Semalam Aku dan Sehun menyelesaikan pesta tepat pukul 12. Ini membuatku cukup kelelahan. Semalam, semua keluarga diputuskan untuk pulang ke rumahku.
Kriing
“Eungh.”
Cup
“Selamat pagi sayang.”
“Pagi Oppa. Sholat subuh dulu.”
“Iya, ayoo..”---
“Assalamu’alaikumwarahmatulloh”
“Assalamu’alaikumwarahmatulloh”Cup
Seperti biasa, Sehun selalu mencium keningku saat aku mencium punggung tangannya seusai sholat.
“Sayang, apa kau tidak merindukanku?”
“Apa Oppa sakit? kenapa Oppa bicara begitu?”
“Tidak, aku baik - baik saja. Siapa tau kau sangat merindukanku. Bukankah kita sudah dipingit 3 hari.”
“Iya, aku tau.”Aku segera menuju kesisi ranjang tepat diamana Sehun duduk. Perlahan aku menangkup wajahnya.
“Oppa, kau sudah tau bagaiamana aku. Kau adalah suamiku. Lalu mengapa kau masih menanyakan hal seperti itu? Yang jelas kau tau artinya.”
“Tidak. Oppa hanya memastikan saja. Jika kau merindukan oppa kenapa kau tidak—“
Grep
“Meminta pelukan hangat favoritku bukan? Katakan saja Oppa jika kau merindukanku heum?”
Hingga Aku dan Sehun terlarut dalam pelukan ini dia semakin mengeratkan pelukannya. Tak lupa dia mengusap surai hitamku dan tak henti menghujani kecupan dikeningku.
“Oppa sangat merindukanmu.”
“Maaf oppa. Bukan aku tak merindukanmu, hanya saja aku terlalu lelah dengan resepsi kemarin.”
“Oppa pun begitu. Sayang…”
“Heum?”
“Bagaimana jika kita pergi ke tanah suci.”
“ Untuk?”
“Haish.. sejak kapan istriku menjadi lamban heum? Aku ingin pergi Umroh bersamamu. Aku ingin meminta sesuatu disana.”
“Mewujudkan salah satu mimpiku lagi? Sesuatu? Apa itu?”
“Iya salah satunya itu. Rahasia sayang, nanti kau akan tau.”
“Ya ya baiklah. Tapi kapan?”
“Nanti kita mulai mencari tiketnya.”
“Baiklah, tapi dinasku?”
“Aku akan meminta bantuan ayah.”
“Baiklah. Oppa, pergilah mandi sebelum semuanya menunggu.”
“Baiklah bidadariku.”
“Aku akan menyiapkan bajumu dan merapikan ini dulu.”
“Ya sayang.”Aku mulai menata kamar ini selagi menunggunya selesai mandi karena aku tadi sudah mandi terlebih dahulu. Setelahnya aku menuju almari. Kali ini aku hanya menyiapkan training panjang hitam dan kaos putih untuk Sehun, kupikir ini cukup simpel.
“Sayang dimana pakaianku?”
“Tunggu sebentar.”Setelah memberikan bajunya aku beralih menuju meja rias. Aku mulai memoleskan sedikit foundation dan sedikit bedak agar tak terkesan pucat.
Cklek
Kulihat Sehun sudah selesai dengan ritualnya.
Grep
“Sudah tak usah, terlalu cantik. Nanti Appaku jatuh cinta padamu.”
“Ada - ada saja.”Jantungku berdegup kencang lagi untuk kesekian kalinya. Bagaimana tidak, Sehun memelukku dari belakang dan menjatuhkan kepalanya di bahuku. Aku mulai menetralkan degup jantungku.
Sreet
Sehun melepas ikat rambutku.“Oppa kenapa kau lepas.”
“Duduk dan diam. Oppa yang akan menyisir dan mengikat rambutmu hari ini.”
“Hah? Baiklah.”Sungguh perilaku Sehun tidak bisa ditebak. Dia selalu berubah romantis setiap saat. Kini ia sedang menyisir rambutku dengan lembutnya .
“Sudah sayang.”
Setelahnya aku cukup terkejut saat ia mengambil hijabku dan dia memakaikannya padaku.
Cup
“Bidadari Oppa sangat cantik pagi ini.”
Blush
Aku yakin pipiku merah saat ini.
“Sudahlah Oppa. Ayo turun sebelum semuanya menunggu.”

YOU ARE READING
GOALS - Oh Sehun [ COMPLETED✔]
Fanfiction"Aku rela melakukan apapun untuk memperjuangkanmu. Jika memang itu persyaratannya secepatnya aku akan menjadi mualaf hanya untukmu" -Sehun "Ayah terlalu egois! Dia tak melihat perjuangan sehun. Apa yang harus kulakukan? Bahkan aku tak berdaya untuk...