ILMF 7

148 13 0
                                    

"Minna, besok kita pergi kepantai yuk!" ajak Takaki. "Un, aku setuju. Kudengar pantai dekat sini sangatlah indah. Apalagi tempatnya sangat cocok untuk melihat sunset." Kata Daiki. "Un aku mau. Kudengar juga tempatnya cocok untuk para pasangan yang sedang berlibur." Kata Gitta. Chinen dan Kento hanya terdiam setelah mendengar pernyataan Gitta. Cocok untuk pasangan? Yama-chan pasti setuju pergi ke sana. Batin Chinen. "Baiklah. Kalau begitu besok kita pergi kepantai. Sekarang, kita istirahat dulu saja." Kata Yamada. Hah, beruntungnya Yamada. Seandainya aku berada diposisi Yamada. Batin Kento.


.....

Chinen's POV

Uwah‼! Kesal banget‼! Enaknya jadi Gitta-chan, bisa punya pacar yang ganteng dan perhatian kayak Yama-chan. Eh, apa, barusan aku iri dengan Gitta-chan? Untuk apa‼ aku kan sahabatnya, ngapain harus iri. Lagian, aku kan setuju dengan hubungan mereka, malahan aku bantu Yama-chan agar bisa mendapatkan Gitta-chan tanpa ada halangan. Hah, ada apa dengan diriku sebenarnya??? Sudahlah, lebih baik aku tidur daripada ini guling hancur karena aku remas-remas terus.


Kento's POV

Apa yang akan mereka lakukan besok dipantai? Haruskah aku ikut? Tapi, kalau aku ikut, yang ada aku tidak akan menikmati liburan ini. Hah, seharusnya aku tidak usah ikut saja. Mending aku kerja saja daripada sakit melihat Gitta-chan mesra-mesraan sama Yamada. Kenapa harus Yamada sih yang jadi pacarnya? Meskipun aku ini seorang model dan aktor, tapi wajahku tidak sepadan dengan Yamada. Kuakui, Yamada memang lebih tampan dan sangatlah berbakat dibandingkan diriku. Kalau dia jadi artis, kurasa dia akan sangat terkenal dibandingkan diriku. Hah, sudahlah, lebih baik aku tidur saja daripada besok bangun kesiangan.


.....

Esoknya, semua orang pun bangun. "Daiki, ayo bangun." Kata Keito. "Umm, iya sebentar lagi Keito. 5 menit lagi yah." Kata Daiki yang masih memejamkan matanya. Keito yang sudah menyerah untuk membangunkan Daiki lalu pergi keluar dan berkata pada Takaki. "Takaki senpai, ano, Daiki tidak mau bangun. Katanya 5 menit lagi dia baru akan bangun." Katanya. "Hah, 5 menit. Dia bilang 5 menit tapi kenyataannya itu 5 jam. Aku saja yang akan membangunkannya." Kata Takaki lalu segera naik ke atas menuju kamar pacarnya. "Ne, Dai-chan. Ayo bangun. Ini sudah jam 8 pagi." Kata Takaki. "Ummm... aku masih mengantuk." Kata Daiki lalu melanjutkan tidurnya. "Hah, tidak ada cara lain selain itu." Gumam Takaki.

"Uwah‼‼‼‼!" terdengar syara teriakkan dari lantai 2. Sontak seluruh penghuni villa langsung menuju asal suara dan nampaklah Takaki dan Daiki. "Doushite, Dai-chan? Kenapa kau berteriak?" tanya Gitta cemas. "Ini, Takaki mengagetkanku. Waktu aku membuka kedua mataku, wajahnya tepat di depanku sehingga membuatku terkejut." Kata Daiki. "Ya ampun, kupikir apaan. Hanya hal itu rupanya." Kata Yamada. "Heh! Bukan itu saja tau! Sebelum aku membuka kedua mataku, aku merasakan ada sesuatu yang menempel dibibirku, itulah mengapa aku membuka kedua mataku!" kata Daiki. "Siapa juga susah banget diabngunkan? Kau sudah dibangunkan berkali-kali oleh Keito tau!" kata Takaki. "Memangnya, apa yang menempel dibibirmu Dai-chan?" tanya Chinen. "Umm, aku gak tau. Tanya saja sama dia." Tunjuk Daiki ke arah Takaki. "Tidak usah menunjuk begitu. Lagian, bukan salahku aku membangunkanmu dengan sebuah morning kiss kan?" kata Takaki yang membuat semua orang terdiam. "Mo, morning kiss?" kata Daiki tak percaya sambil menyentuh bibirnya. "Iya, morning kiss. Kamu gak mau kayak gitu ya? Kalau gitu, kapan-kapan aku bangunkan kamu dengan siraman air saja." Kata Takaki lalu pergi keluar kamar. "Ei! Yuyan! Bukan itu maksudku hanya saja..." kata Daiki yang mengikuti Takaki keluar. "Romantisnya mereka." Gumam Keito. "Apa kau mau juga digitukan Gitta-chan?" goda Yamada. "Jangan deh Yama-chan, nanti malah kelewatan. Lagian, tiap pagi aku selalu bangun duluan dari kamu." Kata Gitta. "Jadi gak mau ya dapat kiss dari aku?" goda Yamada lagi. "Bu, bukan begitu! Ha, hanya saja, aku..." belum selesai Gitta berbicara, tiba-tiba Yamda menyatukan bibirnya dengan bibir Gitta. Sontak saja semua orang termasuk Chinen dan Kento terkejut. 10 detik kemudian barulah Yamada melepaskan ciumannya. "Ya, Yama-chan." Kata Gitta gugup. "Sudah lama kita tidak berciuman. Aku jadi lupa rasa bibirmu tau." Goda Yamada yang membuat pipi Gitta memerah. Perbuatan mereka berdua ini ternyata telah menyakiti hati 2 orang yang dari tadi menatap mereka. "Sudah sudah. Jangan lakukan hal itu lagi di sini. Untunglah kau tidak melakukannya di depan Yuya. Kalu sampai dia tau kau mencimku tadi, bisa-bisa kau akan dihajar sama dia." Kata Gitta. "Woi, sampai kapan kalian mau berdiri di sana terus? Ayo sarapan." Kata Takaki yang tiba-tiba muncul. "Hai'. Ayo, Yama-chan." Ajak Gitta lalu menggenggam tangan Yamada. Sakit, rasanya begitu sakit melihat kedua orang ini begitu romantis. Itulah yang dipikirkan Kento dan Chinen. Tanpa disadari, air mata Chinen terjatuh dan tentu saja membuat sang pemilik terkejut. "Eh? Kenapa air mataku jatuh ya?" gumam Chinen lalu segera mengusap air matanya agar tak ketahuan orang lain. Yuto yang dari tadi melihat Chinen hanya terdiam dan sedih. Apa kau masih menyukainya, Chinen? Apa dengan kejadian tadi kau tidak bisa melepaskannya? Batin Yuto.


.....

"Sugoi!" teriak Daiki yang melihat pemandangan pantai. "Sudah kubilang tempat ini memanglah indah." Kata Takaki. "Rasanya jadi gak mau pulang." Gumam Gitta. "Kalau gitu, kapan-kapan aku akan mengajakmu ke tempat yang sangat indah di Jepang." Kata Yamada yang duduk di samping Gitta. "Maji? Uwah, pasti seru sekali." Kata Gitta lalu merangkul tangan Yamada. "Hah, mereka benar pasangan yang romantis." Gumam Yuto. "Kau iri dengan mereka juga ya, Yuto?" tanya Keito di sebelah Yuto. "Eh, Keito-chan rupanya. Kurasa, tapi bukan berarti aku suka dengan Gitta. Sebenarnya, aku iri karena aku tidak bisa seromantis itu dengan seseorang yang aku suka." Kata Yuto. "Jadi, ada seseorang yang Yuto suka?" tanya Keito. "Un, dia sangat baik dan perhatian." Kata Yuto. "Em, kalau boleh tau, siapa namanya?" tanya Keito gugup.


Keito's POV

Barusan dia bilang ada seseorang yang disukainya? Siapa? Perempuan yang baik dan perhatian. Siapa perempuan itu? Beruntung sekali dia bisa disukai oleh Yuto. "Em, kalau boleh tau, siapa namanya?" tanyaku gugup. Tentu saja aku gugup. Bagaimana tidak, aku saat ini sedang berbicara dengan Yuto! Nakajima Yuto. Pria yang aku sukai saat ini ada di sampingku. "Bagaimana ya, kalau kuberi tau, aku takut kau akan mengatakan padanya." Kata Yuto. Eh? Dia takut aku akan memberi tahu? Apa jangan-jangan dia satu kelas dengan kami? "Apa dia satu kelas dengan kita?" tanyaku. Kulihat wajah Yuto sedikit berubah. Raut wajahnya terlihat terkejut. "Dari mana kau tahu hal itu?" tanyanya. "Eh, a, aku hanya menduga saja. Kupikir, kalau kau tadi bilang bahwa aku akan memberitahukannya, aku langsung berpikir kalau dia mungkin satu kelas dengan kita." Kataku. "Apa itu benar Yuto?" tanyaku. Kulihat Yuto menghela napasnya lalu menatap ke depan. "Ya, dia memang sekelas dengan kita. Aku sudah menyukainya semenjak kami SMP. Dia temanku sejak SD. Sayangnya, dia selalu menempel dengan tetangga sebelahnya." Kata Yuto. Aku masih belum tau siapa wanits itu. Siapa sih?? "Si, siapa orangnya?" tanyaku. "Oi, Keito! Yuto! Ayo kemari! Ngapain di situ terus? Mau jadi ikan kering?" panggil Takaki senpai. "Iya, kami akan ke sana!" jawab Yuto. Ia lalu segera menuju ke pinggir pantai sementara aku tetap berada di dekat mobil kami. Hah, lagi-lagi aku masih belum tau siapa wanita itu. Kurasa aku tanya sama Daiki saja. Mungkin dia tau sipa wanita yang dimaksud Yuto.


Bersambung...


@@@@@

Yap, kembali lagi dengan Gitta sang author amatir ini. Makasih banyak buat mereka yang udah ngevote cerita ini, dan juga buat mereka yang udah ngecomment cerita ini. Arigatou gozaimasu‼

Terus baca yah cerita-cerita buatan Gitta.

- Hadiah Yang Terindah

- Janji Dimasa Lalu

- I Love You

- Merry Christmast ~ Hey! Say! JUMP ~

- Happy New Year ~ Hey! Say! JUMP ~

- Don't You Hate Me (ongoing)

I Love My Friend!!??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang