Kehilangan (1)

70 6 11
                                    

Tau yang namanya Kehilangan? Pernah mengalami itu?
Sekarang aku telah mengalaminya.

Kecewa? Iya. Sakit? Pasti.
Menyesal?

Jelas.

a.n : ciyeee, kepo ya? Makanya jangan lupa di-read yay
--

"He! Mbok Darmin he!!!" teriak Nita histeris.

Akupun langsung menuju ke sumber suara.

"Apaan si?"

"Astagaa!!! Liat ya!" ucap Nita sambil mempelihatkan sebuah foto di salah satu akun Instagram.

"Yaapun! Gilsss ya," ucap Trixie
"Hiiih:v Tulungiii lah?! Ini beneran Mbok Darmin?" tanya Stev yang ga percaya.

Seketika kami langsung heboh karena foto yang ditunjukkin Nita. Padahal saat itu lagi pelajaran agama. Biarin dah!
Namanya juga -pelajarannya Pak Omega, wkwk.

***
Chatting on

[21:48 09/09] Trixie: he..
[21:48 09/09] Natha: apaan?
[21:49 09/09] Trixie: 😭😭😭
[21:49 09/09] Natha: napa koh😒😒
[21:51 09/09] Natha: hm
[21:51 09/09] Natha: baperannya nangis mulu:v
[21:59 09/09] Trixie : X marah" gitu ke aku. Ku ganyangka aja kalo si X bisa kek gitu ke aku😪
[22:04 09/09] Natha : masa si X bisa marah si ke km? Ga percaya
[22:06 09/09] Trixie : BENERAN. Aku shock banget😭😭😭😭😭
[22:06 09/09] Trixie : dia marah gara" aku tu sebel sama Riko. Gimana ga sebel coba sama dy.
[22:07 09/09] Trixie : X lebih milih Riko daripada akuu 😭
[22:12 09/09] Trixie : oyyy, bales
[22:20 09/09] Natha: hehe. td hapeku mati, lg di charge ini.
[22:25 09/09] Natha : ini malah elunya yg off 😪
[22:26 09/09] Natha: curhatnya besok aja dih😂
[22:28 09/09] Trixie : Serahhh!

chatting off

Pukul 22.30 aku sepakat menyelesaikan chatku dengan Trixie. Sebenernya, aku emang udah tau kalo X suka marah-marah ke Trixie. Aneh. Trixie aja ga ngapa-ngapain. Padahal dia rajin pelayanan. Miris ya.

Btw si X adalah nama samaran.
Biasa lah. Kaya gatau aja yang namanya cewe. Jika sedang membicarakan doi or someone special, mereka akan memberi inisial saja.

***
"Udahla, gausah nangis. Ray gabakal ninggalin kamu," kataku.

"Iya Trix, si Ray kan sayang banget sama kamu. Dia gabakal pergi," tukas Nadine.

"Tapi aku takut dia berubah. Aku takut dia pergi," ujar Trixie

"Udah. Tenang Trix. Dia itu sahabat kamu. Dia peduli sama kamu. Dia gaakan pergi. Dia akan tetap disini. Mungkin, dia bilang dia gamau; tapi dia itu tetep sahabat kamu. Dia gaakan kemana-mana."

Kami semua menangis bersama dan saling berpelukan. Entah mengapa Trixie seperti itu. Mungkin rasa akan takut kehilanganlah yang membuat dia begitu. Dia sangat sayang Ray, sahabatnya.

***
Hari ini, aku, Manda, Trixie, dan Nita ngumpul-ngumpul di teras depan sekolah.

"He. Aku mau crita?" pinta Trixie

"Apaan?"

"Stev..Stev mau--"

"Ngomong aja kali. Stev kenapa?" ujar Manda langsung memotong ucapan Trixie.

"Dia pindah agama."
Trixie sengaja memelankan suaranya saat menyebut 'pindah agama'.

"HA?MASA SII?? KAMU TAU DARI MANAAA?" ucapku kaget

"Jangan ngaco deh. Galucu tau," ucap Nita yang kelihatan sebal.

"Aku serius. Ray sendiri yang ngomong sama aku. Katanya Stev cerita ke Ray. Udah lama"

"Ha. Ini bener? Aku gapercaya weh!"

"Awalnya, aku juga gapercaya. Kalian inget gak, pas seminggu yang lalu. Stev gamau diajak baca Alkitab. Padahal dia kan ga lagi ada urusan. " terang Trixie

Pikiranku tertuju pada satu minggu yang lalu.

flasback on

"Loh, kamu ko ga ikut ke perpus si. Ayo baca Alkitab!"
"Engga"
"Ayo ikut, Stev. Kenapa si?"
"Hehe. Gapapa mba. Aku lagi Popda. Jadi gabisa ikut"
"Apa hubungannya sama Popda ya?
"Yaudah deh, tapi besok ikut ya."
"Ehm..Iya mba"

flashback off

Tenggorokanku tercekat.
Aku baru ingat. Akhir-akhir ini, Stev nampak lain. Sepertinya aku baru sadar.

"Tapi ini harus bener-bener dipastiin dulu. Bisa aja kan salah," ucapku yakin.

(dirumah)

Tugas B.Indo yang belum kukerjakan tak lantas memuatku pusing. Padahal, ini tugas bener-bener bikin aku kesel-,-
Ada masalah yang lebih berat daripada itu. MASALAH STEV!

Aku yakin ini gabakal terjadi. Aku percaya, ini gaakan terjadi. Itu cuma gosip aja. Aku percaya sama Stev. Mungkin dia ada masalah lain aja.

Aku gapeduli di sepanjang jalan banyak yang melihatku heran. Mungkin mereka berpikir aku ngomong sendiri-_-
Hari ini aku sungguh tak fokus.

***
"Jadi semuanya nyata."

Ternyata semua emang terjadi.
Stev. Dia emang beneran 'muallaf'. Bahkan, teman-teman kelasku sudah mengetahuinya.

"Ohh, jadi Stev muallaf. Alhamdulillah yaa,"

"Wes. Nambah satu nih. Alhamdulillah."

AHAMDULILLAH DARIMANA MAS,MBA!!!!!!!  DISINI 'KITA-KITA' LAGI PADA SEDIH. INI MALAH PADA ALHAMDULILLAH x.x.x.x.x

Ingin sekali rasanya aku melontarkan kalimat itu ke mereka. Tapi aku berusaha mengendalikan diri.

Jujur. Aku, Nita, Trixie shock. Apalagi Leah. Diakan sering bareng-bareng sama Stev. Ke gereja bareng, pelajaran agama bareng, eskulnya juga bareng. Gimana ga sedih coba???

"Hee. Aku liat Stev 'sholat' !!!" kejut Nita.

"Masa?! Aku mau liat," ucapku. Aku bergegas keluar kelas diikuti Trixie, Leah, dan Nita yang berada dibelakangku.

"Astaga. Aku ga salah liat nihh?"
"Itu beneran Stev"
"Iya..Dia sholat beneran."

Stev melihat kearah kami, tapi dia nampak cuek saja.

Tiba-tiba Leah langsung berlari kencang. Aku tidak tau kenapa dia tiba-tiba begitu.

Kami mengejar Leah sampai ke kelas.

"Le, kamu kenapa?" tanyaku
"Kamu gapapa?"

"Aku gapapa kok. Aku sedih Stev jadi kaya gini..Hiks..Hiks,"

Jelas saat itu Leah sedang menangis. Matanya terlihat sembab.

"Kita juga ngerasain apa yang kamu rasain," ujar Manda.

"Aku nyesel banget. Dulu kita mengabaikan Stev. Kita asik sendiri. Kita rajin persekutuan lah, kubu Doa lah, apa lah. Tapi kita lupa sama Stev. Ini semua salah kita juga. Kita ga peka sama Stev. Jadinya, dia ngerasa sendiri. Dia sampe gamau cerita tentang masalahnya," ucapku.

Aku tak tahu, apa yang aku ucapkan benar atau salah. Tapi aku merasa seperti itu.

·
Tuhan Yesus. Aku gatau. Apalagi ini?  Gimana aku harus menghadapinya?  Bantu aku, Tuhan.

Faith, Hope, LoveWhere stories live. Discover now