hembusan angin

140 14 0
                                    

"Shiitt...kemana dia itu??"uca p ali menendang kerikil kecil di depannya.matanya beredar mengelilingi sekitar mencari sosok dingin nan mungil itu.
Awan mulai meredup mengukir langit senja penanda hari semakin sore.ber jam-jam sudah ali mencarinya.menyisir setiap jalan yang ia lalui berharap ia menemukan sosok es yang melekat di hatinya.
Saat ia mengalihkan pandangan ke mini market ia melihat seseorang yang rasanya ia kenal dengannya.refleks kakinya membawa ia berjalan menghampiri seseorang di sebrang jalan.
"Prilly.."gumamnya lirih.ia mengucek pelan matanya untuk memfokuskan pandangannya.namun saat ia mempertegas apa yang di lihatnya ternyata benar di sebrang sana sosok es yang di carinya tengah duduk di teras mini market dengan se plastik es cendol di tangannya.cepat-cepat ali berlari menghampirinya dan merebut es cendol di tangannya.
"Issh...ali"ucap prilly yang awalnya berintonasi marah langsung diam saat ali nyalang menatapnya.
"Loe ga boleh makan ginian..belum tentu kan makanan yang di jual di jalanan sehat?lagian ini tuh masih pagi masa udah makan es cendol ntar gimana kalau sakit perut kan kamu punya penyakit magh prill..loe gak.."ucapan ali terhenti kala yang di nasehatinya malah berlalu begitu saja.
   Ali mengikutinya Tanpa bicara sepatah katapun. Bukan tidak peduli atau tidak menghargai perasaaan prilly tetapi Ia ingin gadis itu  aman bersamanyaa Tanpa mengusik zona nyamannya dia.
     Lebih dari satu jam mereka berjalan tanpa arah. Ali mencoba mengajak gadisnya pulang. Namun sedari tadi prilly bungkam walau ali terus meminta maaf padanya.
    langkah prilly terhenti ia terdiam menatap datar laut di hadapannya. fikirannya berkecamuk. hatinya gemetar. dan gelembung air di matanya mulai pecah membuat aliran lurus di pipinya. ali memeluknya dari belakang seolah ingin mentransfer energi bahagianya pada prilly. agar kegelisahan gadis itu menjauh.
 " sedih menjauhlah. Biar bahagiaku ada padamu" ali berucap di pinggir telinganya. Tapi gadis itu tetap saja mematung dalam pelukan ali.
" biar ku obati luka hatimu" untuk kedua kalinya. Ali tak mendapat respon yang baik.
" jika tidak mampu bercerita maka menangislah sekuatmu biar saja dadaku basah. Setidaknya kesedihan itu tumpah padaku"
Ali berucap begitu manis. Hasilnya begitu memuaskan. Prilly berbalik memeluknya erat. kemudian menangis tersedu.
  Ali merasa gadis di pelukannya mempunyai masalah begitu rumit. Ia tau tangisannya menyimpan luka begitu dalam. Tapi ali rasa tak perlu mempertanyakan masalahnya. Biarlah. Ali saja yang mencari taunya sendiri.
    Setelah dramanya selesai. Ia mengantar prilly pulang dengan sepeda tua yang ia sewa dari seorang bapak tua. Mobilnya rusak parah. Harus masuk bengkel sepertinya. Ah peduli setan yang penting dirinya masih bernyawa.
    Langit semakin redup. Kaki ali mengayuh semakin pelan. tapi ia harus kuat. Tak mungkin jika hari ini ia menginap di jalanan lagi. Apalagi membawa seorang gadis. Rumah prilly masih jauh sementara hari menjelang malam. Perutnya bunyi meminta sesuatu tapi ali tak menghiraukannya. Ia harus mengantar gadis ini pulang lebih dulu baru fikirkan soal makanan.
   Beberapa meter lagi ali sampai. Di kejauhan ia mendengar suara gaduh di rumah itu. Teriakan saling sahut menyahut membamgunkan prilly yang terlelap di boncengan ali. Gadis itu melepas cepat pelukannya kemudian menepuk punggung ali.
  " sampe sini aja" suaranya tidak bisa ali pahami. Tapi raut wajahnya menunjukan kepanikan. Belum ali menjawabnya gadis itu malah lari menjauh.
  " prilly kenapa ya?" fikir ali mengerutkan keningnya.
_ *_

Hayooo tebak prilly kenapa yah??
Selamat menikmati hehe

My Beloved iceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang