5

89 12 1
                                    

A/N : Hai hai '0'/ sengaja taro author note nya diatas biar keliatan, young minta maaf karena late update u.u young lagi kena wb u.u ditambah young sekarang mau masuk kuliah jadi akhir-akhir ini young sibuk banget, maafkan young readers-nim


Happy Reading \(^0^)/


Jalan terlihat lengang, tak banyak orang yang rela berjalan dibawah guyuran hujan yang cukup deras jika mereka bisa memilih untuk duduk berdiam diri didalam rumah ditemani secangkar teh jahe yang hangat. Apalagi, hujan tiada henti mengguyur semenjak ayam jantan berkokok hingga sore hari begini. Tentu, semakin banyak orang yang malas untuk keluar rumah kecuali untuk hal penting.

Namun, hal tersebut tak berlaku untuk seorang namja bersurai mint yang terlihat berjalan ditengah tirai air. Tubuh kecil berbalut jaket putih miliknya digosok pelan oleh tangan yang terbebas dari payung, mengusir hawa dingin yang dibawa oleh angin.

Jika saja ia tidak memiliki kewajiban untuk menghadiri jadwal kuliah hari ini, ia tentu akan memilih untuk duduk santai diapartemennya dengan ditemani musik kesukaannya dan juga secangkir coklat panas. Ah, surga dunia sekali~. Maka, Yoongi pun mempercepat langkahnya untuk kembali pulang. Bayangan segelas coklat panas membuatnya semakin merindukan apartemennya yang menyajikan kehangatan favoritnya.

Langkah kakinya berhenti begitu lampu penunjuk jalan menunjukan warna merah bagi pejalan kaki. Ia menghela nafas, perjalanannya sedikit terhambat. Diliriknya arloji yang melingkar manis dipergelangan tangannya.

Pukul 4 sore.

Ia tidak menyangka jika rangkaian kelas yang harus ia hadiri dari jam 10 baru berakhir sesore ini. Ia jadi berpikir untuk meminta jadwal yang baru. Yoongi menghela nafas, ia mengalihkan pandangannya dari arloji miliknya dan memandang langit berhujan yang sedikit tertutup oleh payung berwarna oranye cerah yang ia gunakan.

Hujan masih betah membasahi bumi, dan mungkin akan berlangsung lama. Yoongi pun memutuskan untuk tak ambil pusing, ia mengalihkan pandangannya dari langit, menatap lurus keseberang jalan. Maniknya seketika melebar.

Payung putih itu...

Surai oranye itu...

"Park Jimin?" gumamnya. Tubuhnya seolah beku, terpaku oleh gravitasi. Tak berminat untuk beranjak meski lampu telah berubah warna menjadi hijau.

Ia masih bertahan pada posisinya, sampai sosok Jimin berdiri tepat dihadapannya. Bahkan Yoongi bisa merasakan jika payung mereka saling bersentuhan satu sama lain, membuat tetesan air hujan tak mampu menjamah tubuh kering mereka. Jimin menyunggingkan senyum tipis, dalam hati geli akan ekspresi bingung yang bercampur dengan ekspresi datar milik sang namja,

"Kita bertemu lagi Yoongi, dihari berhujan keempat." Tubuh mungil itu tersentak,
"kau benar, ini hari berhujan keempat kita bertemu." Keduanya saling melempar senyum, tak peduli akan kehadiran orang lain yang lewat disekitar mereka—meski tak banyak. Tatapan mereka seolah hanya terfokus oleh objek dihadapan mereka saja. Tak ada yang lebih penting dan menarik dibandingkan ini.
"Kau ingin tau mengapa kau menjadi jenis manusia yang berbeda?" Jimin buka suara, membuka topik pembicaraan mereka tempo hari.

Yoongi mengangguk dengan antusias, percakapannya dengan Jimin tempo hari nyatanya mampu membuatnya tak bisa tidur selama beberapa hari. Bahkan, saking penasarannya ia bertanya pada teman-teman kuliahnya, mesin pencari di internet pun sudah ia interograsi. Namun, hasilnya nihil. Alih-alih mendapat jawaban, ia justru dijadikan bahan guyonan oleh salah satu sunbaenya.

"Karena kau ini manusia yang unik, Yoongi sunbae." Bulu kuduk meremang mendengar namja bersurai oranye itu memanggilnya dengan embel-embel sunbae.

Rain [Minyoon]Where stories live. Discover now