tentu saja, kau sekarang memang kepala keluarga yang baru. Tapi, kami belum menerimanya. Kami masih menunggunya. Menunggu pewaris yang sesungguhnya." Kali ini pria Italia bermata kelabu yang duduk di sebelah si pemuda yang menjawab. Dari tadi, dia hanya diam saja. Tidak suka dengan pembicaraan ini. Sebuah masalah kecil, apakah akan membunuh seorang gadis kecil atau tidak. Tapi bisa membuat para Godfather semuanya berkumpul untuk membicarakannya.

" Dia tidak akan kembali. Dia tidak pernah menginginkan ini." Kali ini pemuda Italia itu harus menggertakkan giginya untuk menahan emosinya. Dia tidak suka dengan anggapan para pria di depannya ini kalau dia bukanlah pewaris sesungguhnya.

" Kami akan menunggu. Dan masalah ini akan ditangguhkan sampai dia kembali." Si pria asia akhirnya bersuara.

" Berapa lama kita harus menunggu? Bagaimana kalau dia tidak kembali lagi? Anak perempuan sialan itu pasti sudah menghancurkan keluarga kami karena kelemahannya!"

Si pria asia sudah ingin menjawab ketika kata - katanya dipotong oleh pria Italia-amerika yang sedari hanya diam mendengarkan yang lain berargumen. " Sampai 4 pertemuan para Godfather selanjutnya. Kalau dia tidak kembali, kami akan menerimamu. Jadi, sekarang kembalilah ke masalah utama!

Seperti kata Vasily, kami sudah bersumpah kepadanya. Keselamatannya terjamin sampai dia berusia 18 tahun dan kau tidak akan pernah bisa membatalkan sumpah kami. Tapi, kau bisa merubahnya dengan kewenanganmu sebagai kepala keluarga saat ini." Pria itu tersenyum licik seperti ular. " Biarkan gadis itu hidup seperti sumpah kami, tapi berikan satu syarat padanya kalau dia masih mau hidup dalam naungan keluarga Castello. Dia harus menjadi salah satu Hitman level S sebelum memasuki usia 18 tahun. Dengan begitu, dia akan belajar untuk mempertahankan dirinya sendiri dan meminimalisir lubang yang diciptakannya karena dia seorang wanita lemah. Kau takut keluargamu diserang lewat lubang yang dibuatnya, bukan?"

Si pemuda Italia mengangguk cepat. Tepat seperti yang di katakan pria amerika itu. Keluarganya sangat mudah diserang lewat anak perempuan sialan itu. Dia tidak mau keluarganya hancur karena anak yang seharusnya tidak perlu hadir di dunia ini.

Jeda panjang mengisi ruangan itu. Tidak ada yang berkomentar lagi sampai pria bercodet berbicara menutup perkara yang sudah hampir 2 jam mereka bicarakan.

" Jadi, semuanya di putuskan pada pertemuan ke 4 setelah ini. Menurutku ini keputusan terbaik. Kita akan menunggu apakah si pewaris akan kembali, dan apakah gadis kecil ini pantas untuk dipertahankan setelah perjanjian lama kita berakhir." Ungkap si pria bercodet sambil berdiri dari kursinya. " Kurasa, urusan kita sudah selesai. Aku pergi duluan." Tanpa menunggu persetujuan ke 4 orang lainnya dia keluar dari ruangan beratap tinggi itu.

Di depan pintu ganda ruangan beratap tinggi, seorang pemuda Italia berumur belasan tahun menunggu dengan gelisah sampai si pria bercodet keluar dari ruangan itu. Pemuda itu langsung menghampirinya. Tanpa bertanya pun, si pria bercodet sudah tahu pertanyaan yang akan keluar dari mulut pemuda itu. Dia hanya menggeleng lemah. " Tanyakan saja pada Tsukasa." Dan dia meninggalkan si pemuda.

Pria bercodet itu berjalan dengan menyeret kakinya di sepanjang lorong. Langkahnya terhenti ketika melihat seorang anak gadis kecil berambut hitam riap - riap tertidur di sofa. Wajahnya yang separuh asia sangat damai mengingat vonis yang baru saja di jatuhkan kepadanya. Pria itu menghampiri si gadis kecil dan berjongkok di dekatnya. Dia mengelus pelan kepala gadis itu lalu mengecupnya.

" Semoga bintang - bintang selalu menyertaimu, manis." Bisiknya.

Hitwoman?! ( On Holds)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang