CHAPTER 7 : The Exorcist and The High Priest

258 35 2
                                    


Aldridge memasuki katedral ini, sementara saat ini sedang berlangsung ibadah. Aldridge secara canggung masuk ke tempat suci ini, dimana sisi kiri dan kanan dirinya sedang dipenuhi orang yang bernyanyi memuji-muji tuhannya, dengan di podium depan, seorang High Priest berpakaian putih memimpin ibadah.

"Hei! Siapa kamu?!" Tanya salah seorang penjaga katedral dengan nada membentak. "Masuk ke wilayah suci ini dengan darah yang najis." 

"Aku perlu bertemu dengan..."

"Keluar! Ibadah sedang berlangsung!"

Tapi kondisi Aldridge yang terlalu mencolok dengan pakaiannya yang kotor karena darah, membuatnya diusir para guard disana. Dan dengan terpaksa harus menunggu diluar, sampai ibadah selesai 2 jam lamanya.

"Aish! Sial, sial, sial!" Aldridge marah-marah di luar sambil meninju tanah tempat ia berpijak.

"Tak gunanya mengeluh, Al..." Chaos menasehati sambil bersandar di tembok gereja. "Terkadang memang kita harus tidak melakukan apa-apa dalam kondisi genting."

"Rynka, kumohon bertahanlah. Aku akan terus berusaha." Kesal Aldridge dalam pikirannya yang kacau.

Meski tempat Aldridge ini sangat indah, karena ada taman bunga melingkar dengan air mancur berpatung putih di tengah-tengahnya. Tapi segala keindahan itu tak bisa dinikmati oleh hati yang kacau.

***

Mau tak mau, 2 jam sudah mereka menunggu di tempat ini. Setelah melihat orang banyak berjalan keluar dari katedral itu. Aldridge dan Chaos langsung berlari menemui High Priest disana.

"Tolong! Tolong kami..." Kata Aldridge pada High Priest itu dengan tergesa-gesa.

"Ada apa ini?" Balas High Priest itu dengan tenang dan ramah. Ia adalah seorang pria berumur hampir 40an, mengenakan kacamata bulat. Berambut coklat terang. Mengenakan jubah High Priest yang dominan putih, di tambah warna biru dengan garis-garis emas. Ia mengenakan topi dengan kerudung yang menutupi sisi kiri dan kanan kepalanya.

"Hei kalian lagi! Kalian anak kotor, dilarang berada disini."

"Dia benar, kalian sebaiknya membersihkan diri dulu. Sini biar kuantar."

"Ahh tidak-tidak... Kami buru-buru. Aku hanya ingin menemui Exorcist disini."

"Exorcist? Kenapa kau mencarinya?"

"Temanku sedang terjangkit Dark Infection. Dan kalau tak segera disembuhkan. Aku takut efeknya jadi permanen atau dengan kata lain, tak bisa disembuhkan lagi."

"Dark Infection!? Gawat, temanmu harus segera disembuhkan. Tapi ini buruk, temanku sedang bepergian ke dungeon sekarang."

"Bepergian? Sesuai dengan yang nenek itu bilang." Kata Chaos dalam hati yang daritadi hanya diam mendengarkan.

"Kenapa tidak kau saja? Kau tidak bisa menyembuhkan temanku?" Tanya Aldridge dengan kalut.

"Tidak, tidak bisa. Aku ini High Priest, seorang Healer. Yang bisa menolong temanmu itu bukan aku melainkan temanku, seorang Exorcist."

"Kalau begitu, dimana dia? Biar aku cari."

"Temanku, Xelwin Drey namanya. Sedang pergi ke dungeon bernama Pirate Cove. Kau yakin mau pergi kesana?"

"Apapun akan kulakukan. Dimana pirate cove itu?"

"Jauh lokasinya, dungeon itu ada di wilayah barat Griffinia. Sangat jauh dari sini."

Lalu tanpa menunggu lama lagi, Aldridge langsung berlari keluar katedral itu. "Terima kasih pak! Chaos, ayo cepat!"

"Hei kau tahu tidak? Dungeonnya jauh loh! Hei!"

Spirit Weapon II - Dark EmpireDonde viven las historias. Descúbrelo ahora