Ting Tong.
Nasya PoV
Aku melihat melalui lubang pintu, Taehyung berdiri depan kamarku. Aku malas bertemu dengannya apalagi dengan kejadian di konser dan artikel yang aku baca.
Taehyung terus membunyikan bel pintu kamarku, handphoneku berbunyi. Sial, dia pasti bisa mendengarnya dari luar dan tahu aku ada di dalam.
Ceklek.
Aku membuka pintu, ia langsung masuk ke kamar dan menarik tanganku kemudian menutup pintu.
"Kau tidak apa-apa?", tanyanya memeriksa tubuhku. Memegang wajahku, meyakinkan bahwa aku baik-baik saja.
"Ye (Ya), aku baik-baik saja. Waeyo (kenapa)?, tanyaku agak sedikit dingin padanya. Setidaknya fisikku baik-baik saja. Hatiku? Ya aku tidak tahu apakah baik-baik saja atau tidak.
"Syukurlah", kemudian dia menarikku dalam pelukannya. Aku menahannya, tidak membiarkan Taehyung memelukku. Ia melihatku dengan bingung.
"Apa yang kau lakukan? Tadi kau mengacuhkanku setelah menciumku. Sekarang kau mau memelukku? Kau pikir aku wanita apa??", aku meluapkan kekesalanku padanya, memukul dadanya.
Taehyung kaget mendengarku berteriak padanya. Aku tidak pernah marah padanya, baru kali ini aku marah padanya.
Taehyung membiarkan aku memukulnya, aku pun menangis karena kesal. Dia mengusap air mataku dan memegang tanganku, "uljima (jangan menangis)", mohonnya.
Aku melihatnya dan sekejap kekesalanku menghilang melihat wajah memelasnya.
"Ya, kalau kau memasang wajah seperti itu aku tidak bisa marah padamu. Kau curang!", aku memukulnya sekali lagi kemudian berjalan ke arah tempat tidur dan duduk dipinggirnya.
Taehyung menunjukan senyum kotaknya dan mengikutiku kemudian ia duduk disampingku. "Kalau kau menangis nanti wajah cantikmu menjadi jelek", ia menjelekan wajahnya. Aku tertawa, tidak bisa berlama-lama marah dengan alien ini.
"Kau kenapa mengacuhkanku tadi?", aku bertanya padanya setelah selesai tertawa.
"Playing hard to get?", Taehyung memasang wajah polos. Ya, aku bisa luluh jika ia seperti ini terus, pikirku. Aku mencubit pipinya dan tertawa.
"Akhirnya aku bisa melihatmu tertawa, aku suka melihat tawamu", ucapnya sambil menatapku. Aku tersanjung mendengar pujiannya.
"Ah, aku ingat. Aku kesini ingin bertanya, apakah kau melihat artikel di website ***?", ia bertanya. Aku mengangguk, menceritakan aku juga membaca comment-commentnya.
Taehyung memelukku, "kau tidak apa-apa? Jangan dipikirkan, tidak semua ARMY seperti itu. Mereka begitu karena begitu mencintaiku jadi kau harus memakluminya", ucapnya membuatku melihat ke arahnya. Dia benar-benar mencintai para ARMY, karena Taehyung tetap membela para ARMY.
Aku pun mengangguk, aku berkata padanya bahwa aku tidak apa-apa. Walaupun tadi aku agak shock melihatnya. Tapi aku tahu itu resiko mempunyai sahabat idol.
Lagipula artikel seperti itu tidak akan bertahan lama, jika kami tidak kelihatan ditempat umum berduaan. Jadi aku menyarankan untuk menghindari bertemu ditempat umum sampai situasi mereda.
Taehyung menatapku tidak percaya, "ya, aku hanya disini tidak sampai dua minggu dan kau memintaku tidak bertemu denganmu?", ucapnya dengan mimik yang lucu.
Aku tertawa melihat wajahnya, "kau jangan berlebihan oppa. Aku bilang di tempat umum. Kalau kita satu hotel kan kita bisa bertemu kapan saja", aku menenangkannya. Dia mengacak rambutku.

YOU ARE READING
Love at the First Sight [BTS V FF] ✔
FanfictionSiapa yang menyangka cinta pada pandangan pertama itu nyata adanya. Itu yang di alami oleh Kim Tae Hyung, member Bangtan Sonyeondan, saat pertama kali melihat gadis keturunan Indonesia-Jepang di hadapannya. Nasya dan Taehyung tidak menyangka percint...