Chapter 7

653 73 14
                                    


Happy reading!

.

Angin berhembus cukup kencang membuat kumpulan awan bergerak menutupi sinar matahari yang terik. Perlahan hembusan angin sedikit berkurang, terasa sedang membelai lembut wajah seorang namja yang tampan. Garis wajah namja itu terlihat tegas namun jika diperhatikan, wajah namja itu terlihat menyejukan. Tak pernah bosan untuk memandang wajahnya yang tampan. Dengan tinggi semampai, namja itu cukup menonjol saat kakinya membawanya keluar dari gedung A.

"Sudah makan siang?" Namja itu tersentak kecil saat ada seorang namja dengan senyum lebar muncul.

Jeon Wonwoo, namja itu menggeleng.

"Kalau begitu ayo kita makan siang?"

"Jangan suka memaksak ku untuk makan, Seokmin." Wonwoo menekan suaranya.

Seokmin sadar jika Wonwoo sedang dalam kondisi yang buruk. Ada beberapa hal yang bisa membuat mood seorang Wonwoo memburuk, salah satunya Kim Mingyu. Seokmin selalu sedih saat Wonwoo masih terikat dengan namja jangkung tersebut. "Kau bisa sakit Wonwoo."

"Tidak akan." Baru dua langkah Wonwoo melewati Seokmin, namja berwajah emo itu merintih kesakitan. Ia memegangi perutnya yang terasa perih.

"Wonwoo!" Kaki Wonwoo tidak sanggup untuk menahan bobot badannya dan langsung terkulai lemas di tangan Seokmin.

"Ada apa dengan Wonwoo?!"

"Jisoo hyung, bantu aku bawa Wonwoo ke ruang kesehatan!"

.
.
.

Namanya Kim Mingyu, namja dengan tinggi seratus delapan puluh tujuh sentimeter itu terlihat tampan dengan kulit tan miliknya. Senyumnya menawan karena ada sentuhan manis dari kedua gigi taringnya. Umurnya hampir menginjak angka sembilan belas tahun, namun Junghan pernah berkata jika sikap Mingyu tidak menunjukan umur sembilan belas tahun.

Pandai masak, pemegang sabuk hitam taekwondo walau tidak sejago Hoshi dan perlu diingatkan jika Mingyu pernah dilempar oleh Seungcheol saat namja bemarga Choi itu latihan judo. Memiliki tubuh ideal seorang namja dan otaknya sangat cemerlang. Namun tetap saja tak ada yang sempurna di dunia ini.

Terkadang Mingyu itu seperti anak kecil yang egois. Mingyu belum sedewasa Chan yang notabene lebih muda darinya. Buktinya Wonwoo. Namja itu pernah jatuh hati padanya dan Mingyu menjadikan Wonwoo miliknya, namun Mingyu dengan mudah melonggarkan tali hingga Wonwoo terlepas darinya.

Kini Mingyu sedang duduk berhadapan dengan seorang namja yang akhir-akhir ini menemaninya. Mungkin bahasa kasarnya adalah tempat Mingyu melampiasakan perasaannya atau nama lainnya pengganti Wonwoo.

Kolam lotus menjadi saksi bisu bagaimana Mingyu tersenyum manis pada Minghao, namja polos yang tak tahu apa-apa.

"Minghao-ya, aku ingin bicara sesuatu." Dada Mingyu berdegup tak teratur. Perasaan yang sama seperti dulu saat ia menyatakan perasaan pada Wonwoo. Tapi kali ini sedikit berbeda.

"Bicara apa?" Tanya Minghao polos. Minghao memang termasuk innocent untuk ukuran namja seperti dirinya. Wajahnya terlalu polos hingga setiap orang melihatnya ingin menculik Minghao.

Mingyu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia tertunduk lalu menghela napas dalam. Jangan tanya bagaimana perasaan Mingyu saat ini, ia sendiri bingung. Akhir-akhir ini benih yang tertanam di hatinya mulai tumbuh menjadi kecambah dan itu sanggat mengganggu Mingyu. Ia masih tidak tahu akan tumbuh menjadi apa.

"Aku menyukaimu, Minghao-ya." Kalimat itu begitu saja keluar dari mulut Mingyu. Terlalu mudah dan cepat.

Tak ada jawaban dari Minghao, membuat Mingyu bingung. Ia mengakat kepalanya. Pemandangan selanjutnya yang ia lihat adalah sebuah headset biru sedang menghiasi kepala Minghao. Seorang namja tampan memakainya pada Minghao dan menatap Mingyu dengan tatapan tidak bisa ditebak.

First Love (SoonHoon) (complete)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora