Finding 2

4.3K 306 32
                                        


Hujan di atas Laut

Jangan salahkan hujan jika tak turun di atas laut, karena awan yang telah jenuh air, sungguh tak kuasa menentukan kemana rinainya akan turun. Awan pasrah pada angin yang membawanya.

Mungkin laut bertanya, mengapa hujan kerap turun di pegunungan. Mengabaikan peran lautan yang selama ini paling berjasa dalam perjalanan siklus air. Dengan penuh sesalan laut berkubang dalam soalan mengapa rinai menjadi milik sang daratan. Semoga laut tak lupa, sepanjang perjalanannya menuju lautan, limpasannya telah banyak memberi kehidupan. Sedang pada akhirnya limpasan sang rinai akan selalu kembali ke lautan. Semoga laut tak egois, menginginkan rinai hanya untuk dirinya.

Sama seperti laut, kadangkala manusia menginginkan segala sesuatu berjalan sesuai logikanya. Tanpa merenungi akan selalu ada mekanisme yang Allah atur untuk segala sesuatu. Mekanisme-Nya yang syarat hikmah.

Boleh dibilang Rentsa memiliki segalanya. Bisa mengabdi di rumah sakit rintisan Almarhumah ibundanya adalah impiannya sejak dulu. Tak berprofesi seperti bunda memang, tapi jabatan yang dimilikinya kini adalah hasil dari dedikasinya sepenuh kemampuan.

Asy-Syifa Medical Centre adalah rumah sakit yang pernah dirintis Almarhumah Dokter Maryam, ibunda Rentsa, bersama rekannya. Sekalipun Rentsa memiliki saham di rumah sakit tersebut, tapi dirinya tak pernah membuka jati dirinya. Sebagai sarjana ahli gizi Rentsa adalah pegawai yang menempuh karirnya seperti biasa. Jabatan yang kini disandangnya pun adalah hasil kerja keras mengandalkan kemampuannya.

Itu secara karir, lalu secara paras? Gen jawa dan tionghoa dari eyang kakung, dan gen pakistan dari eyang utinya telah membentuk paras Dokter Maryam dengan proporsional dan wajah Rentsa adalah duplikasi ibundanya.

Dari pekerjaan yang mapan dan paras yang ayu seharusnya kehidupan Rentsa sudah dikaruniai keluarga kecil yang bahagia. Namun di usianya yang memasuki 29 tahun, Rentsa masih sendiri. Meskipun demikian Rentsa tak pernah ambil pusing. Dia tak tergesa untuk menikah. Terlebih, Rentsa tak pernah percaya perjodohan dan dia bukanlah tipe wanita yang terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada lawan jenis.

Rentsa tak ingin seperti si laut yang masih menginginkan rinai. Untuk saat ini biarlah semua berjalan sewajarnya. Kehidupan Rentsa saat ini didedikasikan untuk bekerja sepenuh hati. Mensupport Asy-Syifa dengan caranya.

Seperti hari ini, lagi-lagi Rentsa menjadi Rentsa 'si krepuskular'. Tak mau kalah dengan hewan-hewan yang aktif semenjak sebelum fajar menyapa. Ada titipan bekal makan siang dari kakak iparnya, Saphira, dan ada dua meeting yang harus dia hadiri. Alhasil semua harus dipersiapkan saat pagi masih menghitam.

Di ruang meeting yang luasnya cukup untuk menampung puluhan pegawai ini, Rentsa pun menjadi peserta meeting yang pertama hadir. Bahkan Rentsa harus bertemu tatap dengan pegawai cleaning service yang sedang menyelesaikan pekerjaannya.

Bagi Rentsa bekerja adalah amanah. Tak ada kata setengah-setengah atau seadanya. Profesionalisme menunjukkan kualitas diri. Maka tidak heran baru beberapa tahun bekerja, dirinya sudah dipercaya menduduki jabatan sebagai Kepala sub instalasi administrasi dan gudang gizi.

Setelah pegawai cleaning service berlalu, satu per satu peserta meeting dengan berbagai latar belakang jabatan memasuki ruang meeting, terlihat siap dengan pertemuan hari ini.

Semua kursi terisi, termasuk kursi di sebelah Rentsa. Kursi tersebut diduduki oleh Bu Fatma, Ahli gizi senior yang menjabat kepala intalasi gizi, beliau adalah atasan langsung Rentsa. Sebagai Kepala sub instalasi administrasi dan gudang gizi, sudah menjadi rutinitas Rentsa untuk mendampingi Bu Fatma dalam meeting rutin rumah sakit.

Ruangan seketika hening saat Dokter Rustam, sang direktur rumah sakit masuk bersama dengan seorang lelaki matang beraura tegas. Keduanya adalah jajaran direksi, pemegang kebijakan rumah sakit.

Finding My SiriusWhere stories live. Discover now