4 choice

850 83 6
                                    

Sedikit demi sedikit Mark mendekatkan tangannya pada Dahyun. Dan akhirnya tangan mereka salong bertautan.

Karena perilaku Mark itu membuat pipi Dahyun memanas dan memerah karena merasa malu sekaligus senang. Tak terasa mereka pun sudah di dekat rumah Dahyun.

Mark pun mulai berjalan perlahan sambil menyuruh Dahyun memperlambat jalannya. Saat berjalan Mark menghentikan langkahnya dan berkata,

"Dahyun-ah ada yang ingin aku bicarakan denganmu".

"Apa oppa? Katakan saja!"

"Sebenarnya sudah lama aku ingin melakukan ini, sebenarnya aku menyukaimu Dahyun".

"Ye. Apa aku tidak salah dengar? oppa menyukaiku?"

"Ani, kau tidak salah dengar aku menyukaimu. Lebih tepatnya mencintaimu. Aku sudah memendamnya sangat lama, aku tidak bisa lagi menahannya. Jadi aku harap kau tidak membenciku".

"Untuk apa aku membencimu?"

"Jadi itu artinya kau mau jadi pacarku?"

"Mwo, ani".

"Apakah kau tidak menyukaiku?"

"Ani bukan begitu".

"Jadi kau mau menerimaku?"

"Mian oppa, aku tidak bisa menerimamu".

"We? Apakah kau sudah punya pacar?"

"Tidak aku tidak punya pacar. Kalaupun aku punya pasti oppa tau itukan. Aku hanya ingin fokus belajar oppa. Oppa tau sendirikan jika aku harus selalu mendapat nilai bagus agar beasiswaku tidak di cabut".

"Oh jadi itu alasannya". Kata Mark pelan, tapi masih bisa di dengar oleh Dahyun.

Sebenarnya Dahyun ingin sekali menerima Mark, tapi apa boleh buat Dahyun harus menyelesaikan sekolahnya dulu dan belajar dengan giat. Sepanjang jalan Dahyun menatap wajah Mark yang terlihat sedih karena kecewa.

Dahyun sangat menyesal sudah membuat Mark jadi sedih begitu. Dia tidak pernah melihat Mark seperti ini sebelumnya, jadi dia sangat menyesal.

Di gerbang rumah Dahyun,
"Masuklah sudah malam". Perintah Mark.

"Oppa aku benar-benar minta maaf karena aku tidak bisa menerima oppa. Aku benar-benar menyesal".

"Ah, gwencana. Lagi pula aku tidak apa-apa kok". Kata Mark sambil tersenyum palsu.

"Ya sudah kalau begitu, aku masuk dulu ya oppa".

"Emm, masuklah".

Sementara di sisi lain seseorang tengah mengintip pembicaraan yang dilakukan Dahyun dan Mark. Setelah selesai bicara akhirnya Mark pun pergi sedangkan Dahyun masuk ke rumahnya.

Saat ini Mark benar-benar tidak sedang baik-baik saja. Dia sedang duduk sendirian sambil menangis.

Memang sangat kekanakan, tapi ini terlalu sulit bagi Mark menerimanya. Satu-satunya wanita yang sangat di cintainya menolaknya.

Bagi Mark memang wajar jika Dahyun lebih memilih pendidikan daripada memiliki seorang pacar, tapi tetap saja hati Mark sakit. Setelah menangis beberapa lama dan duduk sendirian di taman itu, akhirnya Mark mulai menyadari jika dia sangat kekanak-kanakan karena menangis.

Harusnya jika dia siap untuk menerima penolakan karena sudah menyatakan perasaannya pada Dahyun. Mark pun bangkit dari duduknya dan menghapus air matanya.

"Jangan kekanakan Mark, jika kau memang mencintai Dahyun harusnya kau membuktikan padanya dengan menunggunya sampai lulus nanti. Ya aku berjanji pada diriku sendiri untuk menunggu Dahyun". Kata Mark dalam hati meyakinkan dirinya.

Di rumah Dahyun,
"Dari mana saja kau baru pulang selarut ini". Kata Jungkook sambil menatap Dahyun tidak suka.

"Memangnya kenapa hah? Mau aku pulang jam berapa pun itu terserah padaku". Kata Dahyun sambil menatap Jungkook datar.

"Aku hanya....., belum selesai Jungkook bicara Dahyun memotongnya.

"Kau hanya apa? Dan mana uang sewa dan uang makanmu?"

"Ini. Aku tambahkan juga uang untuk menginap satu minggu plus uang makan selama satu minggu". Kata Jungkook sambil menyerahkan amplop berisi uang kepada Dahyun.

"Gomawo". Kata Dahyun sambil berjalan menuju kamarnya.

"Yak! Aku kan belum selesai bicara. Yak! Tunggu aku!" Kata Jungkook sambil berlari mengikuti Dahyun ke kamarnya.

"Untuk apa kau kemari? Aku ingin mandi apa kau ingin ikut kedalam hah?"

"Tentu saja".

"Yak! Dasar laki-laki mesum".

"Apa maksudmu? Aku hanya ingin bicara padamu. Lagi pula kau kan mandi di kamar mandi bukan di kamarmu".

"Ya juga sih, ya sudah masuklah. Tapi ingat jika kau macam-macam akan aku pukul kau sampai mati".

Jungkook pun menganguk tanda mengerti. Setelah beberapa lama menunggu di kamar Dahyun, akhirnya Dahyun keluar dari kamar mandi.

Sesaat Jungkook benar-benar terpukau dengan kecantikan Dahyun yang walau habis mandi tetap saja cantik. Tapi itu tidak bertahan lama karena Dahyun menyadari jika Jungkook dari tadi memandangnya.

"Apa yang akan kau bicarakan? Bicaralah sekarang!"

"Aku ingin mengatakan jika aku menyukaimu". Kata Jungkook dengan polosnya.

"Mwo? Kau apa? Apa aku tidak salah dengar?"

"Aku bilang aku menyukaimu. Harus sampai berapa kali aku mengucapkannya".

"Apa kau sudah gila? Kenapa kau menyukaiku?"

"Ya tentu saja karena kau sangat cantik. Dan senyumanmu itu bisa membuat jantungku berdebar".

"Aku tidak menyukaimu. Lagipula aku sudah punya pacar. Apa kau lihat lelaki tadi yang mengantarku dia itu pacarku. Aku baru ditembak hari ini, dan aku menerimanya". Kata Dahyun berbohong.

Jungkook merasa kecewa dengan apa yang di dengarnya. Tapi dia masih tidak percaya dengan yang di ucapkan oleh Dahyun.

Akhirnya Jungkook pun berniat untuk mencari tau. Dia mulai mendekati Dahyun yang sedang duduk di kasurnya.

"Yak! Kau mau apa hah? Kan sudah ku bilang jika kau macam-macam aku akan berbuat sesuatu". Kata Dahyun sambil ketakutan.

Tapi Jungkook tidak memperdulikan Dahyun. Dia terus maju mendekati Dahyun.

Setelah berada di depan Dahyun, Jungkook melihat Dahyun yang sekarang sedang ketakutan akibat perbuatannya. Setelah itu Jungkook memegang pundak Dahyun.

"Yak! Apa yang kau lakukan? Lepaskan. Aku bilang lep.....
Chup

Kata-kata Dahyun terpotong karena ciuman dari Jungkook. Sekarang Jungkook sedang bermain dengan bibir lembut Dahyun.

Entah kenapa Dahyun maupun Jungkook terbawa suasana ciuman mereka. Dari hanya menempelkan bibirnya ke bibir Dahyun sekarang Jungkook mulai melumat bibir Dahyun dengan sangat lembut.

Dahyun pun menerima ciuman dari Jungkook. Dia benar-benar tidak tau kenapa rasanya dia tidak bisa menolak ciuman dari Jungkook.

"Mian oppa, aku tidak bisa.....
#TBC

Berakhirlah chap4 mudah-mudahan kalian suka.
Gomawo buat yang udah baca ff ini.
Jangan lupa vote ma commentnya ya.
See you next chap👋👋👋

unexpected √Where stories live. Discover now