Oleh: Linda Puspita
Entah harus dengan cara apa kuusir mendung. Bila pekatnya telah menyatu, mengulum berkas-berkas cahaya, luruh.
Di sini, di kota mati bertuan. Pohon-pohon kering, daun bergugur, patah ranting. Ilalang bernyanyi melodi guntur mengalun cucur.
Tinggallah desah bayu menyetubuhi. Lahirkan gigil berdarah pasi.
#Lin
Batas jiwa, 200517
![](https://img.wattpad.com/cover/103458018-288-k267141.jpg)
YOU ARE READING
Memeluk Senja
PoetryKemuning di ujung barat sana, selalu ada menyapa sejuta kisah dengan liuk nyiur membentuk siluet.