Bagian 4

6.9K 729 73
                                    

Yun berbalik, matanya terbelalak dan hampir melompat kaget. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja ada yang berdiri dibelakangmu padahal sebelumnya tak ada siapapun. Seorang perempuan berbaju ungu kerah ketat dengan rok berlipat-lipat warna abu-abu sedang berlutut padanya. Dayang itu menyanggul rambutnya tinggi serupa satu sayap mirip kaum perempuan dinasti Qing yang dihiasi bunga kain kecil menabur. Dayang itu berusia tiga puluhan dengan wajah kaku tegas. Yun menutup pintu. Cepat-cepat disuruhnya dayang itu berdiri .

"Bagaimana? Apa ada perkembangan?" tanya Yun menatap dayang itu lurus-lurus.

"Hamba menemukan anting mutiara merah di tempat Yang Mulia ditenggelamkan,"jawab dayang itu seraya mengeluarkan sesuatu dari balik lengan baju memanjang selututnya.

Yun mendekat, menyaksikan anting perak memanjang bertenggerkan mutiara merah di ujungnya. Yun mengernyit, rasanya ia pernah melihat anting seperti ini, tapi siapa yang memakainya? An Su atau selir lain? Yun menatap dayang mantan pekerjanya di kediamana keluarganya itu. Perempuan itu sekarang bertugas di bagian pengurus harem. Yun memerintahkan Dayang Ning meneliti pelaku di balik semua aksi mencelakai ini. Ia tak memberi tahu siapapun termasuk pula pelayan rumahnya sekali pun, Ling'er. Gadis itu terlalu polos untuk diberi tahu dan mengerti. Mungkin saja dengan kepolosannya itu ia tak akan bisa menyembunyikan rahasia. Yun menerima anting tersebut lantas mengangkatnya setinggi wajah.

"Bagus. Selanjutnya tolong carilah asal mutiara ini," Yun menyerahkan anting tersebut kembali pada dayang Ning, "ini mutiara berkualitas bagus yang sangat langkah. Pasti akan ditemukan pemiliknya."

Dayang Ning mengangguk. Disimpannya anting tersebut kembali ke dalam saku lengan bajunya. Ia menumpuk tangannya menelungkup setinggi mata lantas membungkuk.

"Hamba mengerti Yang Mulia," Dayang Ning membungkuk penuh hormat, lengan bajunya yang memanjang itu bergoyang mengikuti gerakan tubuhnya. Yun mengelus perut besarnya yang sedang bergerak-gerak sedikit, kemudian mengalihkan tatapannya pada dayang Ning.

"Selidiki juga ramuan yang diberikan padaku waktu itu, kalau perlu selidiki juga para tabib bersangkutan. Pastikan segalanya berjalan rahasia," kata Yun dengan nada serius.

Dayang Ning mengangguk, "Hamba mengerti," Ia membungkuk lagi, "kalau begitu hamba mohon pergi"

Yun mengangguk menyebabkan jepit berkucir mutiara diatas sanggulan berbentuk ularnya berdenting. "Pergilah," Yun berbalik masuk kedalam ruangan.

Saat ia sudah duduk tenang, sosok Dayang Ning sudah menghilang dari istananya dan pintu yang mulanya tertutup kini terbuka lebar. Yun tersenyum puas. Dayang Ning benar-benar dapat diandalkan. Yun mengambil kue kedelai goreng dari piring perunggu lantas melahap makanan kecil itu. Sosok tubuh ramping Ling'er masuk ke dalam ruangan. Di tangannya terdapat satu mangkuk keramik yang sedang mengepulkan uap hangat. Mata Ling'er berseri-seri senang, langkah ringannya dengan cepat mencapai meja selutut tempat Yun duduk. Gadis itu meletakkan mangkuk itu ke hadapan Yun. Yun menatap isi mangkuk beruap hangat tersebut. Seulas senyum tersungging di wajahnya. Ia menatap Ling'er penuh rasa berterima kasih, gadis itu membuatkan semangkuk bubur tahu asin bertabur daun bawang, makanan yang di-ngidamkannya.

Sungguh gadis yang sangat perhatian. Yun yakin jika Ling'er adalah gadis abad 21 mungkin ia akan sangat popular dan diperebutkan kaum lelaki. Gadis itu sangat pengertian, lembut nan halus, bahkan pintar memasak. Selain itu tubuhnya yang . . . Lupakan! Dirinya seorang perempuan saat ini! PEREMPUAN! Yun menggelengkan kepalanya seraya menutup mata memantrai dirinya berulang-ulang, hingga suara Ling'er memaksanya membuka mata.

"Yang Mulia, ada apa? Apakah bubur tahu ini tidak sesuai harapan Anda?" Ling'er mengerjabkan matanya, bertanya-tanya dengan wajah terheran-heran.

Yun menggeleng pelan. Sekali lagi menimbulkan suara dentingan ringan diatas sanggulan rambutnya, "Tidak. Ben gong sangat terharu hingga tak bisa berkata-kata," Yun menyendok bubur tersebut dan memasukkannya ke dalam mulut.

Strangest Empress Ever [END]Where stories live. Discover now