Ten

2.2K 146 2
                                    

Baca chapter sebelumnya dulu ya, gomawo.

Youngie pov.

"Namjoon?"

"Wae?(kenapa?) kau kenapa kesini?" Lanjutku.

"Mau berangkat bareng?" Tanya nya.

"Mwo?(apa?)"  Tanya ku, ucapannya tadi tak terdengar olehku karna aku sedang serius mengunci pagar rumahku.

"Mau berangkat dengaku? Hmm?" Tanya nya sambil memperjelas tatapan matanya.

"Jalan bareng?"

"Aiisshhh....kenapa harus diulang lagi?"

"Ah mian, aku sedang tidak fokus hehe"
"Geurae geureom....kaja!(kalau begitu...ayok!)"  Lajutku.

Kita jalan bareng ke sekolah.

Rasanya baru beberapa hari lalu kenal namjoon tapi jadi deket gini, padahal banyak siswi yang deketin dia tapi kenapa dia milih temenan sama aku? Wae?.

Aneh gak sih?

Sampe di sekolah kita langsung masuk ke kelas.

Dimejanya namjoon udah ada taehyung lagi make headset sambil mainin handphone nya.

I know you taehyung

You playing video game now.

Emang udah jadi kebiasaannya dateng pagi ke sekolah cuma buat main game:-)  

"Clara mana?" Tanya ku menghampiri taehyung ke mejanya, tidak lupa aku melepas headsetnya itu sebelum bicara.

"Kau selalu menggangguku youngie-ah!" taehyung mendecak dan kembali memasang headsetnya lalu berkata "tadi dia langsung ke ruang musik lagi"

"Ah geurae(begitu)" jawabku dan langsung duduk di bangkuku.

Pelajaran dimulai, kali ini pelajaran bahasa inggris.

Akhh aku tidak terlalu bisa, andai ada clara.

Pelajaran berlangsung beberapa jam setelah itu bell istirahat berbunyi, guru yang mengajar langsung mengakhiri materi dan keluar kelas.

"Namjoon apa kau bisa bahasa inggris?" Tanyaku

"Itu sih soal mudah" katanya.

"Kau sombong sekali namjoon-ah" kata taehyung.

"Akhh taehyung-ah, kapan kau akan mempercayaiku?!" Katanya

"Aku tidak mau percaya padamu" Katanya sambil bersedekap dan memutar kedua bolamatanya malas.

"Hey! Kau tidak boleh begitu taehyung-ah" Kata ku

"Ah, arasseo. Jadi...kau sekarang lebih membela anak baru ini, huh!" -taehyung

"Ya! Kenapa kau jadi pemarah seperti ini taehyung-ah?" Tanyaku

"Nan molla(aku tidak tahu)" jawabnya yang sedang memainkan handphonenya.

"Aku tidak suka kau yang seperti ini huh! Kau tidak sama seperti dulu waktu ada jim-" ucapanku terhenti.

Aniya. Aniya

Cukup, aku tidak mau mengingatnya lagi.

Uljima youngie, jebal. Tahan air matamu youngie..

Air mataku terbendung, sebelum jatuh aku langsung lari ke toilet. Beruntung guru yang mengajar sudah meninggalkan kelas.

"Youngie! Kau mau kemana ngie? Ngie!" Panggil taehyung, dia merasa bersalah.

"Ada apa dengan youngie tae?" Tanya namjoon.

"Molla, sepertinya ini salahku" katanya "aku harus mengejarnya" lanjutnya.

"Ah baiklah, aku akan tunggu disini" -namjoon

Sebaiknya aku tidak ikut campur soal perasaan mereka.  -nj

Taehyung pov.

Lalu wanita itu lari dari hadapanku, entah kemana dia pergi. Sepertinya dia menangis, aku sempat melirik matanya tadi.

Aku tahu kau memikirnya lagi.

I know youngie-ah.

Jimin yang selalu ada dipikiranmu bukan aku. 

Harusnya aku menyadari itu semua. Dan sekarang jimin pergi dia bilang padaku untuk menjagamu karna dia mungkin tidak akan pernah kembali, walau mungkin ia tidak akan bisa melupakanmu dari pikiran dan hatinya.

Ya aku suka pada youngie, jimin tau itu tapi dia pergi bukan karna aku. Bukan karna ia ingin melepaskan youngie untukku. Bukan.

Jimin sangat mencintai mu youngie, sebenarnya ia juga tidak mau meninggalkanmu, ia tidak mau mendiamkanmu seperti minggu lalu

Maaf youngie aku harus berbohong, karna memang ini yang jimin minta, dia minta agar kamu bisa melupakannya agar kau tidak tersakiti menunggu jimin kembali.

Mianhae youngie-ah.

Aku sempat memanggilnya saat ia pergi, tapi wanita itu tidak melirik kearah ku sama sekali. Ia tetap berlari, ia berlari semakin cepat dan meninggalkanku.

Aku terus lari mengejarnya, aku melihatnya masuk toilet siswi dan aku memutuskan untuk menunggunya keluar.

Aku bersandar di dinding jalan koridor sekolah dekat toilet.

Beberapa menit kemudian dia keluar dari sana.

Aku langsung menarik tangannya dan menyandarkan tubuh mungilnya itu di dinding dengan tangan kananku yang menggenggam tangannya, dan tangan kiriku aku letakan disamping kepalanya.

Kami bertatapan, jarak wajah kami hanya beberapa centi saja.

"Kau? Kau kenapa disini?" Tanyanya dengan mata sembab.

"Ak-aku-aku....." ucapanku terhenti, aku ingin menatap matanya tapi ini sulit.

"mianhae....mianhae youngie-ah" ucapku penuh penyesalan dengan suara bergetar, aku pun langsung memeluk tubuh mungilnya itu dengan erat.

"Gwechana taehyung" jawabnya, ia membalas pelukanku sambil mengelus punggungku.

"Kenapa kau tidak marah padaku?" Tanyaku sambil menatap ke arah lain, karna aku tidak sanggup menatap matanya.

"Aku tidak bisa, ini bukan salahmu. Ini salahku karna masih mengingatnya" ia menundukkan kepalanya.

"Sekarang hanya kau satu-satunya yang kupercaya selain clara, jimin telah pergi dariku. Sekarang aku hanya ada kau" lanjutnya, dan menatapku dengan tatapan penuh harap.

"Ssstt...geumanhae(berhentilah), uljima(jangan menangis) youngie-ah. Maafkan aku, aku...aku berjanji akan terus bersamamu" kataku dan aku langsung menghapus air mata dipipinya itu.

"Hmm, gomawo taehyung-ah. Gomawo geurae...(thanks because) kau selalu ada untukku" ucapnya dengan senyumannya.

"Eoh, ini memang tugas ku sebagai seorang sahabat" jawabku
"Ke kelas sekarang?" Lanjutku.

"Hmm" dia mengangguk dan kita jalan ke kelas.

COLD JIMIN FF  •complete•Where stories live. Discover now