QT 5

9.4K 532 47
                                    

Entah kenapa Farah saat ini malah melamun memikirkan keadaan putri bungsunya. Tidak biasanya ia bersikap seperti ini. Tapi walaupun bagaimanapun juga Nala adalah anaknya, darah dagingnya sendiri.

Dodi yang menyadari perubahan sikap istrinya hanya mengerutkan keningnya bingung.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Dodi memandang Farah penuh cinta.

"Ayuk ikut aku ke kamar Nala," kata Farah lalu beranjak dari duduknya.

"Untuk apa ke kamar anak nggak tahu diri itu? Bukannya dia sudah kabur?" tanya Dodi karna heran dengan sikap Farah.

"Aku cuma penasaran," kata Farah lalu mengacuhkan Dodi dan beranjak meninggalkan Dodi menaiki tangga satu persatu yang menghubungkannya ke kamar Nala.

Ia membuka kamar Nala perlahan. Perlahan aroma strawberry khas anak perempuan mulai menyeruak masuk ke indra penciuman Farah.

Ia menatap kamar anaknya nanar ada perasaan benci, kesal, kasihan, sedih semua tercampur aduk. Ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali masuk ke kamar gadis itu.

Pandangannya mulai menelusuri kamar yang berwarna dominan merah muda dan biru. Disana banyak foto Nala dengan teman-temannya yang tergantung di dinding mereka tertawa lepas seperti tak ada beban sedikitpun.

Tanpa sengaja mata Farah tertuju pada kertas yang ada di atas nakas disamping tempat tidur. Farah membuka surat tersebut.

To : my ex parents.

Entah kenapa aku tetep nulis surat ini, padahal kecil kemungkinan kalian masuk ke kamar aku dan nemuin surat ini. Bahkan aku nggak inget terakhir kali kalian menyambangi kamarku?

Kalian senang bukan? Tentu. Sekarang aku udah pergi dari kehidupan kalian, dan jangan khawatir. Aku tak akan serendah itu dengan kembali ke rumah ini dan memohon-mohon untuk membolehkanku tinggal di rumah ini lagi. Tenang, kalian bisa membuat keluarga kecil kalian tanpa aku hanya ada Naya, putri tercinta kalian.

Bahkan aku lupa kapan terakhir kita berempat membuat foto keluarga. Disana hanya ada kalian tanpa aku, dan memang selalu begitu.

Aku pergi. Pergi dari hidup kalian selamanya.

Tapi apa aku boleh bertanya sesuatu? Apa kesalahanku? Apa? Hingga membuat kalian berlaku seperti ini padaku. Apa kesalahanku itu sangat fatal?

Aku tahu jika aku mengetahui kesalahanku pun aku tidak akan bisa memperbaiki segalanya yang telah terjadi. Tapi setidaknya aku tahu diri jika aku memang pantas diperlakukan seperti ini oleh kalian.

Tapi kenapa tidak ada salah satu dari kalian yang mencoba menjelaskan letak kesalahanku dimana. Ohh aku lupa berbicara denganku saja kalian tak sudi apalagi menjelaskan segalanya yang terjadi.

Kalian tak merasakan apa yang ku rasakan bukan, seorang gadis kecil yang tak tahu menahu apapun. Gadis kecil yang harusnya dibanjiri oleh kasih sayang. Gadis kecil yang masih tak tahu menahu tentang dunia. Gadis kecil yang harusnya di didik penuh kasih sayang. Gadis kecil yang tak mengerti segalanya. Harusnya kalian memperlakukan ku seperti gadis lain pada saat seusiaku. Tapi apa? Bahkan saat aku masih belia pun kalian menganak tirikanku. Kenapa tidak sekalian membunuhku saja agar kalian puas?

Aku benar-benar tak paham bagaimana jalan pikir kalian. Maaf. Hanya itu yang dapat aku ucapkan, maaf beribu maaf untuk kesalahan yang aku perbuat.

Sekali lagi aku ucapkan selamat tinggal.

Nala McQueen ♡

Tanpa sadar air matah Farah keluar, bagaimanapun juga sebenci apapun dia pada anaknya ia tetaplah seorang ibu yang memiliki kontak batin dengan putrinya. Sebenci-bencinya ia, anak itu tetap darah dagingnya. Anak yang ia kandung sembilan bulan lamanya. Bagaimana pun juga ia tetap seprang ibu bukan.

Hatinya tertohok seakan tertusuk beribu-ribu belati kasat mata. Apa sebegitu kejamnya ia pada putrinya? Apa sebegitu jahatnya ia membenci putrinya untuk orang yang telah tiada? Disatu sisi ia ingin sekali memaafkan Nala. Tapi egonya mengalahkan segalanya.

Ia menangis sesengukan mengingat-ngingat betapa kejamnya ia pada putrinya. Bahkan ia tak sadar jika Dodi datang.

Melihat istrinya yang menangis hatinya seakan ikut teriris. Ia memeluk istrinya, menenangkannya dan mengelus punggung istrinya lembut.

Setelah cukup lama tangisan Farah reda. Dodi melepaskan pelukannya.

"Nala," kata Farah dengan suara paraunya.

"Aku sadar percuma kita berlaku seperti ini pada Nala. Kita membencinya karna seseorang yang telah tiada. Pasti disana Nanda sedih melihat Nala selalu diperlakukan kejam oleh kita. Nanda sangat sayang dengan adiknya, bahkan ia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan adiknya. Ia pasti sangat sedih, adik yang ia pertahankan agar tetap hidup malah kita perlakukan seperti ini. Dia pasti sangat kecewa sama kita. Kita cari Nala Pa kita cari Nala Mama pengen ngulang semuanya. Mama pengen buka lembaran baru, Mama pengen maafin Nala," kata Farah menatap suaminya lekat-lekat.

"Papa terserah sama Mama. Papa juga akan mencoba untuk memaafkan Nala," kata Dodi.

"Ayo Pa kita cari Nala," mata Farah sambil menarik tangan Dodi.

"Mama istirahat biar papa yang cari. Percaya sama Papa," kata Dodi berusaha meyakinkan Farah.

"Besok kita ke sekolah Nala. Dia pasti disana," lanjut Dodi, dan dibalas anggukan oleh Farah.

"I love you my daughter," gumam Farah pelan.



















A/N :

I know, cerita ini bener bener absurd yeahhhh

Queen Troublemaker Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon