11. Erza Vs Jellal

786 43 2
                                    

Pertarungan yang seperti tak ada habisnya dari kedua kubu.

Erza yang dengan serius ingin mengembalikan suaminya dari jerat kegelapan melawan Jellal yang sedang di kuasai kegelapan. Pertandingan yang menguras tenaga dan perasaan.

Berkali-kali Erza merubah armornya dan melawan suaminya sendiri namun semua perlawanan itu di gagalkan Jellal. Jellal seperti tak mau kalah, bukan Jellal tapi sesuatu yang menguasai tubuh Jellal.

“Jelas Jellal tak mungkin melawanku seperti ini. Dia di kendalikan seseorang.” Pikir Erza.

Seolah di ingatkan kembali akan kejadian di 'menara surga'. Erza tidak ingin Jellal kembali ke masa lalu. Masa dimana dia haus akan kekuasaan dan kebebasan yang di percayainya. Saat itu Erza hampir saja mengorbankan dirinya, nyawanya hanya untuk Jellal. Agar dia bisa kembali di jalan yang terang.

“Tidak ada Natsu dan yang lain. Aku harus melawannya dengan segenap tenagaku. Tapi yang kulawan sekarang adalah Jellal. Bukan... Dia bukan Jellal yang ku kenal. Aku harus memastikan dia kembali sadar. Jellal...” pikir Erza sambil mengayunkan pedangnya ke arah Jellal.

Dan sampai satu titik, dimana Jellal sudah tersudutkan dan keinginan untuk menang melingkupi dirinya. Memaksa Jellal untuk mengerahkan seluruh tenaganya.

“Pose itu... Jangan-jangan...”

Jellal mengerang. “Aaaaa.....” menahan sakitnya kekuatan yang hendak di keluarkannya.

“Aku harus cepat, sebelum sihir itu benar-benar keluar.” Pikir Erza sambil berlari ke arah Jellal. “Jellal, sadarlah.”

Bukannya menghunus pedangnya pada Jellal, Erza malah menjatuhkannya lalu bergegas memeluk suaminya.

“Aaaaaaaaaa...” Jellal berteriak kesakitan. Menggulingkan dirinya di tanah, rasa sakit yang amat sangat dirasakan olehnya.

“Aaa... Kekuatan apa ini?.” Teriak dari Jellal lalu sebuah bayangan keluar dari tubuh Jellal.

Erza yang sedang memeluk Jellal lalu mengambil pedangnya dan dengan segera menancapkan pedang itu pada bayangan yang baru saja keluar dari tubuh Jellal.

“Jellal...”

Jellal kehilangan kesadaran.

Erza memeluk Jellal dengan erat. “Jellal sadarlah.”

Sementara itu di markas serikat Fairy Tail.

Tidak ada yang bisa keluar dari sana. Rune yang di pasang tidak bisa di tembus oleh mereka.

“Apa yang terjadi pada Erza ya?.” Kaylta Lucy.

“Kita hanya bisa mengharapkan Erza kembali dengan selamat. Jika keberuntungan ada di pihak kita, Jellal pun kembali dengan selamat.” Kata Makarov. Karena dia berpikir Laxus dan Mirajane saja sampai kehabisan tenaga hanya karena banjir itu. “Mereka ada di tingkat S. Kelas S. Sebenarnya siapa yang mereka lawan. Gildart pun belum sadarkan diri.”

Lucy memegang dadanya. “Ada apa ini? Perasaan apa ini?.” Pikir Lucy. “Aku harap mereka baik-baik saja.”

“Lucy ada apa?.” Tanya Levy.

“Tidak. Hanya saja...”

“Hanya saja apa?.”

“BRAK...”

Lucy, Levy dan yang lain melihat ke pintu depan.

“Erza?.”

Lucy berlari ke arah Erza lalu memeluknya sebelum dia jatuh ke tanah. “Tolong... Ini berat...”

Evergreen dan Cana sarang membantu.

Makarov memerintahkan Freed dan Bikslow membawa Jellal masuk ke ruang perawatan.

“Erza apa yang terjadi?.” Tanya Lucy.

Levy menyeka keringat Erza di wajahnya. “Aku bersyukur kamu selamat.”

“Erza. Siapa dia, siapa yang membuat kita seperti ini?.” Tanya Gajeel.

“Dia adalah seseorang yang selama ini menghilang.” Kata Erza dengan suara yang pelan. Dia sudah sangat letih dan kekuatan sihirnya menipis. Armornya pun berganti menjadi pakaian biasa.

“Siapa dia? Dia yang selama ini menghilang?.”

Erza menutup matanya di pelukan Cana.

“Hey. Kamu tidak mati kan?.”

Wendy keluar dari ruang perawatan lalu melihat Erza yang masih terbaring di lantai. “Celat bawa dia kedalam.” Titahnya.

“Dia tidak apa kan?.” Tanya Cana. “Tubuhnya sangat berat.”

Evergreen yang ada di sisi lain berkata. “Ayolah jangan mengeluh. Kita harus selamatkan Erza.”

“Dia hanya tertidur. Ini mustahil tapi sepertinya dia hanya kelelahan. Lukanya hanya goresan di tubuh.”

Lissana memberikan segelas air untuk Erza.

“Simpanlah dulu.” Kata Wendy. Dia langsung menyalurkan sihir penyembunya ke tubuh Erza. “Erza. Bertahanlah.”

Lucy keluar dari ruang perawatan, dia duduk di depan meja bar.

“Seseorang yang selama ini menghilang? Apa kamu memikirkannya?.” Tanya Makarov yang kemudian duduk di samping Lucy.

Lucy mengangguk perlahan. “Aku tidak ingin mengira-ngira. Tapi tatapan mata Erza seolah mengatakan itu adalah dia.”

“Natsu?.”

Lucy menitikan air matanya. “Aku harap bukan dia.”

“Aku pun demikian.” pikir Makarov.

Fairy Tail: Jellal dan Erza (Tamat)Where stories live. Discover now