4-- Alasan

5.9K 212 4
                                    

Aufa berjalan menghampiri davin sembari membawa nampan berisi teh hangat pesanan pria yang tengah duduk disofanya itu.

"Ini teh mu", aufa meletakan tehnya dimeja hadapan davin.

"Terima kasih", ujar davin singkat.

Aufa meletakan nampan dimeja, duduk disofa berhadapan dengan davin. Aufa menatap lekat davin yang tengah meminum tehnya dengan santai.

"Apa kau serius ingin mengajakku menikah?" Tanya aufa serius menatap davin.

"Kau tidak percaya padaku?", davin meletakan tehnya lalu menatap aufa dengan ekspresi datarnya.

"Bahkan dari awalpun aku sudah tidak percaya dengan ajakanmu itu", sahut aufa tak kalah datarnya.

"Aku serius ingin mengajakmu menikah, setidaknya kita sudah saling mengenal lalu apa ada yang salah dari ajakanku itu?", kali ini davin juga serius menanggapi keingintahuan gadis itu.

"Tidak ada yang salah jika memiliki alasan yang benar untuk diterima"ucap aufa.
"Dan tak ada paksaan didalamnya", sambung aufa.

Davin menghela nafas berat, ternyata sulit juga membuat aufa menyutujui permintaannya pikir davin.
"Jadi kau perlu alasan dariku? Apa penjelasanku tadi kurang jelas untukmu?", sahut davin memutar bola matanya.

"Pernikahan adalah yang penting untukku dan aku tidak pernah ingin dipermainkan ataupun dicampakan setelahnya, aku dengar kau memiliki kekasih bukan? Lalu kenapa kau tidak mengajak kekasihmu itu untuk menikah denganmu?", seru aufa panjang menyudutkan davin.

"Kau tidak perlu tau banyak hal tentang aku. Aku sudah katakan aku serius dan aku yang ingin jadi jangan khawatir aku bukan pria brengsek yang akan mencampakanmu begitu saja!", sahut davin tajam menatap aufa dengan menahan amarahnya. Aufa tak perlu tau apapun tentang masa lalu nya atau tentang mantan kekasihnya.

"Kau mau menikahiku tapi kau tidak membiarkan aku tau tentang dirimu lalu untuk apa kau mengajakku menikah?", seru aufa bergetar menahan airmatanya dan marah.

"Karena kau mencintaiku!", ujar davin singkat yang langsung menohok hati aufa.

Airmata aufa mengalir mendengar davin mengucapkan jika dirinya masih mencintai davin tapi dari mana pria itu tau? Pikir aufa.

"Kenapa kau begitu yakin?", sahut aufa parau menahan airmata yang terus mengalir. 'Kenapa mendengar pria itu mengucapkan cinta terasa sakit?' Batin aufa.

"Satu alasan itu sudah cukup untukku. Pikirkan semua yang ku katakan baik baik, dan berhentilah menangis aku..."

Drttt..Drttt!!

Davin mengurungkan jawabannya pada saat ponselnya bergetar.

"Halo"

"............."

"Iya aku sedang diluar, mama tenang saja aku akan segera pulang"

"............."

"Iya iya aku pulang sekarang",

Davin memutuskan panggilannya memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Davin kembali menatap aufa yang sekarang sudah berhenti menangis.
Davin menghembuskan nafas beratnya, berdiri lalu berjalan menghampiri aufa mengusap puncak kepalanya.

"Aku harus segera pulang, ibuku sudah menungguku. Berhentilah menangis, jangan pikirkan apapun lagi yang harus kau tau jika aku memang bersungguh sungguh padamu", sahut davin.

Davin berjongkok mengusap airmata aufa lembut sebelum berdiri kembali dan akan pergi, kadang ada rasa simpati dihatinya melihat bagaimana rapuhnya gadis itu pikir davin.

LAUGH for My Destiny✅Where stories live. Discover now