i'm yours & U're mine

ku kira itu cinta

I'm Yours & U're Mine

BAB 1

Aigoo , mengapa hari ini aku tidak bisa menulis sepatah katapun ,apa sebenarnyaa yang aku pikirkan ini ? aku mengetok ngetok kepalaku. Ku rasa ada yang aneh pada perasaanku, mungkin ada sesuatu yang tidak beres tapi apa? Aku sudah melakukan semua dengan baik aku sudah mengambil cuti,aku sudah pamit liburan,aku sudah izin,aku sudah mengerjakan tugas dan pikiranku berputar cepat. Apa yang kurang, Astaga, aku baru ingat.

Aku segera lari meninggalkan sarapan pagiku tanpa ba bi bu aku melesat ke kantor penerbit. Ya allah mengapa hal penting seperti ini bisa aku lupakan tak berhenti aku menyalahkan diriku sendiri. Perasaanku sangat gugup sekali tapi aku harus mengatakannya tapi kalau tidak boleh bagaimana ? aku akan membusuk di kantor ini.

Di depan pintu yang tertutup rapat ini aku menghela nafas panjang, mengingat-ingat kata kata yang pas untuk menyampaikan. Tok tok tok .. assalamu alaikum

Ya masuk, suaranyanya terdengar tegas, semakin membuatku takut.

kebetulan kau datang. Mana laporan menerbitan majalah kemarin?

Aduh, meskipun sudah paruh baya tetap saja ingatannya masih bagus.
Aku tak bisa berkata apa apa aku tersenyum nyengir, semoga Allah melindungiku. "Summumbukmunngumyung fahum laa yarjiuun." aku menghela nafas lagi dan mencoba menjelaskan. Begini bu direktur,majalah yang baru saja terbit laporannya belum jadi dan ada kabar yang kurang baik mengenai majalah, majalahnya belum didistribusikan. Jadi saya tidak bisa menyerahkan laporannya ke Ibu sekarang.
Ekspresi direkturku ini hanya datar tak segera menanggapi, Ya Allah selamatkan aku, dalam hati aku mempersiapkan diri. Setelah beberapa saat, ekspresinya berubah.

apa? kenapa bisa belum di distribusikan ? kamu tahukan kalau itu akan berdampak pada perusahaan, kita akan kehilangan banyak profit. bagaimana dengan eksistensi perusahaan? Perusahaan kita sudah terpercaya, ter- up to date, banyak pelanggan yang akan kecewa.

Aduh, benerkan aku kena marah, aku mau cari alasan apa lagi ini hawatirku dalam hati,, untung saja aku sudah menyiapkan kata-kata yang harus aku keluarkan untuk menghadapi amukan Direktur super perfect dan cerewet itu. Sungguh tak mempan alhasil gagal liburan.

Akan ku sampaikan ke umi." kalau aku blom bis pulang. assalamu'alaikum umi, apa kabar ? zizah baik-baik aja kok umi tenang aja zizah sehat selalu, tapi umi zizah gak bisa pulang akhir tahun ini maaf ya umi." "Gak apa-apa nak , jaga kesehatan ya disana," "iya mi',Udah dulu umi banyak kerjaan wassalamu'alaikum."

Awal mula masalahnya dari narasumber yang tiba tiba meng cancel jadwal wawancara, kemudian salah satu layouter perusahaan tiba tiba mengambil cuti sebulan jadi terpaksa aku ikut membantu proses editing. Aku pikir semuanya udah selesai karena sudah mulai masuk di percetakan. Aku tidak mengecek lagi. Aku baru ingat kalau proses mencetaknya lama sekitar 3 sampai 4 hari. Sedangkan masuk ke percetakan baru 2 hari. Seharusnya aku segera melapor hari itu, tapi tiba tiba umi nelfon dan memintaku untuk pulang.

BAB 2

"zizah pagi sekali kamu datangnya. pas sekali," "ada apa memangnya ? firasatku sudah tak enak. Hari ini ada wawancara dengan enterpreneur muda dan kamu kan yang paling jago jadi kamu saja yang menghadiri." "What? Aku gak bisa gitu dong lif, itu pasti tugas kamu dan kamu melempar gitu aja ke aku! Gak bisa tugas ku banyak." "nanti ku laporin ke bu..." "oke oke,aku yang hadir"

Dia terus saja membujukku untuk hadir karena dia bilang ini penting dan akan jadi head news di majalah minggu ini juga cover majalah pake ancam segala. Maklum aku cukup cerdas menghadapi orang-orang super dan menggaet mereka agar mau bekerja sama. Tapi tak suka jika harus aku dan aku yang mengerjakan semuanya.

BAB 3

Aku melamun tiba-tiba ada orang menyebrangi jalan alhasil aku menginjak rem dengan sigap. Untung orangnya tak tertabrak, Ya Allah apa lagi ini. Bergegas keluar dari mobil. Maaf pak saya tidak sengaja mari saya antar ke klinik terdekat. Berusaha menunjukkan sikap tanggung jawabku. Dengan menundukkan kepala. Orang itu membalikkan wajahnya. zizah ? aku mendongakkan wajah Robi? ternyata kami saling mengenal.