3

84 9 0
                                    

Mentari bersinar terang hari ini, kontras dengan cuaca kemarin, dimana hampir seharian hujan mengguyur daerah Seoul. Teriknya mentari musim panas ternyata mampu membuat sekumpulan remaja dalam balutan seragam SMU Bangtan memilih untuk singgah ke kedai cepat saji yang letaknya tak begitu jauh dari arena lapangan basket. Tubuh mereka terlihat basah oleh keringat akibat aktifitas mereka sebelumnya.

Mereka berbondong-bondong masuk kedalam kedai cepat saji. Sedikit tergesa, mengingat tubuh mereka sudah merindukan belaian menyejukkan dari pendingin ruangan yang terpasang didalam kedai. Begitu mereka menginjakkan kaki, mereka langsung bergegas menuju meja yang tepat berada dibawah pendingin udara. Jimin—yang berada ditengah gerombolan remaja itu hanya bisa menghela nafas melihat tingkah pola teman-temannya. Meskipun ia juga kepanasan, setidaknya ia masih memiliki harga diri untuk tidak bertingkah seperti musafir yang telah melakukan perjalanan panjang menyeberang gurun.

"Hoi, kalian mau pesan apa? Kihyun yang traktir hari ini!" seorang pemuda berkulit tan berteriak dengan semangat sambil menunjuk teman bersurai pirangnya yang tengah menolak tak rela. Satu-satunya namja berkacamata disana—Kim Taehyung, berdehem,

"Aku ingin cola saja." Si kulit tan —Kim Mingyu—cuman mencibir, ia beralih pada sosok namja imut disamping namja berkacamata,

"Kau mau pesan apa Jungkook"
Jungkook terlihat berpikir, wajahnya itu menunjukkan sedikit antusias, "Aku ikut Taehyung pesan saja." Mingyu cuma menghela nafas, sesekali tangannya menjambak surai pirang milik Kihyun—karena namja pirang itu tiada henti merengek tentang nasib dompetnya yang mungkin akan sekarat setelah ini.
Namja tan itu beralih pada Jimin yang masih duduk kalem dipojokan, "Kau pesan apa Jimin?"

"Samakan saja dengan Taehyung," balasnya. Sepasang maniknya memandang langit biru yang bisa ia nikmati dibalik jendela.

Ah, langit sedang cerah hari ini. Dan entah mengapa, cerahnya langit diluar sana mengingatkan dirinya akan atensi namja berlidah tajam yang ditemuinya kemarin.
Jimin memangku tangan, seulas senyum tipis terpatri, batinnya bertanya, akankah ia bisa bertemu dengan namja manis itu lagi?

Namja itu membuang nafas, merasa jika pikirannya barusan seperti pemikiran seorang gadis remaja yang tengah dimabuk cinta. Ia pun mengalihkan pandangannya; takut terlalu lama memandang langit bisa membuatnya semakin gila.

Sayangnya, pandangan matanya justru jatuh pada sejumput warna mint yang menyembul dibalik antrian manusia yang tengah memesan makanan. Warna mint yang berasal dari surai seorang namja yang mengenakan kemeja biru muda dengan kaus abu-abu didalamnya yang tengah membawa nampan berisi segelas minuman dingin dan juga kentang goreng.

Ah, orang itu. Jimin mengulas seringai, ia segera bangkit dari duduknya guna menghampiri sosok tersebut. Tak ia hiraukan pertanyaan dari teman-temannya yang kaget akan tingkah abnormalnya hari ini.

Namja itu langsung menghempaskan pantatnya pada bangku yang berada didepan si surai mint begitu nampan itu bertemu dengan meja. Ia masih mempertahankan senyum menawannya meski sosok didepannya itu tengah menatapnya datar; namun sepasang manik coklat itu juga terlihat terkejut dan bingung mungkin.

"Tak kusangka kita kembali bertemu, Yoongi. Ah, apa ini disebut dengan kebetulan?" Jimin buka suara, niat hati ingin sedikit menggoda, namun hanya reaksi datar yang ia dapatkan.

Seperti mengabaikan sosok didepannya. Tubuh mungil itu menempatkan dirinya dengan nyaman dikursinya, bibirnya pun menyeruput minuman yang ia bawa dengan sepasang mata yang justru terfokus pada deretan hangeul yang tercetak pada buku. Jimin mendadak jengkel.

"Dimana sopan santunmu ketika ada yang berbicara padamu?" Manik coklat itu melirik sejenak,
"Seharusnya aku yang berkata begitu padamu Jimin-ssi, dimana sopan santunmu?"
"Huh?" Jimin mendadak dungu. Bukan karena ucapan Yoongi barusan, tapi lebih tepatnya ia menjadi dungu karena terpana dengan suara halus milik Yoongi.
"Itu bangku untuk seseorang, dan kau seenaknya duduk disitu. Lagipula kau sangat tidak sopan memanggil orang yang lebih tua darimu dengan sok akrab, kau tahu?" Jimin bingung, jelas.

Rain [Minyoon]Where stories live. Discover now