5. Momen

12.9K 148 6
                                    

Sesuai janji, agak telat sedikit, dia datang jam 5 lebih 15 menitan, jujur saja aku deg-degan dan berdesir tidak karuan. Dia turun dari boncengan motor temannya, masih menggunakan batik seragam kerja warna dominan Hijau toska, hanya ditutup dengan sweeter mininya, kalian pasti tau bagaimana cantiknya Teller dengan seragamnya itu, saat melepaskan helmnya, rambutnya terurai tak diikat, setelah ngobrol sebentar dengan temen yang nganternya, dan dada-dada, pandangannya beredar mencariku. Aku melambai, dia tersenyum

"Hei, sori yaa nunggu lama. tapi message-ku nyampe kan?!" katanya setelah didepanku.

"Ngga papa. Iya, tapi harus tanggung jawab nunggu aku juga ngabisin kopiku. Udah terlajur pesen nih lama nungguin kamu." Entah bagaimana bisa aku bersiasat sesat seperti itu.

"Hahaha... bisa aja ngambil kesempatannya." tanpa aling-aling, sepertinya dia sadar, tapi juga nampaknya tak keberatan.

"Ok, aku juga mau dong green tea latte."

"Siap." Aku langsung beranjak menuju meja pesanan dan minta minuman yang dia inginkan.

"Jadi, mana?" tanyanya langsung aja to the point

"Apanya?" aku pura-pua lupa.

"Print ooutnya lah! Emngya aku kesini mau kencan sama kamu."

"Hahahaha... Galak amat." Aku segera membuka tas dan megambilkan yang dia inginkan. Dia menerima dan membuka-bukanya. Tak lama kemudian pesanan green tea latte-nya datang.

"Makasih a" Ia tujukan pada pelayan yang mengantarkan. Diapun kembali membuka-buka print outnya. Diam-diam, sejak awal, aku benar-benar menikmati moment pertemuan ini, gerak-geriknya, suaranya, senyumnya, seperti terekam sempurna dan menciptakan perasaan tersendiri dalam fikiranku.

"Kamu tau, kadang hidup tak adil yaa?" kataku menyela, sengaja membuat pembicaran

"Eh, kenapa memang?" dia seperti terkejut, dan menoleh ke arahku.

"Yaa... kamu udah tau kalo aku suka sama kamu, tapi aku.. nggak jelas!" ucapku seperti sambil menggerutu.

"Hahahaha...!" dia tertawa cukup lebar, akupun surprise melihatnya. *yaa... Tuhan, sungguh beruntung siapapun yang Kau jadikan Suaminya

"Sori Sori. OK, kita bahas itu sekarang yaa?" lanjutnya lalu menaruh lembaran-lembaran yang dari tadi menjadi fokusnya. Dia masih tersenyum saat sambil mengambil gelas tea latte dan mengurasnya dari sedotan. Dan Obrolan mengalir.... Akupun sudah bisa mulai menguasai keadaan. Kini aku menjadi aku, yang seperti remaja, yang seperti sedang mengobrol dengan perempuan yang paling aku cinta, aku lupa Istriku, aku lupa rumahku, aku lupa pekerjaanku, aku bahagia sekali melihat dia tertawa, aku hanya ingin memilikinya....

SelingkuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang