18. Hey

1.1K 118 39
                                    

Udara Thailand pagi itu sangat menyenangkan. Sudah satu tahun semenjak terapi Jinyoung selesai dijalankan. Kini, ia sudah benar-benar sehat. Tapi, dokter selalu mengingatkan Jinyoung karena penyakit itu bisa jadi datang lagi. Jadi, Jinyoung harus tetap menjaga kesehatannya.

Jinyoung sedang berlari pagi di taman yang ada di dekat rumahnya. Napasnya terengah-engah. Ia pun berhenti sebentar, lalu duduk di bangku taman dan meminum beberapa teguk air mineral yang ia beli tadi. Musik yang terdengar melalui earphone nya juga ia matikan sebentar. Ia memasukan ponsel ke sakunya dan untuk sebentar merasakan begitu menenangkannya udara pagi hari.

Semua kontak dengan temannya diputus. Ia menutup semua akun sosialnya dan membuat baru yang di private dan tidak diketahui teman-teman lamanya. Apa alasannya? Ia hanya ingin merasakan hal baru.

Tring!!

Notifikasi ponselnya berbunyi menandakan seseorang mengiriminya pesan melalui aplikasi LINE. Ia mengambil ponselnya dan melihat nama pengirimnya. Shownu. Temannya yang dari Korea juga dan berada di satu universitas dengannya.

Sudah dua tahun sejak Jinyoung datang ke Thailand. Dia melanjutkan SMA nya dan segera menduduki perguruan tinggi. Saat ia masuk ke Universitas yang dituju, ia bertemu Shownu yang ternyata bisa lancar berbahasa Korea juga. (Ya, kan dari Korea, masa ga bisa Bahasa Korea..)

Jinyoung berada di kelas Internasional. Beruntung karena ia siswa pintar dan Bahasa Inggrisnya cukup lancar. Jurusannya dan Shownu juga sama. Musik.

Mereka berdua sangat dekat belakangan ini. Tanpa Jinyoung ketahui, Shownu menyukainya.

Morning!!!! Sudah bangun?

Tanya Shownu dalam pesan itu. Jinyoung pun tersenyum. Shownu memang baik padanya. Tapi, Jinyoung masih saja mencintai Mark. Tidak ada siapapun yang menggantikan Mark dalam hatinya.

Eum. Sudah.

Jawab Jinyoung seperlunya. Ia kembali memasang earphone ke telinganya dan kembali berlari.

..

Mahasiswa sewajarnya sudah pasti sedang bersantai di hari Minggu seperti ini. Yah, terkecuali untuk Mark. Si Tuan Muda yang sudah memimpin sebuah perusahaan, walaupun dibantu Jaebum sebagai sekertarisnya. Jaebum yang tadinya tidak mengerti apa-apa tentang dunia perbisnisan, kini jadi sangat mengerti hal itu. Seperti sudah makanannya sehari-hari. Sedangkan Mark, Tammy, kakak perempuannya sudah mulai mengenalkan mengenai dunia sejak Mark kelas XII.

Setahun belakangan, Yugyeom mulai tinggal di rumah Mark karena Mark yang mengajaknya.

Dua tahun belakangan, ia sama sekali tidak mendengar kabar dari Jinyoung. Entah bagaimana namja itu sekarang, tapi Mark sangat merindukannya.

Mark membuka pintu rumahnya.

"Aku pulang," ujarnya sendirian. Yugyeom yang sedang menonton televisi di ruang keluarga pun menoleh.

"Eoh! Kemari, hyung! Kau pasti lelah," suruh Yugyeom sambil menepuk sofa empuk itu. Mark pun menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Sudah kerjakan PR-mu?" Tanya Mark. Yugyeom tertawa meledek.

"Aku bukan bocah. Tahun depan aku jadi pegawaimu, hyung."

"Tapi, kau sudah kuanggap adikku!" Jelas Mark sambil mendengus sebal. Ia meraih remote dan memindahkan channel.

"Heol~ baiklah, hyung," Yugyeom memutar bola matanya. Mark terus mengganti channel. Dari 1 hingga 1 lagi.

"Hyung!! Jangan membuatku pusing," omel Yugyeom.

"Ahh!! Aku hanya merindukan Jinyoung!!! Kemana sih dia selama ini?!!" Teriak Mark sebal. Hingga Mark melempar remote ke lantai yang beralaskan karpet itu.

MAYDAY [MARKJIN]Where stories live. Discover now