Prologue

7.2K 539 510
                                    

Pergilah kau tidak pantas mencintai orang seperti ku. Mencintai orang menjijikan dan brengsek seperti ku hanya akan membuatmu terluka lebih banyak.

Nyatanya cintamu hanya kebohongan, kebohongan yang kau simpan dengan sangat rapi.

Kebohongan yang melukai siapapun....

Dan dengan bodohnya aku percaya bahwa kau mencintaiku. Kau seolah-olah mengulurkan jemarimu kearahku menggenggamnya hangat tapi nyatanya kau hanya ingin membuatku semakin terperosok kedalam kubangan kebusukan.

Fakta bahwa aku terlalu tolol dalam mengartikan tentang apa cinta itu sesungguhnya. Kau seolah-olah melakoni peran begitu baik, peran yang menyimpan kebusukan didalamnya.

Dan terlalu percaya bahwa cinta yang kau janjikan akan mendapatkan kebahagiaan.

Nyatanya,

Kau hanya semakin membuat luka yang dalam di hatiku. Luka yang sangat ku benci. Luka yang membakar seluruh isi hatiku.

🍬🍬🍬

"Seperti dugaanku kau akan datang kepadaku lagi hm, bukankah lucu bahwa seekor tikus kecil datang ke kandang singa,"

Brengsek.

"Kim Nahyun yang dulunya seekor tikus kecil yang takut kepada siapapun sekarang berubah menjadi singa kecil yang kelaparan."

Melihat kekehan yang terkesan meremehkan itu membuat Nahyun tak bisa meredam amarahnya. Nahyun mencengkram pisau lipat yang ia pegang dengan kuat. Semerbak darah bercucuran dari luka yang ia buat sendiri.

Bau manis darah yang membuat ia candu.

Pria yang berada di hadapannya hanya terkekeh kecil dan menghirup aroma manis darah di tangan Nahyun.

Aroma manis yang membangunkannya menjadi iblis keji. Tatapannya berubah menjadi gelap. Pria itu kelaparan. Kelaparan akan tubuh wanita didepannya.

"Wanna play?" Bisiknya lalu mengusap dagu Nahyun sensual

Brengsek.

Ingin sekali Nahyun membunuh pria di hadapannya ini.

Tapi,

Bukankah lebih seru jika dimanfaatkan terlebih dahulu lalu baru dibunuh dengan keji?

"Keparat berhenti menyentuhku!"

"Baiklah, kau galak sekali hmm."

"Aku kesini ingin mengajak mu bekerja sama untuk membunuh...."

🍬🍬🍬

Berteriak lah sepuasmu, aku sangat menyukai jika korbanku berteriak seperti itu. Teriakan dan caci makimu membuat ku semakin bernapsu untuk membunuhmu secara perlahan.

Nahyun dengan santai mencongkel satu mata korbannya.

"Lihat bajingan mata kotor dan menjijikan yang sering kau gunakan untuk melihat tubuh telanjang wanita jalang sekarang sudah lepas dari tempatnya,"

Bau manis darah memenuhi rongga dada Nahyun. Bau manis yang sangat ia sukai bercucuran di pipi seorang pria.

Nahyun menyentuh darah yang mengalir dengan pisau lipatnya. Mencium aroma manis nan memabukan itu dari dekat.

Cih. Bau kotor yang menjijikan.

Nahyun dengan bengis menginjak bola mata yang ia congkel itu. Ingin membuat bola mata itu hancur.

Tangannya dengan kasar merobek mulut pria itu. Seperti ia merobek kertas, tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kenapa kau tidak ingin berteriak lagi huh?

Atau kau ingin ku percepat untuk mendapatkan ajalmu? Sayang sekali aku bukan tipe seperti itu. Akan lebih menyenangkan saat kau mati secara perlahan,"

Nahyun dengan kasar menarik lidah pria itu memotongnya. Sambil bersenandung.

"Ini buat kau yang sudah lancang berteriak di depanku."

Berbeda dengan pria yang mungkin hanya beberapa detik lagi akan mati. Lagu yang dinyanyikan wanita sialan di hadapannya itu adalah seperti lagu kematian yang akan mengantar dirinya menuju gerbang akhirat.

"Ingin lebih dari sekedar ini? Berbicaralah sayang. Aku hanya memotong lidah dan bibirmu. Tidak memotong pita suaramu hmm

Kau tidak bisu kan? Mari kita buat tubuhmu menjadi hancur lebur dan tidak dikenali."

🍬🍬🍬

"Kau tau Kim Nahyun makhluk menjijikan seperti mu tidak pantas di cintai.

Dendam? Mungkin iya kau sudah merebut kekasihku,

Bagaimana jika aku merebut Park Jimin dari tanganmu?

Sepertinya pria itu cukup polos dan aku hanya ingin sedikit bermain-main dengannya sebelum membunuhnya."

To be continue.

Gimana prolognya? Kalo suka vomen yaa, biar semangat buat lanjutinnya. Klo ada yang mau ngasih kritik atau saran silahkan^^

Vomment nya jangan lupa😘😘

Regards,
Yuina Kim

Beautiful Liar [Discontinued]Where stories live. Discover now