BAB 5 - F

6.4K 308 33
                                    


Bab Sebelumnya...



BAB 5 - E


Meikel lalu menyendok nasi dari dalam rice cooker, uap panasnya keluar seiring tutupnya yang terbuka. Setelah itu membuka tudung saji dan mengambil lauk pauk yang sudah disediakan.

"Bu, Meikel makan dulu ya!" seru Meikel yang sudah duduk rapi di balik meja makan.

"Iya, makannya yang banyak!"

"Okeh."

Nyam... nyam... nyam... Meikel mulai menyantap menu makan siangnya. Baru juga beberapa suapan, Meikel merasakan ada sesuatu yang berbeda pada nasi yang dimakannya.

"Bu, kok nasinya asin sih?"

Ibu yang sedang berada di dapur segera menimpali, "Ah, masa nasinya asin sih? Ibu kan tidak bikin nasi liwet."

"Beneran, Bu. Nasinya asin!"

"Mungkin itu dari ikan asin yang kamu makan kali?" kata Ibu yang masih sibuk di dapur.

"Tapi Meikel belum makan ikan asinnya kok, Bu. Tuh masih di piring saji, belum diambil," ujar Meikel menyanggah.

"Ah masa, kok bisa asin sih?"

"Meikel mana tau? Tapi kata orang-orang kalau masakannya asin tandanya ada yang pengin kawin. Ibu pengin kawin lagi ya?" ucap Meikel.

"Huss... anak kecil sembarangan aja kalau ngomong. Memangnya nanti Ayah mau dikemanain?" sergah Ibu.

"Terus kenapa nasinya asin, Bu?" Meikel mulai mempertanyakan. Dirinya menangkap ada sesuatu yang tidak beres.


***


BAB 5 - F


"Hmm..." Ibu berpikir sejenak.

Tidak lama kemudian Ibu lalu mengambil piring dan menyendokan nasi dari dalam rice cooker.

"Sini Ibu coba dulu nasinya."

Meikel memperhatikan ibunya yang sedang mengambil nasi, "Nyobain kok ngeduknya sampe sepiring gitu sih, Bu?"

"Eeh ini tuh biar afdol nyobain nasinya," kata Ibu.

Meikel Cuma bisa manyun mendengarkannya.

"Nyam... nyam... rasa nasinya biasa saja ah. Ga ada asin-asinnya, malahan enak pulen. Maknyus rasanya," komentar Ibu.

"Lalu kenapa nasi yang Meikel coba rasanya asin, Bu?! Timpa Meikel.

"Kenapa yah?" pikiran Ibu menerawang sejenak kemudian menunduk memperhatikan Meikel. Seketika air muka ibu berubah keruh.

"Meikeeel.... pantesan aja nasi yang kamu makan itu asin!" gereget Ibu.

"Itu ingusnya disusutin dulu! Makanya pulang sekolah itu cuci muka, ganti baju, baru makan. Dasar jorok, pantesan asin!"

"Oh iya, Meikel lupa kalo lagi pilek." Meikel lalu lari ngacir ke kamar buat ganti baju. Tepatnya menghindar dari serangan jewer yang mungkin saja Ibu berikan.


***


Bersambung...

Jangan lupa difollow-follow...

Maaf kalo slow posting.



KONJUR ( Kontrakan Jurig )Where stories live. Discover now