Part 2

36.8K 2.6K 46
                                    

Happy Reading & Enjoy All

"Kamu di mana?"

"Di jalan, Pak."

"Kamu baru berangkat jam segini?"

"Saya niatnya nggak berangkat, Pak. Ada urusan keluarga,"

"Nggak berangkat katamu?! Berangkat sekarang, saya mau kerja!"

Pria itu membentak dan Anggun mendengar dengan jelas bentakan itu. Dia jadi sedikit takut.

"Lho, bukannya Bapak ada di Malang, ya?" tanyanya takut-takut.

"Saya udah pulang."

"Tapi bukannya masih tiga hari lagi-" Belum juga selesai, perkataan Anggun sudah dipotong.

"Saya pulang lebih cepat, jadi bisa kamu berangkat sekarang? Saya harus kerja, Anggun."

Anggun merasa bersalah, tapi dia juga punya urusan yang lebih penting.

"Maaf, Pak, tapi saya nggak bisa berangkat hari ini. Beneran deh." Anggun mencoba membujuk supaya bosnya ini bisa memaklumi. "Saya kirim jadwal Bapak, tapi tunggu sebentar dulu karena saya masih nyetir. Mohon pengertiannya, Pak."

"Dan kamu nyuruh saya nganggur dulu? Anggun, saya nggak menerima apapun alasan kamu, sekarang cepet ke kantor!"

Teriak pria itu karena sebal. Tapi sayangnya ucapan itu tak sampai telinga Anggun karena ponsel perempuan itu jatuh ke pangkuannya. Mobil Anggun hampir saja bertabrakan dengan mobil orang lain.

"Pak... Pak! Maaf ya, saya harus tutup dulu. Saya hampir nabrak mobil orang. Selamat siang, Pak."

Tanpa menunggu jawaban bosnya, Anggun langsung menutup panggilan. Dia kembali berfokus pada jalanan yang cukup ramai ini.

Anggun melongokkan kepalanya mencoba mencari mobil yang diikutinya tadi. Ah itu! Anggun langsung tancap gas dan menyusul mobil itu. Ya, Anggun sedang mengikuti suaminya.

Mobil suami Anggun berhenti di salah rumah, lalu ada seorang perempuan keluar dan menghampiri suami Anggun. Anggun memerhatikan dan matanya membulat saat perempuan yang baru keluar itu mengecup pipi suaminya.

Mesra sekali.

Anggun menggenggam setir mobil dengan kuat. Suami Anggun dan perempuan itu masuk lagi ke dalam mobil. Mobil mereka melaju lagi dan Anggun mengikutinya. Mobil itu baru berhenti di salah satu cafe.

Cafe itu di desain dengan dinding dari kaca sehingga orang luar bisa melihat orang-orang yang di dalam, begitupun sebaliknya. Dan karena itu juga Anggun mencoba mencari posisi yang pas untuk mengintai tanpa harus keluar mobil.

Anggun memerhatikan dan suaminya dengan perempuan itu sangat mesra. Kemesraannya hampir sama dengan kemesraannya dengan suaminya. Kepala Anggun berdenyut nyeri.

Anggun memutuskan untuk menelpon suaminya. "Halo, Mas."

"Halo sayang, kenapa?"

Sayang?

Anggun terkekeh tanpa suara. "Kamu di mana, Mas?" suara Anggun berubah dingin.

"Emangnya kenapa?"

"Sibuk nggak?"

"Engghh... ya gitu deh. Bentar lagi aku meeting. Kenapa sih?"

Meeting? Sejak kapan kamu bisa berbohong seperti ini, Mas?

Anggun memerhatikan ke dalam cafe. Bahkan saat menerima teleponnya, suaminya itu masih tetap duduk di samping perempuan itu. Dan perempuan itu dengan kurang ajarnya malah melingkarkan lengannya ke lengan suaminya lalu menyender manja.

Something #1 Journey Of Love SeriesWhere stories live. Discover now