11. Masa kecil

903 107 23
                                    

"Terimakasih, Ryu." Ucap Fuko sambil tersenyum kecil. Saat ini mereka sudah sampai di depan rumah Fuko.

"Ah. Sama-sama." Ucap Ryu sambil tersenyum simpul.

Fuko membuka pintu rumahnya dan kembali menatap Riku, "Mau masuk? Aku akan buatkan teh dan sandwich untukmu."

Ryu awalnya terdiam, ragu untuk menerima ajakan Fuko. Namun akhirnya, Ryu mengangguk pelan. "baiklah."

Ryu dan Fuko memasuki rumah berukuran sederhana itu. Ryu melihat rumah itu dengan cermat, tak ada yang berubah sejak terakhir kali dia datang ke rumah ini.

"Rumah mu tak berubah sejak dulu." Ucap Ryu sambil duduk di salah satu sofa di ruang tamu nya.

"Ah, Ryu benar. Aku.., tak ingin merubah kenangan dari orang tuaku." Ucap Fuko terkekeh pelan.

"Tapi, ada yang berbeda. Satu hal." Ucap Ryu lagi.

"Apa..?" Tanya Fuko bingung.

"Rumah ini, lebih terlihat.., berwarna. Bagaimana, ya menjelaskannya?" Kali ini Ryu kebingungan sendiri mengucapkannya.

"Ah. Aku ngomong apa, sih." Ryu terkekeh sendiri, merasa malu karena ucapannya yang tak jelas.

"Aku akan bawakan minuman dan makanannya." Ucap Fuko sambil tersenyum simpul, kemudian dia melangkah pergi ke dapur.

Tak lama kemudian, Fuko kembali dengan teh hangat dan sandwich di atas nampan.

"Silahkan dinikmati." Ucap Fuko lembut, sambil meletakkan nampan itu diatas meja.

"Gaya bicara mu seperti sedang bicara dengan pelanggan cafe saja," Ucap Ryu terkekeh pelan.

"J-jarang sekali ada yang kesini. Jadi aku sedikit.., senang." Ucapan Fuko membuat Ryu terhenyak dan berpikir banyak hal.

"Memangnya Izumi tak pernah kesini?" Tanya Ryu heran, dan dibalas gelengan pelan oleh Fuko.

"Dia hanya mengantarku sampai di depan pintu saja." Ucapnya pelan, kemudian Fuko ikut duduk di salah satu sofa uang berhadapan dengan Ryu, kemudian Fuko kembali melanjutkan ucapannya.

"Apa aku ini gadis yang kaku?" Tanya nya tiba-tiba, yang langsung membuat Ryu menatapnya heran.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Fuko terkekeh pelan, seperti menyesali ucapannya. "T-tak apa. Aku hanya asal bicara."

Ryu menaikkan sebelah alisnya, "Apa kau sedang memikirkan Izumi?"

Fuko yang mendengar pertanyaan itu lamgsunh terdiam. Tak lama, Fuko menundukkan kepalanya dan tersenyum tipis.

"Bohong jika aku tak memikirkan Izumi." Ucapnya pelan.

"Sebenarnya, ada banyak yang kupikirkan. Ada banyak sekali yang mengganggu pikiranku akhir-akhir ini..," Lanjutnya, sambil terdiam dan menundukkan kepalanya.

Ryu tak tahu harus berkata apa, namun pada akhirnya, Ryu menggenggam pundak Fuko dan tersenyum kecil, "Kau tak sendirian. Kau tak seperti dulu, Fuko." Ucapnya.

"Kau punya aku. Kau punya Izumi dan Misa. Jika kau ada masalah, kita selesaikan bersama." Lanjutnya.

Fuko menatap Ryu penuh haru dan tersenyum senang, "Terimakasih."

Ryu mengangguk pelan, sedikit lega karena akhirnya Fuko bisa sedikit menunjukkan senyumnya.

Kemudian Ryu bangkit dari duduknya, bersiap-siap ingin pergi. "Aku harus pulang."

Fuko and the Ghost (Shattered Memories)Where stories live. Discover now