FTH (11)

1.7K 163 12
                                    

"Natsu!" teriak Lucy geram dengan tingkah laku Natsu yang menyebalkan menurutnya.

Natsu tersenyum, suatu keajaiban baginya melihat wajah Lucy yang cantik itu cemberut. Sudah seminggu dia tidak melihat tawa, rengekan, bahkan muka tersipu malu Lucy hanya karena ulah busuk Lisanna.

"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu Natsu," ungkap Lucy dengan ekspresi sedih yang kentara.

Natsu terdiam sejenak, "Ada apa?" tanyanya dengan nada lembut.

"Siapa gadis yang kau sukai itu Natsu?" tanya Lucy sungguh-sungguh, mukanya sudah merah akibat menahan malu.

Natsu terdiam lama. Lama sekali sehingga membuat Lucy parno sendiri, "Kau akan tau sendiri nantinya Lucy."

"Heee?? Aku ingin sekarang!"

"Tidak!" Natsu membantah. "Kau akan tau pada waktunya tiba,"

Lucy terdiam dan segera meninggalkan Natsu yang masih setia duduk di bangku taman.

*****

Suara lagu mengalun merdu di dalam kamar Lucy dan Levy. Keduanya hanyut pada pikiran mereka masing-masing, tidak satu pun dari mereka bicara setelah begitu lama terdiam.

"Aku... Ingin bertemu dengan orang itu lagi.." Levy membuka pembicaraan, "Kau mau menemani ku menguntit besok?"

"Menguntit?" tanya Lucy.

"Ya, kita akan menguntit Natsu," jeda Levy, "Dan aku akan bertemu dengan yankee tampan itu lagi." ucap Levy menggebu-gebu.

Lucy hanya manggut-manggut mengerti. Ingin bertanya lebih, tapi itu semua privasi Levy, tidak baik bila dirinya ikut campur. Karna Lucy sangat tidak suka ikut campur, apalagi bila orang itu ikut campur urusannya, tapi semua itu terkecuali untuk sahabatnya.

*****

"Ohayoo Lucy!" sapa Natsu disertai senyuman manis, Lucy balas menyapa Natsu dan segera ke bangkunya. Dia mengeluarkan buku pelajarannya dan menengok kesegala arah untuk mencari Levy. "Ah, Levy!" panggil Lucy.

Levy segera berjalan kearah Lucy dan duduk di samping gadis blondie itu. "Ada apa?"

"Nyalin yayaya? Boleh ya?" Pinta Lucy dengan wajah memelas. Levy tersenyum dan segera menyodorkan PR nya kepada Lucy. "Arigatou!"

"Cepat salin, sebentar lagi masuk," perintah Levy.

Lucy kalang kabut saat mendengar kalimat 'sebentar lagi masuk'nya Levy. "Jangan bercanda! Aku baru saja menulis tanggal---"

"Ohaiyo minna!" sapa Makao sensei, membuat Lucy mau tak mau harus menyembunyikan bukunya dan balas menyapa gurunya tersebut.

"Pagi ini kita kedatangan siswa pindahan, silahkan masuk Gajeel-kun." yang di panggil pun masuk kedalam kelas.

Duk!

Kepalanya terantuk dengan pintu, dia meringis lalu segera masuk dengan tampang cool, tanpa memperdulikan kepalanya yang terantuk itu. Resiko orang tinggi. Hahaha. Tawa Lucy di dalam hati.

"Gajeel Redfox." katanya singkat, padat, dan jelas. "Nah silahkan duduk di samping Nat---"

Tanpa menunggu Makao sensei menyelesaikan ucapannya, Gajeel sudah duluan ngacir ke tempat Natsu. "---ah baiklah, mari kita lanjutkan pelajaran kita tentang sejarah Oda Nobunaga..."

Gajeel tersenyum meremehkan kearah Natsu, begitu pula Natsu, dia yang biasanya tersenyum manis, kini tersenyum sinis kearah Gajeel. "Kita bertemu lagi ya, Fire Dragon?" kata Gajeel.

"Senang bertemu lagi denganmu, Iron Dragon," ucap Natsu, setelah itu aura hitam pekat mengelilingi mereka berdua.

Lucy memperhatikan Natsu dan Gajeel, entah kenapa dia merasa, keduanya sudah sangat dekat. Tidak ada bukan orang yang belum mengenal satu sama lain memiliki panggilan yang unik(?)

Dia mengalihkan pandangannya pada Levy, dan Lucy hanya bisa tersenyum usil melihat sahabatnya itu curi-curi pandang pada pemuda bernama Gajeel itu. Masaka???, teriak Lucy dalam hatinya.

"Levy, apa itu yang kau sebut yankee itu?" tanya Lucy pada akhirnya. Levy mengangguk dengan pelan, sedangkan Lucy sudah tersenyum penuh makna.

"Haruskah aku mencari info tentang dia?" Tawar Lucy.

"Tidak!"

Lucy menggunakan pose berpikir yang sangat imut, "Kenapa?"

Levy menggeleng, "Pokoknya jangan..." pinta Levy lirih.

"Yasudah," Lucy menaikkan bahunya lalu segera lanjut mendengar penjelasan gurunya di depan.

"Oh iya, Sensei hampir lupa, ayo kumpulkan PR kalian, kecuali Gajeel-kun." kata sensei. Lucy seketika cemberut dan menatap bukunya.

"Ayo Lucy kita kumpulkan!" ajak Levy.

Lucy menggeleng, "Aku belum menyelesaikannya.." ucap nya pelan sekali. Levy menatap Lucy prihatin, lalu menepuk pundak Lucy dengan lembut.

"Maafkan aku, tapi aku harus mengumpulkan tugas ku, semoga kau selamat Lucy!" ucap Levy lalu segera mengumpulkan tugasnya.

Lucy melihat semuanya mengumpulkan tugas, kecuali dirinya dan pemuda pink yang hanya duduk dengan ekspresi gugup.

To be continued^

649 words

Fairy Tail Highschool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang