ch 2 - perdebatan Namjin

11.3K 1.1K 231
                                    

"Namjoon, jimin kita masih kecil. Kenapa kau terburu-buru sekali."

"Tidak, seokjin. Dia sudah masuk sma sekarang. Aku tidak mau hormon remajanya nanti tersalurkan pada orang yang salah."

"Tapi tetap saja tidak benar kalau kau menikahkannya dengan orang yang jelas jauh lebih tua daripada chim-chim kita."

"Jungkook hanya berbeda 10 tahun dengan jimin."

"Hanya katamu?! Saat jimin kita masuk tk , si jungkook itu pasti sudah merasakan yang namanya mimpi basah, namjoon."

"Justru itu. Dia pasti bisa menahan diri di usianya yang sekarang ini. Bukankah ini menguntungkan?"

"Apanya yang menguntungkan-"

"Dengar, sayang. Disaat jimin kita merasa Hot-"

Plakkk

"Aww kenapa kau memukulku. Ini sakit, seokjin-ie~"

"Kau sembarangan membicarakan putera kecilku seperti itu. Bagaimana aku tidak memukulmu?!"

"Tapi dia puteraku juga. Aku yang menanamnya sendiri-aw aw sudah jangan pukul aku lagi..aww. Aww.."

"Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang hamil huh???!!"

-kata seokjin sambil memukuli suaminya dengan membabi buta.

Namjoon tidak bisa membayangkan bagaimana dia harus hamil seperti seokjin-nya dulu. Waktu melahirkan saja, ia tidak sanggup melihat malaikatnya itu berjuang diantara hidup dan mati barang sedetikpun.

Mungkin mendapatkan jimin adalah karma baginya yang sangat penakut melebihi seorang yeoja saat itu. Nyatanya jimin tidak seperti yang ia harapkan. Dibandingkan seorang anak gagah berani yang diidam-idamkan namjoon, jimin malah tumbuh menjadi namja manis dengan tubuh yang sangat mungil sekali.

Sempat ia bertanya-tanya. Apakah seokjin selingkuh dibelakangnya??
Mengapa jimin begitu pendek, sementara kedua orangtuanya punya tinggi badan yang menjulang. Sangat kontras sekali. Padahal anaknya itu cukup gembul. Lihat saja pipinya yang sudah sebundar bakpau itu. Dia itu sebenarnya mirip siapa-

"Apa yang kau pikirkan, huh??!!!"

"Ah tidak sayang~~~"

-jawab namjoon dengan sedikit senyum yang dipaksakan.

"Kau tahu, namjoon. Bagaimana kalau jungkook itu tidak seperti yang kita harapkan."

Namjoon melihat kekhawatiran diwajah isterinya. Kemudian ia menggenggam tangan seokjin, berusaha meyakinkannya.

"Jungkook sudah menjadi seorang CEO di usianya yang baru 25 tahun. Bukan tanpa alasan aku memilihnya, Seokjin. Dia adalah putera sahabatku, Jeon hoseok. Kau kenal dia kan-"

"Ah tentu saja. Dia adalah suaminya mantanmu itu."

"Hey, mana mungkin aku mau sama yoongi yang sangar begitu-"

"Ah aku mengerti sekarang. Kau menjodohkan anakku dengan anaknya agar kau bisa melanjutkan cintamu yang tidak sampai padanya itu kan. Ayo mengakulahh!!!!"

Gulp..

Namjoon menelan ludahnya dengan susah payah. Seokjin akan menjadi menyeramkan kalau sedang marah begini.

Tapi kan ia tidak salah sama sekali.

"Seokjin, dengarkan penjelasanku dulu. Itu, sebenarnya aku yang membantu hoseok untuk mendapatkan yoongi. Dia berjanji akan membantuku agar mendapatkanmu juga. Karena waktu itu kau berteman baik dengannya, itu cukup mudah baginya. Sementata aku harus susah payah mencari informasi tentang si yoongi itu. Kau tidak tahu saja bagaimana penderitaanku demi mendapatkanmu, sayang. Kau malah menambah-nambahnya dengan pergi dariku begitu lama, padahal aku sudah berhasil membuat hoseok dan yoongi jadian. Mereka bahkan sudah menikah dan punya anak, kau baru kembali. Dan aku masih harus mengejar-ngejarmu. Tahukah kau seperti apa rasanya, seokjin~~??"

Seokjin menatap namjoon dengan berkaca-kaca.

"Mianhae , namjoon-ah ~~"

"Sudahlah. Yang penting kau tidak ragu lagi pada pilihanku."

"Baiklah, tapi setelah menikah jimin akan tetap tinggal disini."

"Seokjin, apa yang akan dipikirkan hoseok nanti jika menantunya tinggal di rumah ini. Lagipula kami berencana memberikan mereka rumah agar bisa saling dekat."

"Kalau begitu. Mereka tidak boleh satu kamar!!"

"Seokjin, ya ampun. Mengertilah~"

"Oke. Maka aku akan menginap di rumah mereka setiap hari. Titik."

Apa-apaan seokjin ini, setiap hari itu bukan menginap namanya -_-' pikir namjoon.

"Istriku, sebagai orang tua aku juga mengerti perasaanmu. Aku tahu kau takut jungkook akan menggagahi jimin dengan-"

"Tidak namjoon!!! Dia tidak boleh menyentuh jiminku yang polos. Tidak akan kubiarkan!!!"

"Lalu kau lebih memilih jimin menjadi perawan tua, begitu huh???!!!"

"Apa maksudmu?! Jiminku adalah laki-laki tulen sejak lahir!!!"

"Tetap saja dia tidak ada bedanya denganmu yang mengaku lelaki tetapi bisa beranak pinak(?)."

"Kau yang buat aku begini, namjoon... Hiks... Hiks..."

Ah. Kenapa di setiap perdebatannya dengan seokjin, selalu berakhir begini...

"Kim seokjin, jangan menangis. Lihat aku, sayang. Begini saja, Aku bersumpah atas diriku sendiri. Jika jungkook menyakiti jimin kita, maka akulah orang pertama yang akan memberinya pelajaran."

"Kau harus menepati janjimu itu, kim namjoon."

'Bagaimana pun aku hanya berharap dia tidak mesum seperti namjoon dan hoseok.'

-lanjutnya dalam hati.

[End] Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang