DIP 4 [ Revisi ]

402 35 9
                                    

Hari keempat kepala kepolisian meminta kepada orang-orang yang terkait dengan kasus ini untuk hadir dalam pertemuan besok jam 09.00 di TKP. Semua hadir dengan wajah penasaran tentang pelaku perusakan ini.

" Baiklah, karena semua orang sudah hadir saya akan menyampaikan bahwa pelaku telah ditemukan. " kepala kepolisian, Satyo mengungkapkan hal yang akan dibahas pada pertemuan. Satyo mengarahkan pandangannya pada polisi lain di belakang kursi yang ditempati orang-orang terkait kasus ini.

Dua polisi segera menghampiri laki-laki yang mengenakan kemeja biru muda dan celana hitam dan memegang kedua sisi tubuhnya. Semua orang yang melihatnya menunjukkan raut wajah terkejut.

" Kinta? Pak Satyo apa maksudnya ini?" Paman pemilik toko bingung akan maksud dari kedua polisi yang memegang kedua sisi keponakannya. Sedangkan Satyo yang ditanyai hanya diam.

" Pak Satyo tolong jelaskan maksud dari tindakan bawahan anda. Kami tidak ingin ada salah paham disini. " Seorang karyawan toko bertanya dengan sopan kepada Satyo atas hal yang terjadi.

" Saya hanya ingin bertanya pada tuan Kinta. Apakah anda mengakui kesalahan anda? " Satyo bertanya dengan serius pada Kinta. Mata Satyo menyorot memperhatikan wajah Kinta dengan seksama.

" Maaf tapi bisakah anda memperjelas? Saya tidak tahu apa yang anda maksud. " Kinta menampilkan raut wajah bingung dengan dahi yang mengerut.

" Saya tidak suka membuang waktu. Jadi saya akan menjelaskan semua." Memandang wajah setiap orang yang berada di dalam ruangan dengan teliti akhirnya Satyo kembali fokus pada Kinta.

" Kita mulai pada toko. Waktu itu pukul 7 malam terjadi pemadaman listrik secara mendadak di 3 blok sekitar toko. Saat itu toko dalam keadaan terkunci dengan pengaman berupa folding gate. Folding gate dalam keadaan terbuka, kemudian dalam cylinder ditemukan patahan ujung kunci. Hal ini menandakan bahwa pintu dibuka paksa. Kemudian, kami tidak menemukan bukti apapun lagi selama 2 hari." Satyo menghentikan penjelasannya sejenak sambil memperhatikan ekspresi Kinta. Kemudian dia melanjutkan kembali.

" Baru pada hari ketiga kami memutuskan untuk memperluas area penyelidikan. Saat mewawancarai warga sekitar, kami mendapatkan video dari sebuah kamera yang dilengkapi dengan inframerah. Sungguh kebetulan sang pelaku tidak menutupi plat nomor kendaraannya. Kami melacak nomor kendaraan tersebut dan menemukan bahwa pemiliknya adalah tuan Kinta." Dengan gesture bahwa dia telah menyelesaikan penjelasannya Satyo memandang semua orang. Kedua tangan Satyo dimasukkan ke dalam saku jaket hitam yang dikenakannya.

" Apakah aneh jika saya melewati blok 4 yang mengarah ke rumah saya di blok 5?"Kinta bertanya dengan raut wajah bingung namun matanya menunjukkan sedikit kekhawatiran. Hal ini tentu saja ditangkap oleh Satyo.

" Tidak ada yang aneh. Hanya saja kenapa anda menghampiri mobil dari arah yang berlawanan?" Satyo bertanya dengan nada bingung.

" Saya waktu itu selesai membeli lilin di toko kelontong karena mengira blok 5 juga mengalami pemadaman listrik." Kinta menjawab dengan santai

" Ah, baiklah. Lalu apa penjelasan anda tentang pecahan kaca yang terdapat darah anda sendiri?" Satyo mengangkat kantong plastik yang didalamnya ada pecahan kaca dengan bercak darah.

" ... " Kinta hanya menatap kantong plastik yang dipegang Satyo dengan mata sedikit melebar.

" Kami telah mengadakan tes DNA. Dokter menyatakan bahwa darah ini memiliki hubungan saudara dengan tuan Chao. Jadi, kami meminta tolong pada tuan Chao untuk mengumpulkan beberapa sampel dari saudaranya yang terkait dengan kasus ini. Dan sampel yang memiliki kecocokan seperti pada Pecahan kaca tersebut adalah milik anda tuan Kinta. Apakah anda memiliki pembelaan? " Satyo mengeluarkan surat rumah sakit dan memberikannya pada paman Kinta. Sedangkan paman Kinta tengah syok membaca surat tersebut dari rumah sakit.

" Ah, aku kira semua bukti sudah menunjuk pada Chao tapi pada akhirnya aku ditemukan juga. Andai kau tidak turun tangan pada kasus ini aku yakin yang ditangkap kali ini adalah Chao. "Kinta tersenyum sinis pada Satyo.

" Maaf saja tuan tapi kami juga menggunakan otak untuk bekerja. Kami tidak seidiot itu untuk langsung mempercayai bukti tanpa melakukan penyelidikan lain. " Satyo membalas senyum Kinta dengan ejekan yang tidak disembunyikan lagi.

" Sekedar tambahan tuan Kinta, pada saat anda mengatakan membeli lilin di toko kelontong nyatanya pemilik toko pada hari pemadaman listrik tengah berada di kota lain. Jelas saja kami tidak bodoh untuk percaya pada ucapan anda." Senyum mengejek Satyo berikan pada Kinta.

" Kalian berdua bawa tuan Kinta ke kantor polisi untuk memproses hukuman. "

" Baik pak! " kedua polisi yang memegang Kinta segera memasang borgol dan menyeret Kinta keluar dari ruangan.

" Tunggu pak Satyo, saya ingin menanyakan satu hal pada Kinta. Tolong beri kami waktu. " Chao menghentikan kedua polisi yang membawa Kinta keluar dari toko.

" Silahkan saja" Satyo mempersilahkan Chao berbicara dengan Kinta walaupun dengan wajah datar.

" Terimakasih pak Satyo. Baiklah, Kinta kenapa kau melakukan ini? Ini adalah usaha yang kita bangun bersama dari nol, kenapa kau melakukan hal seperti ini?" Chao menatap Kinta dengan wajah sedih. Dia tak habis pikir dengan Kinta yang ingin merusak usaha mereka berdua.

" Sadarkah dirimu bahwa selama ini hanya dirimu yang dipandang dari usaha ini? Menurut kesepakatan memang akulah pemilik toko dan kau adalah pengelolanya tapi apakah orang menganggapnya demikian? Kau terlalu menonjol Chao." Kinta menatap Chao dengan kebencian yang terlihat pada kedua matanya. Dia terlalu benci untuk mengakui bahwa Chao lebih menonjol daripada dirinya sendiri.

" Aku-... Aku tidak pernah ingin terlihat menonjol. Aku hanya melakukan yang terbaik untuk usaha kita. Sungguh, aku tak berharap hal lain kecuali keuntungan untuk usaha kita." Chao berkata dengan sungguh-sungguh bahwa dia tidak memiliki niat lain dalam usaha ini.

" Dari awal aku lah yang bodoh karena bekerja sama dengan dirimu. Aku terlalu bodoh untuk bermimpi bisa berjalan bersamamu. " Wajah Kinta menunjukkan rasa miris karena kebodohan yang dilakukannya.

" Cukup tuan Chao, kami akan segera memproses kasus ini. Kalian berdua bawa tuan Kinta ke mobil polisi. "

" Baik pak! " Kedua polisi yang membawa Kinta segera melaksanakan perintah Satyo.

Dengan ditemukannya pelaku berarti kasus ini telah selesai. Kegiatan masyarakat sekitar kembali normal seperti sedia kala. Toko jam pun juga mulai beroperasi seperti biasanya seperti sebelum kejadian terjadi.

o0o

Kasus selesai namun masih ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Satyo. Satu-satunya yang membuat dirinya masih tidak ingin melepas kasus ini adalah pengirim surat. Hanya saja siapa DIP, jika sang pengirim adalah bawahannya maka itu mustahil. Dia hafal betul bahwa bawahannya adalah tipe orang yang melakukan sesuatu untuk kenaikan pangkat.

Hal lain yang sempat Satyo pikirkan adalah sebuah kartu remi berwarna hitam dengan pmabang waru. Walaupun ia sempat ragu apakah ini termasuk bukti atau tidak karena dia sendiri yang menemukannya di celah dinding yang kecil di sudut toko. Akhirnya dia memutuskan untuk menyimpannya.

Fokus Satyo terpecah saat dering handphone terdengar. Surat yang dipegangnya ia masukkan ke dalam map hitam lalu baru dia mengangkat telepon.

o0o

Selamat membaca chapter tambahan serta chapter-chapter lain yang sylan revisi.

Terimakasih.

Detektif IPWhere stories live. Discover now