chapter 1

775 92 31
                                    

' yunmi-ya ? Kapan kau ingin aku melamarmu ? ' ulang jongdae dalam pesan chatnya.

Yunmi melihat notif chat tersebut namun ia enggan untuk membukanya. Ya, bukannya tidak ingin tapi lebih tepatnya yunmi tidak tahu harus membalasnya seperti apa.

Yunmi tidak bisa tidur hingga larut malam. Gadis itu terus berpikir apa sebenarnya maksud jongdae. Jujur yunmi bingung dan ia juga takut kemungkinan jika jongdae hanya bercanda padanya. Ya, seperti teman-teman laki-lakinya yang lain.

Yunmi tidak tahu kapan ia tertidur. Pagi itu saat ia kembali dari alam mimpinya hal pertama yang terlintas di kepalanya adalah pesan mengejutkan dari jongdae semalam dan hal pertama lain yang ia lakukan adalah meraih ponselnya, memeriksa jika mungkin saja jongdae kembali mengirim pesan untuknya.

Namun, yunmi menghela nafasnya dalam cukup untuk menegaskan jika harapan gadis itu sirna. Apa yunmi berharap ? Apa ia mengharapkan pesan lain dari jongdae ? Pesan yang seolah menegaskan dan meyakinkannya jika hal itu bukanlah main-main.

Lagi-lagi yunmi hanya dapat menghela nafasnya dalam. Ia berusaha kembali pada logikanya dan berpikir jernih. Ya, mungkin saja semalam jongdae hanya bergurau kepadanya. Ya, pasti. Pemuda itu hanya bergurau. Yunmi berusaha membuat kesimpulan namun entah mengapa hatinya terasa tidak sepenuhnya mau dan di belahan lain hatinya ada sebuah perasaan yang yunmi tidak tahu mengapa ia merasa tersakiti karenanya.

Satu bulan berlalu begitu cepat. Yunmi kembali melakukan rutinitas hariannya yang begitu padat. Hari ini terlalu banyak operasi yang ia lakukan. Yunmi merasa lelah. Tangan, punggung, kaki, leher dan seluruh anggota tubuhnya terasa remuk.

Yunmi beranjak menuju ruang istirahat setelah ia selesai berganti pakaian. Gadis itu meraih ponsel yang sebelumnya ia matikan di dalam saku jasnya.

Ting!

Ting! Ting!

Begitu banyak notif masuk bahkan belum satu menit ponselnya menyala. Yunmi memeriksa deretan notif tersebut dan benar saja grup sekolah menengahnyalah yang begitu ribut di mana sang admin yang merupakan temannya sendiri membagikan undangan reuni angkatan mereka tahun ini.

Yunmi terdiam. Perasaan yang tiap tahun menghampirinya di saat ia menerima undangan tersebut kembali lagi. Perasaan serba salah untuk datang atau tidak. Perasaan benci untuk selalu menjadi bahan tertawaan di setiap tahunnya.

Tapi kali ini berbeda, bagi yunmi tahun ini ke khawatirannya bertambah. Jongdae, ya pemuda itu pasti juga menerima undangan yang sama dengannya. Entah karena alasan apa, yang jelas yunmi merasa tidak nyaman untuk bertemu dengan jongdae. Yunmi takut jika karena pesan tersebut ia akan merasa canggung saat bertemu langsung dengannya.

Atau haruskah yunmi mengeraskan hatinya ? Ya, kesempatan ini bisa ia manfaatkan untuk bertanya langsung dengan jongdae alasan mengapa pemuda itu tiba-tiba mengiriminya pesan dengan isi yang- menyebalkan bagi yunmi untuk mengingatnya. Tapi bukankah yunmi yang tidak membalasnya ? Bisa saja jongdae patah hati karenanya. Ya, ia bisa saja menjadi orang yang bersalah.

"Hahhh!" Yunmi menghela nafasnya, dadanya terasa begitu sesak. Gadis itu mengusap wajahnya kasar karena terlalu pusing memikirkan berbagai hal yang bahkan kecil kemungkinan hal itu benar.

Ting!

Ponsel yunmi kembali memunculkan notif di mana isi dari chat grup tersebut meminta konfirmasi bagi siapapun yang bisa berhadir.

"Apa aku tanyakan saja ?" Gumam yunmi pelan menatap layar ponselnya.

Yunmi mengambil nafasnya dalam, dengan mengangguk pasti sebelumnya ia lalu melancarkan jempolnya mengetik deretan huruf lalu mengirimnya.

Crush On YouOnde histórias criam vida. Descubra agora