6#lotb

15.5K 2.8K 81
                                    

Pagi kali ini yang mengejutkan dan membuat Illy gagap bukan karna Ali yang bertelanjang dada lalu menceburkan diri kekolam renang. Tapi seorang perempuan berbikini yang membuka pintu lalu beranjak menceburkan diri ke kolam renang tanpa menjawab ucapan selamat paginya.

"Siapa dia?" Illy bergumam sendiri tapi seketika ia mencoba tak peduli. Bukan urusannya. Urusannya dirumah ini hanyalah jadi pembantu.

"Yang kamu bilang Bik Iler ternyata anak ingusan ya Li!"

Illy menunduk melihat kakinya lalu naik keatas sampai dada. Melihat dirinya sendiri seperti itu hanya untuk meyakinkan apa benar dia seperti anak ingusan?

"Jangan bibik lah Li, jahat kamu!"

"Habisnya gue dipanggil bapak, kayak udah punya anak berapa!"

"Yakan anakmu harusnya banyak, tapi sering dibuang didinding kamar mandi!"

"Sotoyyyy......!"

Terdengar bunyi cipratan air didalam kolam.

"Eehh, masuk ke telinga aku tauuu!!"

Sepertinya Ali dibalas dan membalas sampai terdengar tawanya keluar dari kolam dan hilang entah kemana, mungkin masuk kedalam kamar diiringi teriakan perempuan itu dari dalam kolam renang.

Mendengar apa yang mereka bicarakan meskipun langkah kakinya berlalu dari dua orang yang sedang membicarakan dirinya itu dikolam renang, Illy mendengus tak suka.

'Perempuan macam apa datang hanya untuk mandi berenang memakai bikini dihadapan laki-laki?'

Menurut Illy berbikini didepan laki-laki yang  bukan muhrimnya bukanlah hal yang pantas dilakukan seorang perempuan berkelas. Justru tanpa sadar ia merendahkan diri dan mengurangi harga diri. Itu bagi yang merasa punya harga barangkali, kalau yang tak peduli ada harga atau tidak ya mungkin baginya sexy didepan seorang pria terlihat keren.

Fyuhhhh........suara napasnya sendiri yang dihempas terdengar halus ditelinga Illy sendiri.
Kenapa dadanya sesak tiba-tiba? Nyeri. Kenapa oranglain bisa sedekat itu dengan Ali sedangkan dia justru seperti rendahan karna menjadi seorang pembantu?

'Hei, bukankah aku pembantu berkelas? Sarjana ekonomi. Jangan biarkan dirimu nampak rendahan, Illy!'

"Ler, udah siap sarapannya?"

Ali dengan pakaian siap kerjanya memasuki dapur lalu bertanya sarapan yang sedang disiapkan Illy.

"Ini sedang saya siapkan, pak!" Tanpa memandang Ali, Illy sibuk mempersiapkan meja makan.

"Kamu nanti beresin kamar aku ya!" Ali berkata membuat telinga Illy menegak mendengarnya.

"Hah, apa pak?" Illy menoleh cepat karna terkejut Ali berucap menyuruhnya membereskan kamar. Kan selama ini Ali tak mau kamarnya dibereskan oleh Illy. Menurutnya itu kamar pribadi, tak harus ada yang tau seluk beluk kamarnya, apalagi oranglain.

"Bukan kamu, diaa..." Ali menunjuk dengan dagunya wanita itu yang melebarkan mata seketika. Rupanya dia juga tak menyangka Ali akan meminta membereskan kamarnya.

"Ooo..." bibir Illy membentuk huruf o menghilangkan rasa kecewa dan mengaburkan rasa malu karna salah paham.

'Makanya jadi cewek jangan pede lo, Illy!' batinnya menampar keras.

"Kenapa bukan dia, Ly, kan udah tugas dia?" Wanita itu sepertinya keberatan.

"Mau apa nggak? Kalau mau tetap disini dan bereskan kamarku, kalau nggak ya udah!" Bernada sarkatis Ali menyahut.

"Ck. Iya deh!" Sepertinya wanita itu terpaksa.

Sebenarnya Illy merasa tersinggung. Majikan tidak mempercayakan kamar pribadinya untuk dibereskan.

Love Of The BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang