17

6.3K 405 12
                                    

"Aaaaaaaaaa.......ada BAABIIII.......     " rara menjerit sambil menunjuk ke arah aldo.

"Kamu ngatain kakak babi?????" ucap aldo sambil melotot ke arah rara. Namun tatapan matanya kini mengarah pada hewan berlemak nan seksi yang mulai mendekati mereka.

"LARIIIIIIIII...... " jerit rara sambil berlari, rizky, aldo dan rendy pun ikut berlari menyusul rara. Babi itu terus mengejar mereka.

Tiba2 rara berhenti sontak membuat rizky menabrak rara, untung rendy memegangi rara, kalau tidak dia bisa terjatuh karna di depan nya ada jurang, tak terlalu dalam sii tapi lumayan bisa buat patah tulang.

"Dek kalo berenti tu nge sen dulu dooong. Kalo lo jatoh ksana gimana?!!" umpat rizky kesal karna membayangkan jika rara jatuh ke jurang karna dirinya pasti dia akan sangat menyesal.

"Itu bahasa gw bego!" ucap rara.

"Udah udah lu berdua berantem mulu ga liat sikon. Tu babi makin deket kesini" ucap aldo sambil menunjuk ke arah babi itu dan benar saja jarak babi semakin dekat tapi tidak lagi berlari, melainkan berjalan sambil mendekat.

"Buset dah tu babi bisa banget bikin suasana dramatis, pake slow motion gitu ngedeketnya, makin keki gw" ucap rara.

"U tu ya dek masih aja gila" ucap rizky.

Rendy memasang badan di depan rara, begitu juga aldo dan rizky sambil memegang ranting pohon untuk menakut nakuti babi itu. Naluri mereka sebagai kakak laki2 yang harus melindungi adik perempuan nya pun keluar.

"Wawww enak juga punya banyak kakak laki2, banyak yang psang badan, hihii" ucap rara sambil tertawa dan mendapat jitakan dari rizky.

"Jangan becanda deh dek" ucap rizky.

Babi itu semakin mendekat. Aldo mencoba mencari ide.

"Dalam hitungan ketiga kita naik pohon itu" ucap aldo sambil menunjuk dua pohon besar disampingnya, rara rizky dan rendy pun menatap pohob besar itu.

"Gilaa tinggi banget do" ucap rizky sambil melihat ujung atas pohon itu.

"Rara ga mungkin bi...." ucap rendy terpotong karena melihat rara yang sudah mulai memanjat salah satu pohon itu. Membuat rendy dan aldo menganga melihat kelihaian adik perempuannya memanjat pohon, bahkan sang babi pun terkejut.

"Itu beneran rara?" ucap rendy masih tak percaya.

"Kenapa?? Kaget u kak? Jangan kan kita, tu babi aja kaget" ucap aldo sambil menunjuk babi itu yang juga menatap rara memanjat pohon dengan tatapan yang sulit diartikan. Tapi tidak dengan rizky. Ekspresinya biasa aja. Karna dia sudah biasa melihat kelakuan asli rara. Sejak SD mereka selalu satu sekolah.

Mereka bertiga pun memanjat pohon mengikuti rara. Rizky naik ke pohon yang sama dengan rara, rendy dan aldo naik ke pohon sebelahnya, tapi dahan pohon tersebut menyatu karna umur yang sangat tua.

Kini mereka berempat sudah di atas pohon, sedangkan babi masih di bawah seakan akan menunggui mereka. Keringat mengucur pada dahi mereka dan sambil berusaha menyeimbangkan nafasnya.
"Yaelah kayaknya dari kemaren nasib kita berakhir di atas pohon mulu" ucap rara sambil mengelap keringat di dahinya.

"Iyaa sii dek, kita sial terus akhir2 ni. Kudu mandi kembang 7 rupa ni" ucap rizky sambil mengelap keringat nya ke baju rara.

"Jorok banget si u kak. Najis banget lo!!" protes rara.

------------------
Di mobil sepanjang perjalanan pulang keluarga 4R tidak henti2nya tertawa mengingat kejadian tadi siang.

"Gila dek kamu jago manjat sii. Tu pohon kan tinggi banget" ucap aldo sambil menegok ke arah jok belakang. Rara dan rizky duduk dibelakang, sementara rendy fokus menyetir.

"Yaelah do, tu pohon ga setinggi pager sekolahan. Blom tau aja lo sepak terjang rara kalo telat masuk" ucap rizky langsung mendapat jitakan dari rara sambil mengisyaratkan mengapa rizky membuka aibnya.

"Wihhhh ade gua keren banget yaa. Hebat dek" ucap aldo memuji namun seketika suara deheman membuat suasana menjadi hening. Dan ternyata suara itu milik rendy yang menegur tngkah laku adik2nya.

"Lain kali ga boleh manjat2 lagi. Bahaya ra" ucap rendy.

"Iya kak" ucap rara lesu sambil menyenderkan kepalanya di kaca mobil dan melihat pemandangan malam kota jakarta.

"Hahaaa kena deh lo dek" tawa rizky dan aldo.

"Ini juga berlaku buat lo berdua. Rizky, awasin rara di sekolah, kalo sampe rara kenapa2 kamu yang tanggubg jawab. Aldo, kalo adeknya salah dinasehatin jangan malah dibela" ucap rendy serius.

"Hahaa mampus lo kena juga" ucap rara sambil tertawa terbahak bahak.

"Raraaa.... " tegur rendy karna suara tawa rara yang sangat berisik dan membuat rara langsung menutup mulutnya.

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan, mereka baru tiba di rumah pukul 11 malam dan besok pagi adalah hari senin. Yupzz hari yang sbagian orang membencinya, termasuk author, hehe
Ga tau kenapa kalo udah malem senin tu berasa roda kehidupan berhenti berputar, wkwkwk

-----------
Kriiiiing kriiiiiing kriiiing
Suara alarm jam weker di nakas samping tempat tidur rara. Jam itu sudah berbunyi sejak stengah jam yang lalu namun sang empunya jam belum menunjukkan tanda2 kehidupan.
Namun lama2 rara terganggu juga, setengah sadar namun masih dalam posisi tidur ia meraih jam weker itu dan melemparkannya ke arah pintu berbarengan dengan seseorang yang memasuki kamarnya.

"Anjjirrrrr. Raraaaa...!!!!" teriak aldo sambil memegangi dahinya. Yupz jam weker itu tepat mendarat di jidad aldo dengan mulus.

"Kenapa si pagi2 ribut banget, ngapain kamu ke kamar ra..." ucap rendy yang baru ingin masuk ke kamar rara. Ucapan rendy terpotong karna melihat dua hal yang sangat sangat mengejutkan.
Pertama, dia kaget menandangi nasib jam beker yang baru saja ia beli untuk rara 3 hari lalu, kini jam itu sudah hancur berkeping-keping. (Jadi kalian bisa bayangin juga kan nasib jidadnya aldo)
Kedua, dia kaget melihat rara yang masih bobo cantik di bawah selimutnya sambil memeluk guling keramatnya yang tidak pernah ia ganti sejak SD.

"Ya Allah rara, kamu ga sekolah?? Ini udah jam 06.45 sayaaang" ucap rendy sambil menyibakkan selimut rara, rara pun langsung terjerengah duduk dan melotot karna mendengar kata jam 06.45 sementara sekolahnya masuk jam 7.
Gimana ceritanya 15 menit dia harus sudah rapi dan sampai sekolah. Tanpa banyak cincong rara langsung berlari masuk ke kamar mandi dengan selimut yang menyangkut di kakinya. Tak lama kemudian  selimut itu melayang keluar dari dalam kamar mandi.

Hal itu membuat rendy dan aldo bengong melihat tingkah laku adik perempuannya. Mereka sering berpikir sebesar itukah efek memilik banyak saudara laki2 di rumah hingga merubah sifat perempuan menjadi laki2 bahkan melebihi.

"Kakak tunggu di meja makan yaa" ucap rendy sedikit teriak. Rendy dan aldo pun bergegas sarapan.

5 menit kemudian pintu kamar rizky dan kamar rara yang bersebelahan terbuka berbarengan. Rara dan rizky tengah lari marathon menuju ruang makan.

"Minggir ihh gw duluan, u ambil yang disebelah sana" ucap rara sambil mengadukan bahunya ke rizky dan berusaha mendapati segelas susu yang terletak di depannya.

"Yee gw duluan yang pegang ni gelas susu. Noh liat sidik jari gw" ucap rizky sambil terus memegangi gelas susu yang hendak direbut rara.

"Ga bisaaa. Gw duluaaaan kaakk. Udah telat ni gw. Lo ngalah dikit knapa sii. Susu lo ada di sbelah sana tuh" ucap rara sambil menunjuk gelas susu di sisi meja lainnya.

"Stop!!!!" ucap aldo geram melihat tingkah kedua adiknya.

"Lo berdua apa2an sih. Ki, ngalah napa sama rara. Nd kamu ra, kalo rizky telat kamu juga ikut telat. Lo berdua kan berangkatnya bareng" ucap aldo berusaha melerai sambil membuang nafas kasar.

Rizky dan rara pun bergegas berangkat.
"Kak kita berangkat dlu yaa" ucap rara sambil mencium pipi rendy.

"Kakak ga dapet ra?" goda aldo sambil menunjuk pipinya.

"Ngga! Tadi kak aldo udah marah2" ucap rara sambil berlalu keluar.

"Hahaa mang enak lo. Rara kalo ngambek lamaaa loh" ucap rizky.

"Ki, bawa mobilnya ga usah ngebut. Mendingan telat daripada celaka" ucap rendy bijaksana

*****

My Bad SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang