Cinta Adalah Pilihan

139 1 0
                                    

Sejak saat itu, Ani mencintai pagi, merajut hidupnya dari limbah plastik air minum mineral yang berhasil ia kumpulkan bersama dewa penolongnya.

Jika suatu malam ia berada di sekitar teman-temannya yang masih setia menjadi hamba malam, di tenda-tenda gelap pinggir rel kereta, di gerbong-gerbong tua hingga petakan sempit, ia dengan teliti memunguti botol-botol dan gelas plastik dengan bangga, karena malam bukan lagi tuannya.

Tak ada yang berubah, malam masih hitam, masih kejam. Namun kini Ani melewatinya dengan senyum sejati seorang perempuan, senyum kesetiaan dan kedewasaan, senyum seorang bidadari yang tetap menatap ke depan dengan penuh harapan.

Ani memahami bahwa cinta adalah sebuah kompas yang menunjukinya arah hidup. Ia juga paham bahwa cinta adalah peta yang menjelaskan padanya di mana sekarang ia berada. Ia juga paham bahwa cintalah yang memapahnya menelusuri lorong gelap sang waktu.

Saat segala macam penderitaan yang dialaminya mendera, hanya cinta yang dapat menentramkan hatinya.

Saat ribuan manusia berdesak-desakan  dalam arus sentimentil demi   sebuah seremonial bernama lebaran dengan  baju baru dan perhiasan yang   wah untuk bermegah-megah dikampung halaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ribuan manusia berdesak-desakan dalam arus sentimentil demi sebuah seremonial bernama lebaran dengan baju baru dan perhiasan yang wah untuk bermegah-megah dikampung halaman. Ani dan suaminya menyambut Idul Fitri dengan jiwa yang baru, semangat baru akan kebermaknaan kehidupan. Disini, hanya dia, suaminya dan Tuhan. Kesatuan yang tak pernah dapat dipisahkan, bersatu dalam cinta.

"Gak usah sedih, ni. Kita juga mudik, jiwa kita mudik kedalam hati, tempat Sang Maha Pengasih bertahta" hibur suaminya

"Kampung kita yang sebenarnya adalah dimana nanti kita dikubur ni" lanjutnya.

"Aku tidak sedang bersedih bang" jawabnya datar sambil tersenyum

"Aku sedang menikmati suasana, betapa berharganya sebuah cinta".

"Semoga semua manusia dapat menghayati suasana yang sama denganmu Ni" jawab suaminya.

Ani menerawang kemasa-masa kelamnya, betapa murah ia menjajakan tubuhnya. Menerawang setiap desahan nafas yang ia kira ada cinta di sana, hingga lelah ia mencari. Kini ia mendapati cinta menyelimutinya, betapa agung dan indah. Sensasi suasana dalam kehampaan yang tidak berkekurangan, yang ia rasakan hanya damai, itulah cinta yang ia miliki saat ini.

Sesaat setelah shalat ied, saat para jamaah bersalam-salaman halal bihalal, Ani dan suaminya akan terlihat sedang mengumpulkan koran bekas alas sajadah, dia tidak berada dibarisan para pengemis yang berbaris dipintu gerbang Masjid sejak pagi buta tanpa mengikuti shalat kemenangan para Muttaqin.

Saat ini, jangan cari Ani dibarisan pengemis pinggir jalan protokol Kota Jakarta. Ia kini bermukim di pinggiran kota, masih tetap setia ikut suaminya yang masih memulung.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pinggiran Kota BesarWhere stories live. Discover now