15. Who Angel?

1.7K 86 2
                                    

"Kamu mau kemana?" tanya Putra yang menurut Meyla sok perhatian setelah ketahuan selingkuh, dengan kasar Meyla menepis tangan Putra yang memegangi tubuhnya.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu," teriak Meyla marah.

"Ya oke deh... aku cuci tangan dulu ya," sambung Putra sambil berlalu menuju kamar mandi setelah beberapa saat Putra kembali dan berusaha menolong Meyla untuk berjalan tetapi lagi-lagi Meyla menepis tangan Putra, dan dengan bingung pun Putra bertanya, "lah kan aku sudah cuci tangan, kenapa gak mau di pegang?"

"Tangan kamu kotor karena habis nyentuh cewek," kata Meyla sambil berusaha berjalan menuju kamar mandi, tapi tetap saja Putra tak menyerah. Putra mengikuti langkah pelan Meyla dari belakang sambil berkata "Ya iyalah kan aku habis pegang kamu tadi,"

Polos ... sikap Putra sangat polos.

"Maksud aku kamu pegang wanita lain," Meyla kembali berkata sambil mendorong dada Putra.

"Oh iya ya ... aku tadi habis salaman ama Dewi,"

Putra hebat, dan sangat sempurna berakting menurut Meyla. Karena kesal dengan kepolosan dan ketidak bersalahan sikap dan kalimat yang Putra ucapkan. Meyla membanting Pintu kamar mandi dengan keras. Dia tidak perduli apakah pintu itu lepas
Sekarang dia butuh pelampiasan.

Putra pun hanya bisa bersyukur sambil mengelus dadanya. Dia bersyukur karena daun pintu tidak mengenai hidung atau jidatnya. Tidak terbayang bagaimana sakitnya jika daun pintu itu mengenainya.

Meyla keluar dari kamar mandi, dia memandang seisi kamar mencari keberadaan Putra. Dia bersyukur karena Putra tidak ada di kamar. Meyla pun menuju kasur, dia butuh istirahat dan dia ingin mengistirahatkan hati dan pikirannya sebentar.

Baru saja dia ingin tertidur, terdengar suara pintu kamar yang terbuka. Di sana tampak Putra membawa baki berisi makanan. Putra nampak kesusahan membawa baki tersebut, ingin rasanya Meyla menolong Putra tapi dia masih marah, ngambek, dan bingung dengan sikap Putra. Putra seperti punya dua kepribadian. Apa perlu dia memeriksakan Putra ke dokter jiwa.

'Tuhan ... rasanya kepala ini mau pecah' pikir Meyla sambil memegangi kepalanya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Putra khawatir, tapi yang di tanya malah menjawab "Emang kenapa, bukannya kamu senang kalau aku sakit."

"Gak ada suami yang senang istrinya sakit," balas Putra sabar.

"Ada kok dan banyak, suami yang punya selingkuhan dan ingin menyingkirkan istri pertamanya," kata Meyla menatap dengan tajam.

"Syukurlah aku laki-laki tipe setia."

"Iya kamu setia sama selingkuhan," Meyla berbaring menutupi seluruh tubuh sampai kepalanya dengan selimut.

"Makan dulu, minum obat baru tidur," ucap Putra.

"Gak mau."

"Makan dengan mulut sendiri ... atau makan dari mulutku," ucap Putra tegas dan Meyla tahu tidak ada nada bercanda dari kalimat yang di keluarkan Putra.

"Oke aku hitung, satu ... dua ...

"Kamu mau makan dari mulut kamu sendiri, atau makan dari mulut aku," ucap Putra tegas dan tidak ada nada bercanda yang terdengar. Dan Putra pun mulai menghitung,

Satu ... dua ...

Tidak sampai dihitungan ke-tiga Meyla membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan.

"Oke ... aku akan makan tapi jawab dulu pertanyaan dariku."

"Pertanyaan yang mana?" tanya Putra.

Pasanganku AnehDonde viven las historias. Descúbrelo ahora