Chapter 4

27.2K 1.8K 42
                                    

"Om Robet!" Robert hanya bisa menghela nafas, mendengar namanya diubah oleh Feeka. Robert menurunkan Feeka di atas sofa depan TV dan menyerahkan pesanan yang diperintahkannya pada Arsen yang duduk bersandar diranjangnya.

"Bagaimana dengan urusan kantor?" tanya Arsen yang membuka bungkusan kardus friedchicken kesukaan milik sang anak.

"Papa, mana hadiah my litel poni mainannya?" Feeka menengadahkan kedua tangannya meminta hadiah yang berada di paket makanan pesanannya, Arsen merogoh plastik MacDonald's yang tak jauh dari jangkauannya. Dan akhirnya ia menemukannya, segera ia berikan kepada Feeka.

"Peningkatan, penanaman saham kita pada perusahaan lain juga berhasil. Tapi aku harus memecat salah satu sekretarismu yang sangat seksi itu." balas Robert memutarkan bola matanya jengah mengingat tindakan sekretaris tersebut yang selalu mengenakan pakaian yang ketat dan bertindak merayu Robert.

"Pa, ayamnya yang banyak." Suara Feeka membuyarkan mereka yang sedang membicarakan urusan kantor dihadapan sang anak.

"Om wobet, tawi Feeka wetemu wama mama." Lapor Feeka dengan mulut yang penuh dengan nasi dan friedchicken, sedangkan tangannya yang masih menggenggam erat mainan My Little Pony hadiah dari paket makan siangnya.

" Lapor Feeka dengan mulut yang penuh dengan nasi dan friedchicken, sedangkan tangannya yang masih menggenggam erat mainan My Little Pony hadiah dari paket makan siangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Feeka kalau makan jangan bicara. Kalau mau bicara, ditelan dulu makanannya. Kasian om Robert, tangannya om Robert kena cipratan nasinya Feeka kan jadinya." Yang ditegur hanya cengengesan melanjutkan mengunyah makanannya dengan tergesa-gesa. Setelah berhasil menelan makanan yang tadinya penuh dimulutnya, sekarang Feeka melanjutkan ceritanya.

"Om Robet, tadi Feeka ketemu sama mama. Mama cantik banget om. Cantiknya mirip Feeka, tapi cantikkan mama." Setelah mendengarkan cerita Feeka yang sudah lebih jelas, Robert membelalakkan matanya.

Ia memang sudah mengetahui permasalahan ibu Feeka, tapi bertemu dengannya itu hal yang tak mungkin. Karena Arsen berusaha tak mengenalkan ibunya pada sang anak. Robert menatap tajam ke arah Arsen yang kembali menyuapkan sendokan nasi dan potongan ayam yang sudah disuwir olehnya menuntut penjelasan.

"Oh iya? Cantiknya kayak gimana mamanya Feeka?" Feeka turun dari ranjang dibantu dengan Robert, kaki-kaki mungilnya berlari mengambil sebuah buku gambar.

"Mama cantiknya kayak gini om, rambutnya coklat. Terus tadi Feeka juga digendong sama mama. Feeka seneng ketemu mama." Robert tertegun menatap senyuman bahagia yang terukir di bibir Feeka. Selama ini jika ia menemani Feeka bermain ia tak pernah melihat senyuman yang penuh dengan rasa bahagia yang membuncah.

"Feeka udah kenyang makan ayamnya pa. Feeka mau makan agar-agarnya pa." Kedua tangan Feeka terulur ke arah sang ayah, Arsen segera membuka pudding favorit Feeka dan menyerahkannya tak lupa dengan sendoknya pula.

Sisa nasi dan ayam dimakan oleh Arsen, ia memang tak suka membuang-buang makanan. Arsen tahu kalau banyak di luar sana orang yang susah mencari makanan untuk sehari-hari dimakannya, dan ia tak akan menghambur-hamburkan makanan.

Be My Daughter's MomWhere stories live. Discover now