3

2.6K 275 31
                                    

Akhirnya gue sampe juga di sekolah. Gue ngeliat Lisa di lobby sekolah. Gue tau wajah dia dari profile LINE. Lisa pun menghampiri gue. Sepertinya dia juga mengetahui wajah gue dari profile LINE.

"Lo Lydia kan?"

"Iya, lo Lisa kan?"

"Iya! Akhirnya kita satu sekolah!"

Lisa memeluk gue erat, lalu melepaskannya lagi.

"Eh, kok rok lo kotor sih? Kenapa?" Tanya Lisa, sambil membersihkan rok gue.

"Biasa tuh, tadi ada cowok yang gatau diri. Naik motor ngebut eh gue keciprat becek deh. Terus malah nyolot gitu ke gue, bukannya minta maaf."

"Oh gitu toh. Sabar ya ini ujian."

"Taik lah Lis."

"Btw, lo kelas sebelas berapa? Lid?"

"Sebelas C."

"WAH! KITA SEKELAS! Yuk ke kelas, lo duduk sama gue ya."

Akhirnya gue dan Lisa sampai juga di kelas. Gue sama Lisa yang sedang asik ngobrol, dikagetkan sama suara bantingan pintu.

"MORNING GAES!" Teriak salah satu lelaki di kelas ini.

"Nah Lid, itu kejutannya."

"Hah?"

"Iya. Nah gue ceritain ya. Yang tadi ngebanting pintu itu namanya Michael, dan yang lagi mainan sapu itu Luke, nah yang rambutnya kriting gitu namanya Ashton, dan yang lagi megang softex nya Dinda itu Calum."

Calum?

Lah itu kan cowok yang tadi pagi.

Anjir.

"Eh Lis! Si Calum itu cowok yang tadi pagi yang gue ceritain."

"Hah? Demi apa? Pantesan! Mereka itu semua tukang ngebully orang, apalagi anak baru kayak lo."

"Hah?"

"Nih ya, Calum itu demennya ngebully orang sampe nangis darah. Nah itu kejutannya, selamat menikmati masa-masa pembulian."

Bangsat!

***

Bell istirahat berbunyi. Akhirnya, gue bisa makan juga. Udah daritadi gue laper, dan kepengen banget makan siomay.

"Lis, kantin kuy!"

"Gak! Lo gaboleh ke kantin! Bisa dikerjain bahkan dipermaluin sama Calum dkk ntar."

"Tapi gue laper banget! Udah daritadi gue kepengen makan siomay."

"Ih, kan waktu pulang bisa."

"Tapi gue laper Lis, gue gak bawa bekel nih."

Lisa tetap saja gak mau nemenin gue ke kantin. Akhirnya kita berdua terdiam sejenak.

"Nih siomay!"

Pandangan gue dan Lisa langsung terfokus pada pemilik suara itu. Dan ternyata itu Calum, yang berdiri sambil menaruh sepiring siomay di atas meja gue.

"Mau gak? Kalo gamau yaudah buat gue aja." Katanya lagi.

Lisa mulai berbisik pada gue. "Mending lo ambil dah tuh siomay, takutnya Calum semakin ngebuli lo karena gamau ambil siomay pemberiannya."

Gue yang masih terdiam heran, hanya bisa menuruti perkataan Lisa. Gue mengambil sepiring siomay itu, lalu perlahan mulai memakannya.

"Gimana? Enak?" Tanya Calum.

Gue hanya menjawab pertanyaan Calum dengan anggukan. Antara masih bingung sama au ah.

Calum pun pergi meninggalkan gue dan Lisa. Lisa menatap gue yang sedang memakan siomay dengan heran.

"Gila anjir! Tuh cowok kesambet apaan dah?"

"Gue juga gatau Lis."

"Apa iya Calum suka sama lo?"

Gue mulai menatap Calum yang sedang bermain bola di kelas dengan kawan-kawannya, sambil mencerna perkataan Lisa tadi.

"Jangan sampe Lis, amit-amit!"

***

Kok perut gue jadi sakit gini ya? Aduh, mana bell masuk bunyi ntar lagi. Gue pun langsung menarik kasar tangan Lisa, sambil memegang perut gue yang sakitnya luar biasa.

"Lisa! Anterin gue ke toile yuk! Sakit perut nih gue!"

Lisa menarik tangannya dari genggaman gue, "gak mau ah, mager." Terpaksa, gue harus ke toilet sendiri. Aduh! Mana gue gak tau toiletnya dimana.

Sial!

Gue berlari mencari toilet, sambil bertanya-tanya sama anak sekolahan sini.

"Toilet dimana ya?"

"Di sebelah kanan kantin."

Aduh, kantin dimana lagi tuh? Sumpah nih perut gue sakit banget. Akhirnya setelah lama mencari, gue ketemu juga sama toilet. Lega deh.

Lah kok pintunya gabisa dibuka?

Mati aja ini mah.

Akhirnya cuma satu cara yang gue bisa lakuin sekarang. Minta tolong.

"Siapa pun yang ngedenger suara gue, plis bukain pintu! Gue kekunci di dalem nih!" Teriak gue. Tapi sama sekali gak ada respon.

Terpaksa, gue manjat pintu kamar mandi, walaupun tau resikonya besar untuk tergelincir dan jatuh.

Gue dapat keluar dari kamar mandi, setelah sekian lamanya gue manjat. Gue ngeliat ada sapu yang ditancapkan di depan pintu kamar mandi yang habis gue tempatin.

Si anjir, ini mah ada yang ngerjain gue.

Jangan-jangan Calum dkk lagi?

Dengan cepat, gue berlari menuju kelas, sempat tersasar sebentar.

"Maap bu, saya telat."

"Darimana saja kamu?"

"Dari toilet."

"Yasudah, kamu duduk!"

Gue langsung duduk di samping Lisa dengan perasaan bete. Lisa langsung berbicara pelan ke gue.

"Lo kenapa Lid?"

"Gara-gara lo tau! Gue jadi telat masuk kelas!"

"Lah? Kok jadi gara-gara gue?"

"Tau gak? Gue itu anak baru di sekolah ini! Gue nyari toilet gak ketemu-ketemu, terus gue dijailin! Gue dikunciin di kamar mandi!"

"Lah? Kok lo bisa keluar?"

"Gue manjat."

Lisa yang mendengar jawaban gue spontan tertawa. Gue yang tambah bete Lisa tertawa karena jawaban gue, langsung memukul tangan dia.

"Ya, maaf Lid."

"Kok gue jadi curiga gini ya sama Calum?" Tanya Lisa.

"Gue juga."

"Sehabis lo makan siomay pemberian dia, lo malah sakit perut."

"Dan setelah gue habis ke toilet, gue dikunciin, dan ada sapu yang nancep di pintu kamar mandi gue."

"Lo berhasil masuk perangkapnya dia Lid! Ini mah belum apa-apa. Ada yang lebih apa-apa lagi dari ini."

Apa yang harus gue lakuin?

Nyesel bisa masuk sekolah ini.

***

Halo!
Btw, fff ig kuy!

@pepsos.news @racchelptr

Dipollbek tenang!

Tukang Bully || C.T.HWhere stories live. Discover now