Semua bermula ketika aku didesak mendaftar disebuah tempat bimbingan belajar untuk mendongkrak nilai dan mempersiapkan diri untuk memasuki perguruan tinggi. Saat itu adalah saat-saat yang begitu rumit. Ketika anak muda seusia kami harus dihadapkan pada sebuah persaingan yang ketat untuk merebut satu kursi di perguruan tinggi favorit.
Aku sanggupi desakan itu.
Esoknya aku mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbingan belajar di daerah hek. Setelah kulengkapi semua persyaratan pendaftaran, resmilah diriku menjadi murid ditempat bimbingan belajar itu.
Saat hari pertama ketika kelas dimulai, semua berjalan begitu lambat. Beberapa kali kucoba untuk memperhatikan setiap wajah yang berada di sekitarku. Barangkali, terdapat beberapa wajah yang dapat kukenali.
Ternyata tidak, sungguh tempat yang sangat asing...Sampai pada suatu hari kutemukan sesosok wanita yang begitu menarik perhatianku. Setelah situasi dingin tadi dapat kucairkan.
Ketika jam istirahat tiba kuputuskan untuk menghabiskan jam istirahatku di luar. Sekedar untuk merokok, meringakan beban pelajaran yang begitu membuatku penat.
Aku tidak sendiri, aku ditemani beberapa temanku yang memiliki kebiasaan yang sama sepertiku. Ditengah percakapan mereka, terdapat bahasan mengenai sesosok wanita tadi. Aku mendapatkan beberapa informasi yang cukup berharga, wanita itu bernama "Rana" dan ia bersekolah di daerah yang tidak jauh dari sekolahku.
Perlahan namun pasti, kudapatkan informasi mengenai wanita itu. Melalui sebuah grup di media sosial, kutelusuri murid bernama "Rana". Sungguh sial, ternyata tidak kutemukan murid bernama "Rana".
"Apakah ia belum bergabung dengan grup?",ucapku.
Seorang temanku dari sekolah yang sama dengan Rana. Memberi tahuku bahwa username yang Rana gunakan bukanlah namanya sendiri, melainkan "Stranger".
Username yang cukup misterius.
"Coba deh lo lihat foto profilnya, Rana kan?" Temanku menambahkan.
Setelah kutemukan akun itu, segera aku bergegas untuk menambahkannya sebagai teman di media sosialku.Aku mencoba menyapanya. Sedikit ragu, namun begitu menyenangkan.
A : "hi"
R : "iya?"
A : "boleh di addback? Gue teman sekelas lo di bimbel".
R : Done yaPercakapan yang begitu singkat, namun begitu bermakna bagiku.
Keesokan harinya akupun memberanikan diri untuk mengajaknya berkenalan. Lalu bertemu dan menyapanya secara langsung seusai jam pelajaran berakhir, yang dihangatkan dengan sebuah obrolan ringan yang sangat menyenangkan.
Mungkin apa yang aku lakukan sejauh ini terasa sedikit kurang pantas, bagi seorang "murid baru" sepertiku. Karena bukan hanya aku yang berusaha untuk mendapatkan hatinya, aku memiliki beberapa pesaing yang bisa dikatakan cukup tangguh. Wanita itu memiliki aura yang sangat menyenangkan, sehingga aku berhasil menaklukan keraguanku untuk memberanikan diri mengambil langkah yang lebih jauh. Melangkah jauh dari para pesaingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger
Short StoryRana, seorang wanita yang sangat istimewa. Seorang wanita yang sangat sulit ditebak bagaimana cara ia berpikir. Seorang wanita yang menjadi nyawa di dalam cerita ini.