Deine [B]

1K 201 45
                                    

Skylar Otsu's

Presents:

B. R. I. D. E series: [Deine]

Supranatural|Horror|Dark Romance











Tao sangat yakin jika dirinya masih berdiri di tempat yang sama sejak awal. Tao juga yakin jika kedua matanya masih normal dan baik-baik saja sebelumnya. Lantas mengapa sekelilingnya menjadi gelap gulita? Tidak ada suara. Bahkan dirinya dapat mendengar hembusan nafasnya sendiri yang terdengar menyedihkan.

Ia berdiri tegang, kedua tangannya terkepal erat. Tao tidak bergerak, keping indah miliknya telah dihiasi selaput bening air mata. Memindai kegelapan di hadapannya dengan nafas putus-putus.

Benar-benar gelap.

Rasa takut yang datang tak cukup membendung air mata yang tak hentinya mengalir di pipinya yang halus.

Ke arah manapun ia memandang, semuanya gelap gulita. Hitam. Tak terbatas. Tubuhnya gemetar tanpa ia sadari dan kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya.

Apalagi kali ini?

Nafasnya berubah sesak memikirkan dimana dirinya sekarang berada. Isi kepalanya kosong.

"Tao! Di sini!"

Andai dirinya adalah seekor anjing, mungkin saat ini satu telinganya berdiri tegak karena panggilan suara sahabat yang memanggilnya.

"Baekie!?" suaranya tersengal. Kebingungan mencari sosok mungil pemuda yang selalu jahil padanya itu.

Kenyataannya hanya hitam yang ia lihat.


"Baek! Kau di manㅡ"

"Ayolah Zi, permainan ini tidak se-seram yang kau pikirkan. Lagipula apa yang kau takuti? Kita beramai-ramai di sini"

"Chan-sunbae? Sunbae di mana!?" Tao berusaha menyeka air mata yang tak berhenti mengalir, menolehkan kepalanya ke sana ke mari untuk mencari sosok kakak tingkatnya yang tinggi.

"Semuanya akan baik-baik saja, oke? Kita hanya perlu mengajukan pertanyaan setelah itu kita akhiri permainan ini"

Tao terisak, meremat rambutnya dengan rasa frustasi karena tak juga bisa melihat tanda-tanda keberadaan sahabat-sahabatnya, sementara suara-suara itu mendengung nyata di kedua telinganya.

"Sedang apa kau berdiri di sana? Kemari lah! Cepat Zi!"

Suara Luhan membuatnya mengangkat kepala dengan wajah basah. Keping kembarnya berair, menatap ke depan pada sosok kelima teman-temannya yang duduk melingkar di lantai.

Kelima pemuda itu menatapnya dan Tao menyadari jika dirinya tak lagi berada dilingkupi kegelapan lagi.

Ruangan ini dia mengenalinya dengan sangat baik. Dirinya berada di apartemen milik Chanyeol. Ruangan dengan pencahayaan yang sangat cukup, seperti dia tak pernah berada di dalam kegelapan.

BRIDE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang