Mendekap Sang Malaikat (Rafael)

55.5K 2.4K 150
                                    

Maaf bila banyak typo bertebaran dan feel n scene yang kurang mengena di hati. Jangan lupa vote dan komennya..Semoga suka..

****

Rafael memandang ke seberang meja makannya. Wanita paruh baya bersanggul kecil elegan yang sedang menikmati makan malamnya.

"Jadi kapan nih mami punya mantu, Raf? "

Uhuukk.. Rafael tersedak seiris daging terakhir yang baru saja ia telan.
"Mami, apaan, sih.. "Rafael masih terbatuk menanggapi pertanyaan maminya.

"Mami udah makin tua, Raf.. Umur kamu juga udah hampir 30taun. Udah waktunya mami gendong cucu. "ujar mami tenang menyelesaikan makannya.

"Rafael belum ketemu yang pas, mi..Rafael mau cari yang bener-bener cinta ama Raf, yang nggak hanya liat siapa Raf."elak Rafael seperti biasa.

"Bosen, Raf.. Alasanmu itu terus. Semua wanita yang kenal kamu pasti bakal tau siapa kamu. Ya sudah ini mami bawakan pilihan buat kamu. Ada nama sama nomer kontaknya. Itu semua anak temen-temennya mami sama papi.. Kamu pilih aja sendiri. "

Mami menaruh tumpukan foto belasan gadis muda di sebelah piring Rafael yang sudah kosong. Rafael hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan minumnya. Makin tak bisa memahami permintaan maminya.

"Cepatlah pilih..! Biar mami bisa cepat pulang ke rumah besar. Capek tau mami naik turun gedung setinggi ini. " gerutu mami yang disambut kekehan geli Rafael.

"Mamiii.. Yang minta mami ke sini tiap hari siapa. Lagian mami naik turun kan pake lift. Capek dari mana coba? Lagian mami kan tiap hari juga pulang ke rumah. Alasan mami makin nggak jelas deh. " Rafael tersenyum geli melihat kilat usil di mata maminya.

"Mami mana sih yang tega ngebiarin anak satu-satunya tinggal sendirian di apartemen. Cepat lah cari istri biar ada yang nemenin kamu. "ulang mami

"Maam,, Raf, udah 5 tahun tinggal di sini. Rafael juga nggak bakal kesepian. Banyak kok cewek yang mau nemenin Rafael. " elak Rafael yang dibalas dengan tepukan kesal di pundaknya.

"Berhenti main-main sama cewek-cewek nggak beres itu,Raaf..Mami nggak mau salah satu dari mereka ngaku hamil anak kamu. "

"Raf main aman kok. Mami tenang aja. Ayo sekarang mami Raf antar pulang. "

"Kamu itu yaa.. Eh.. Kamu ngusir mami..?? " Rafael tertawa lepas saat mami menggerutu namun tetap mengambil tasnya dan tersenyum.

Rafael mengantar maminya sampai di depan lift. Setelah mendengar rentetan nasihat yang hampir tiap hari selama 2 minggu ini ia dengarkan, Rafael melambaikan tangan ke arah pintu lift yang perlahan menutup dan membawa sang mami turun.

Rafael meraih HP yang tergeletak di meja makan dan memanggil nomer yang hampir tiap malam juga menelponnya.

"Halo, Raul. Malam ini gue ke tempat lo.. Siapin yang spesial ya. Don't..jangan yang rambut merah kemarin. Gue dah pakai dia 2x bulan lalu. Ntar ngira gue ada rasa ke dia. Sip.. Oke sejam lagi gue nyampe sana. Bye. "

Malam ini Rafael akan berpesta sampai puas. Setelah 2 minggu menahan diri karena kedatangan sang mami yang kadang menginap tanpa menjelaskan alasannya. Tapi Rafael tahu maminya sedang mendesaknya untuk segera mencari pasangan.

Rafael Sancho Videl, 29 tahun. Pewaris tunggal Videl Enterprises Inc. Tingkah lakunya tak sesuci namanya dalam hal gaya hidup. Wanita baginya selama ini hanya pemuas nafsu dan teman untuk bersenang-senang. Dan jelas wanita seperti itu tak akan Rafael pilih untuk menjadi istrinya.
****

"Weeehhhee.. Si anak mami boleh keluar malam juga akhirnya.. "seru kawan-kawan Rafael saat pria itu memasuki bilik VIP di klub malam milik Raul yang tadi ditelpon Rafael.

One Shoot Adult StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang