Stay With Me

218 13 0
                                    

AKU terbangun dengan kepala sakit luar biasa.

Rasanya kepalaku ingin pecah karena hang overku semalam.

Sakit dikepalaku semakin menjadi saat kusadari aku tidak tidur seorang diri di kamarku malam tadi.

Rea yang sudah terbangun lebih dulu dariku, duduk membelakangiku dengan gaun malamnya yang begitu tipis dan transparan.

Ia menoleh menyadari bahwa aku sudah bangun, dan senyumnya merekah cerah.

"Terima kasih untuk semalam, Jeth." Ucapnya pelan sambil mengedipkan mata padaku.

Secara refleks aku menoleh ke balik selimut, berusaha mencari tau apakah aku masih berpakaian lengkap di bawah sana, atau sesuatu sudah terjadi diantara kami semalam.

"Did we??" Tanyaku terbata menyadari kondisiku yang cukup kacau balau.

"Menurutmu?"

"No... We don't."

"Oh ya? Aku rasa, yes we did."

"Seriously Rea... Did we 'do that'?"

Ia melompat kearahku. Posisinya tengkurap tepat di atas tubuhku.

"Kamu hebat semalam."

"OH MY GOD!!!!!" Seruku terkejut.

Rea memandangku dengan kerlingan matanya yang menggoda.

Aku bangkit dari tidurku, shock mendengar ucapannya.

"Oohh please, don't over act, Jeth. We didn't do that!! Aku hanya menggodamu kok."

Aku menatap nanar padanya. Tidak tau harus mempercayai ucapannya yang mana.

"Demi Tuhan... Kita hanya tidur. Yeah, kalau semalam ada sentuhan atau pelukan, itu sih bukan atas paksaanku ya? Kamu yang memelukku."

"Tapi kamu serius kita nggak melakukannya?"

Rea mengangguk mantap. Ia bangkit dari tempat tidur dan memakai jubah kamarnya dengan cepat. "For me, there's a huge difference between having seks and making love. And I want to making love, not having seks with you. Sebenarnya mudah saja bagiku untuk bercinta denganmu semalam. Tetapi aku tidak ingin melakukan itu saat kau tidak menyadarinya, Jethro."

Aku bergidik ngeri mendengar ucapan Rea.

"Aku bisa saja membuatmu melupakan segalanya dan melakukannya bersamaku. Tetapi aku tidak mau, Jeth.. Aku hadir bukan semata ingin membuatmu merasakan keindahan bercinta antara lelaki dan perempuan. Aku ingin membuatmu mengerti, bahwa dengan cara inilah aku menunjukan padamu cinta yang sebenarnya.Tau kenapa disebut make love? Bercinta? Because we did it based on love. Dan aku mau kamu menyadarinya saat melakukannya bersamaku. Bukan dalam keadaan mabuk. Bukan juga keterpaksaan."

Rea terdengar tulus sekali saat mengatakan semua itu.

Aku tertegun.

"Aku akan sabar menunggumu memintaku sayang..." Ia mengedipkan matanya sekali. "Jadi, katakanlah kapanpun kau menginginkannya." Tawa riangnya membahana memenuhi kamar.

Aku tau ia mentertawaiku yang tampak ketakutan.

Dan tiba-tiba saja, apa yang Ray ucapkan semalam terngiang di kepalaku.

"Tapi kamu bukan gay, Jethro...."

Apa iya?

Errrgghhh!!!! Masa sih?

"Adreanna Jusuf..." Panggilku tepat sebelum Rea menghilang dibalik pintu kamar.

Ia menoleh, wajahnya nampak relax. "Kenapa?"

Lie in Believe [COMPLITE!!!]Where stories live. Discover now