Prolog

17.3K 717 3
                                    

Seorang wanita paruh baya mengelus permukaan buku yang cukup tebal, sedangkan suaminya menatap nya lekat.

"Katakan, sejak kapan? " ucap si wanita.

"Apanya? "jawab suaminya datar.

" Suamiku sayang, aku mengenal mu sangat baik bahkan jauh sebelum  kita menikah, sejak awal aku sadar kekurangan ku sayang" ucap si wanita dengan tertunduk, air matanya mulai mengalir "aku hanya kecewa, kau tidak bilang jauh lebih awal.." ucapnya dengan tersedu.

Suaminya diam, tidak ada tanda akan menjawab, ekspresinya pun tak berubah tetap saja datar.

"Siapa anak itu? Berapa umur nya sekarang? Pasti dia tampan seperti mu! "wanita itu menghapus air matanya dan memasang senyum getir.

"Aku rasa kau tak perlu tahu" jawab sang suami akhirnya.

"Suamiku, aku sadari kekurangan ku ini, aku memang tidak bisa mengandung entah apa penyebabnya. Dan aku juga berharap memiliki anak, setidaknya aku hanya minta sedikit kau berbagi perasaan bahagiamu sayang... "

Si suami bangkit dari kursi duduknya dan mendekat"dan membuat mu semakin tersiksa? Itu maumu? Kau berlagak seakan tegar, tapi sebaliknya kau sangat lemah" suami membelai rambut istrinya.

"Lakukan lah terakhir kalinya dan aku akan lepaskan kau.. "ucap sang istri.

Diam sejenak. Dan akhirnya sang suami paham apa yang dimaksud. Mereka bercinta. Tanpa tahu bahwa sembilan bulan lagi ia memiliki satu lagi anak laki-laki dan akn kehilangan istrinya ini.

***

Far Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang