Drunk

1.9K 114 10
                                    

.
.
.
.
.

Aku mengetuk2 pulpen di meja seraya menonton jay menyalin hasil wawancaranya ke laptop.

Tadi itu cukup menyenangkan.

Ternyata avan juga punya selera humor. Andai saja dia tidak mengenal syahla,

Andai..

aku akan berteman dengannya.

Sungguh

"Selesai. Aku tinggal mengeditnya sedikit. Kita bisa mengumpulkan filmya besok" jay mematikan kamera dan laptopnya

Aku mengangguk

"Hei bagaimana kalau kita bersenang senang malam ini?" Jay menatapku

Aku mengeryitkan dahi

"Club ofcourse. Aku haus beer" jay tersenyum miring.

Aku berfikir sejenak.

"Baiklah" jawabku. Lagi pula sudah agak lama saat terakhir kali aku ke club.

"Aku akan menunggumu di depan Cargo club. See you later" kami ber-high five ria dan jay pergi membawa tas backpack yang berisi laptop dan kamera

Lagipula hari ini aku libur bekerja. Jadi apa salahnya bukan???

.
.
.
.
.

6.20 P. M

Tling!

Layar iPhone ku menyala. Sebuah pesan dari no. tidak di kenal masuk. Aku membuka lockscreen dan membacanya sambil mengeringkan rambut yang basah karena keramas

"Hei zayn, ini sid. Bagaimana kalau kau datng malam ini? Kami akan mengadakan perayaan"

Aku berdecak sebal. Bukan karena dia mengajakku ikut tpi karena dia baru memberitahuku sekarang.

"Ah aku kan bisa menolak ajakan jay tadi. Kalau sudah seperti ini aku harus apa? " batinku.

Aku mengetik 'tentu. Akan ku usahakan' dan menyentuh tanda send

Tiba2 sebuah ide muncul di fikiranku.

Aku menaruh handphone dan memakai pakaian, menyisir rambut dengan cepat lalu turun ke bawah.

"Hei ni aku akan menyelesaikan project remedial dengan jay" ucapku mengambil mantel yang tergantung

Niall sedang duduk bersila sambil menonton tv dengan semangkuk popcorn di pangkuannya.

"Kau bilang itu sudah selesai" gumamya

"Ya tadinya, tapi Jay memberitahuku ada sedikit problem, kami tinggal mengeditnya sedikit lagi"

Niall mengangguk. Tatapannya masih ke arah tv di depannya

"Kalau aku tidak pulang berarti aku menginap di rumahnya"

"Jadi kau sudah punya teman baru? " niall menyipitkan matanya.

"Tenang saja. Kau masih ada di hatiku" ucapku dengan kedua tangan membentuk 'love'

"Menjijikkan" dia melemparkan satu popcornnya ke arahku

"Byee" pekikku lalu bergegas keluar rumah.

Kalau niall tau aku pergi ke club pasti dia akan memarahiku. Hhh dia seperti ibu saja. Aku tersenyum memikirkan itu

.
.
.
.
.
.

Jay melambaikan tangan saat aku sudah berada di Rivington Street.

Aku menghampiri jay

"Ayo masuk" ajaknya.

TA'ARUFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang