Part 5

5.4K 488 36
                                    

Vanya tidak percaya dengan ucapan Calvin.

"Kau gila! Tidak mungkin kakakku yang membunuh istrinya sendiri!"

Calvin mengangkat bahunya acuh.

"Kalau kau tidak percaya... ya sudah tidak perlu dipikirkan."

"Tidak perlu dipikirkan, hah?! Kau telah menuduh kakakku sebagai pembunuh!" Vanya meninggikan suaranya.

"Lantas aku harus membuktikan bila Caryle pembunuhnya?"

Vanya menatap remeh ke arah Calvin. Ia berucap, "Tentu saja, bodoh!"

"Tidak perlu mengatakan aku bodoh! Kau akan berterima kasih saat aku menunjukkan bukti itu!"

Vanya kembali duduk seperti semula. Menatap lurus ke jalanan. Menghela napas.

"Silakan! Buktikan secepatnya!"

"Kalau kau ingin buktinya sekarang, aku akan memberikannya sekarang!"

Vanya menoleh, "Tunjukkan padaku!"

"Tapi, kau harus berjanji untuk menyembunyikan kelebihanku ini dari orang-orang!"

"Kelebihanmu? Kau seperti bukan manusia saja."

"Memang kenyataannya seperti itu!"

"Apa maksudmu?"

Calvin mendekatkan wajahnya. Ia menatap manik mata Vanya. Vanya diam mematung.

"Aku bukan manusia!" Calvin membisikkan kalimat itu di telinga kiri Vanya. Lalu ia segera menarik diri dan kembali ke posisi awal.

Vanya menegang.

'Dia bukan manusia? Lantas makhluk apa dia? Vampir? Werewolf? Penyihir? Alien? Atau Eggnoid? Tidak-tidak aku tidak boleh membawa webtoon ke dalam dunia realita,' batin Vanya. Ia mengalihkan pandangannya keluar. Melihat pepohonan yang tumbuh di tepi jalanan.

"Aku bukan werewolf, penyihir, alien maupun eggnoid. Aku vampir. Percaya atau tidak itu pilihanmu!"

Vanya terbelalak, 'Dia tahu apa yang kupikirkan?'

"Sudah kukatakan aku vampir! Tentu saja aku bisa tahu apa yang kau pikirkan, bodoh!"

Vanya kembali berkutik dengan pikirannya, 'Kalau dia vampir apa dia akan menggigitku? Apa dia menghisap darah manusia?'

"Aku tidak akan menghisap darah manusia! Namun...."

"Namun?" Vanya melirik Calvin yang sedang tersenyum yang tampak menyeramkan di mata Vanya.

"Namun, aku akan melakukannya saat keadaan mendesak!" Ia membayangkan saat ia terpaksa harus menghisap darah Clarissa agar Clarissa tidak menderita lagi.

Vanya bergidik, 'Kau gila. Jangan berani-berani sentuh leherku!' Ia memikirkan kalimat itu, karena ia malas berbicara dengan mulutnya. Untuk apa ia harus membuka mulutnya –yang akan membuatnya haus– lebih baik memikirkannya bukan? Toh Calvin akan tahu.

Calvin mendekatkan dirinya lagi kepada Vanya. Ia mengendus leher Vanya dan menghirup aroma darah Vanya. Vanya menegang. Ia takut bila gigi Calvin menancap di lehernya.

Sialnya ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya untuk menghindari Calvin.

'Hei! Kau menghipnotisku? Mengapa aku tidak bisa bergerak?'

Calvin beralih menatap manik mata Vanya yang kira-kira hanya berjarak lima sentimeter.

Untuk pertama kalinya ia tersenyum lembut. Vanya dibuat terbelalak olehnya. Calvin menarik diri.

Young Detective [END]Where stories live. Discover now