Part 2 - The Darkness of Night

12.4K 567 13
                                    

"Ingin pergi? Kabur?" Justin menarik lengan Hannah dan membawanya kembali masuk ke dalam kamar.

"Justin...lepas!" Justin samasekali tidak menggubris.

"Jangan Justin.....lepasin.....!" Hannah menangis sesenggukan seraya manarik-narik tangan Justin agar cengkraman di lengannya terlepas. Tubuhnya bergetar ketakutan saat melihat Justin dengan wajah mengeras penuh amarah.

'Blam!' Pintu kamar tertutup kencang. Justin mendorong Hannah hingga terjatuh di atas lantai dalam posisi terlungkup.

"Kau tidak bisa pergi kamana pun! Penjagaan di mansion ini akan semakin ketat jika kau berusaha kabur!" Kata Justin memperingatkan.

Hannah mengepalkan kedua tangannya, matanya terpejam. Ia meredam tangisannya dan mencoba untuk menenangkan diri. Mulai timbul rasa ingin membalas perlakuan kekasihnya itu dalam diri Hannah. Seakan sisi lain dalam dirinya telah bangkit kembali untuk mengambil alih, mengendalikannya. Rasa takut yang sempat melingkupinya perlahan menjadi sirna. Ia tak mengerti pada dirinya sendiri, kemana sosok pemberani Hannah De Luca yang dulu? Begitu besar pengaruh Justin terhadap Hannah saat ini hingga bisa membuatnya takut dan bungkam saat pria iblis itu meluncurkan aksinya.

Ia sudah muak dengan tidakan Justin. Tidak hanya muak, ia juga harus merasaka sakit dari siksaan pria itu. Masa bodoh atas segala perasaannya yang pernah mencintai bahkan menginginkan Justin. Hannah akan tetap mencari cara untuk menghentikan dan menyingkirkan pria itu.

Jika tujuannya tidak berhasil, mungkin ia bisa mencari cara lain untuk terlepas dari kekangan Justin Russell. Bayangkan saja, mereka belum menikah, tetapi perlakuan Justin terhadap Hannah sudah sangat keterlaluan. Hidup bersama Justin Russell bagaikan hidup di balik jeruji besi. Lebih baik ia merasakan hidup di balik jeruji besi karena di tempat itu tidak akan ada yang bisa menyiksanya. Entah, apa yang terjadi jika Hannah tidak segera mengakhiri hubungan ini. Kemungkinan pria itu akan membunuh Hannah secara perlahan.

"Apa kau selamah itu?" Tentu saja wanita sepertimu hanya mampu bergaya, berfoya-foya dan bergabung bersama para sosialita!" Ucap Justin melihat Hannah yang hanya terdiam tanpa mengubah posisinya. Ia tak mampu melihat kemurkaan wanita itu akibat Hannah yang membelakanginya dengan posisi telungkup.

"Kenapa kau sangat mengerikan Justin?! Siapa dirimu? Apa kau Justin, kekasihku?" Lirih Hannah dengan suara yang mencerminkan luka pada hatinya.

"Bunuh aku jika kau memang menginginkan kematianku!" Hannah berteriak saat mengucapkannya.

Mata yang awalnya terpejam kuat terbuka seketika, memperlihatkan safir biru cerah dengan penuh kilatan kebencian dan kobaran api. Emosi yang tersulut membuat otaknya memerintahkan mulutnya agar segera menyahut, ketika mendengar lontaran kalimat yang keluar dari bibir pria itu. Justin hanyalah pria bodoh yang tidak mengatahui apapun tentang Hannah. Namun, ia berlagak seperti orang yang sudah mengenal lama dirinya.

Hannah bangkit dari tempat ia terjatuh dan berhadapan dengan pria itu. Justin yang melihat perubahan Hannah hanya menaikan sebelah alisnya dan menyeringai. Belum pernah ia melihat Hannah dengan wajah semarah ini.

"Seberapa jauh kau sudah mengenalku? Ternyata aku salah menilai seseorang yang kupikir tulus mencintaiku. Katakan apa yang kau inginkan dariku selama ini. Ayo, selesaikan semuanya sekarang juga, Justin Russell!"

"Kau PENDUSTA!!! Kau......dan acting-mu selama ini berhasil!! Selamat Russell!!"

"Wah....wah.....jadi sekarang kau berani menantangku, manis?" Justin tertawa sumbang.

"Aku bisa melakukan apa saja jika kau berani bermain denganku! Aku bisa melaporkan tindakanmu ini ke pihak berwajib dan aku bisa menyeretmu ke meja hijau!" Hannah mendekat sambil mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Justin.

The Billionaire's Secret [END]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora