SPY (Part 5)

222 32 23
                                    


     Aku hendak menanyakan apa yang akan kami lakukan selanjutnya ketika sebuah notice terpampang di layar besar, membuat gugup. Pesan itu berasal dari ID berinisial "yz_6". Changsub merefresh spiral jaringannya yang seperti lintasan planet-planet itu, dan benar dugaan kami. Itu dia, cracker yang sudah merusak server kami dan menyebar virus kode. Pesan yang dikirim hanya berisi emoticon smile. Jemari Changsub sudah berada di atas tombol-tombol lagi, bersiap membalas pesan, namun aku melarangnya.

     "Biar aku saja yang meretas informasinya. Kau fokuslah mengendalikan kode-kode yang menyegel ruangan kita," ujarku. Aku berusaha mempercayainya.

     Changsub tersenyum, ia setuju. Beberapa saat matanya menelisik ke arahku seolah mengamati, lalu tangan kirinya menepuk bahuku dua kali. Aku terenyak kaget mendapat sebuah kontak fisik kecil yang tiba-tiba itu dan beringsut menjauh, namun laki-laki itu justru tersenyum makin lebar. Lalu jantungku berdebar, kegugupan ini tak bisa ditolerir.

     Cup kopi itu sudah kosong beberapa saat lalu. Jari-jemari kami masih terus bekerja tanpa henti mencari dan berusaha. Tulang punggungku serasa akan patah, sungguh ini menyiksa. Aku bahkan tak pernah bekerja sekeras ini seolah tengah dikejar sesuatu. Pekerjaan-pekerjaanku sebelumnya menghabiskan waktu lebih banyak, namun itu semua hanya seujung kuku dibanding apa yang kulakukan sekarang. Aku melirik Changsub, ia masih duduk dan menegakkan punggungnya sembari terus menggerakkan jarinya.

     "Apa kau sudah lelah, scorpion?" tanyanya tiba-tiba. Matanya masih terus terpaku pada monitor, tangannya juga bergerak seolah kata-kata yang dilontarkannya tidak mengganggu.

     "Tidak, aku hanya butuh berdiri sebentar," jawabku.

     Kujauhkan jari-jariku dari tombol-tombol itu dan merenggangkan seluruh persendian hingga berbunyi kretek renyah. Changsub tersenyum usai mendengar suara itu. Aku yakin ia juga ingin melakukannya, tapi ia bahkan sama sekali tak beranjak. Posisi duduknya masih sama seperti pertama kali ia menempatkan dirinya di kursi itu.

     "Kau tiga tahun lebih tua dariku. Bagaimana aku harus memanggilmu?" Pertanyaanku spontan menghentikan gerak lincah jemari yang belum berhenti sejak awal. Ia tersenyum lagi lalu mengarahkan pandangannya padaku.

     "Jadi itu alasannya kau tidak menyebut namaku sejak tadi dan hanya bicara seperlunya?"

     "Entahlah..."

     "Panggil aku oppa."

     Aku hanya mendengarkan kalimat itu terucap tanpa menanggapi apa pun. Lalu kami sama-sama tenggelam dalam pekerjaan masing-masing. Aku tidak tahu sudah sampai mana tahap keberhasilan Lee Changsub mengendalikan server "yz_6" atau paling tidak meretasnya. Mungkin ia sudah sampai 90%, atau mungkin juga belum sedikitpun menyentuh kode jaringan cracker itu, yang pasti, aku juga sedang berusaha mem-bypass password ID yz_6 ini.

     "Aku berhasil! Sudah masuk! Scorpion, cepat eksekusi datanya!" Changsub tiba-tiba berseru. Matanya semakin liar memfokuskan pandangan setelah berhasil meretas password ID rival kami. Tentu saja, setelah beberapa jam berlalu tanpa ada perkembangan apa pun, kami akhirnya bisa masuk ke dalam server dan berusaha mengontrolnya semampu kami.

     "Aku sedang mengeksekusi datanya, tapi ini apa?" tanyaku usai melihat dua kupu-kupu putih yang beterbangan di dalam layar LED besar itu.

     "Bunuh kupu-kupu itu, scorpion!"

      Changsub masih terus berfokus pada layar besar dan puluhan tombol di hadapannya ketika ia juga sibuk mengarahkan apa yang harus kulakukan. Kami tidak beristirahat sama sekali setelahnya. Membunuh dua ekor kupu-kupu yang bahkan tidak nyata dan hanya berada di dalam komputer rasanya lebih membuat frustasi dibanding membunuh kupu-kupu yang benar hidup. Mengendalikan server ini bukan seperti bermain games. Ini jauh lebih rumit dari apa yang kubayangkan. Bisa kunilai, kemampuan cracker satu ini sebanding dengan Changsub, bedanya hanyalah ia seorang black hat dan Changsub seorang white hat.

     Aku masih berusaha membunuh kupu-kupu dengan ratusan kode yang kukirimkan pada server ketika tiba-tiba mereka menargetku. Ada segaris sinar laser merah yang mengarah ke bahu kiriku. Ini terlalu mendadak, bahkan aku tidak tahu apa itu.

     "O, oppa??" Changsub terus menggerakkan jemarinya. Ia semakin gila sementara aku mematung tak melakukan apa pun. Yang kutakutkan adalah ketika aku mulai mengirim kode-kode lagi untuk mengetahui informasi dari ID yz_6, sinar laser itu akan membidikku atau meledakkan diriku. Aku mengetahui kasus semacam ini. Beberapa hacker dari luar negeri pernah mengendalikan sebuah senapan yang digunakan seorang sniper. Sebelum peluru di dalam senapan itu mengudara mencari mangsanya, ada seberkas sinar merah lurus yang membidik targetnya. Yang tak pernah kupikirkan adalah mungkinkah dari balik server dan layar besar ini seseorang bisa melepas peluru?

     "Jangan bergerak, scorpion. Aku sedang berusaha memutus cahayanya. Aku tahu kau sedang ketakutan, tapi tolong percayalah padaku."

~ continue part 6

[2017] SPY ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang