1-Angry Bird

16.3K 829 19
                                    

Ziddan pergi meninggalkan rumah dengan senyum mengembang. Setiap pagi ia berhasil membuat istrinya itu menangis lagi, istri sahnya sejak sebulan yang lalu. Bila pasangan lain sedang lengket-lengketnya bersama istri, berbeda dengannya. Bahkan setelah acara resepsi pernikahan, Ziddan meninggalkan istrinya dan lebih mementingkan pekerjaan di Singapura. Istri? Pantaskah seorang Angelissa Calura Debbian disebut sebagai istri?

Debbian, Ziddan benci sekali dengan keluarga itu. Anak maupun orangtuanya membuat hidupnya sengsara. Saat ia bertemu dengan Caca, ia sempat terpesona oleh kepolosan dan kecantikan gadis itu. Tapi setelah diselidiki Caca berasal dari keluarga Debbian membuat Ziddan memutar otak untuk menyiksa salah satu keluarga Debbian itu. Dia teringat akan persitiwa sepuluh tahun yang lalu, saat ia pertama kali masuk SMA.

***

Seorang pemuda dengan bertubuh kurus dan berseragam lusuh itu, masuk ke sebuah sekolah elit yang berisikan anak-anak pejabat. Ziddan berjalan seorang diri mengelilingi sekolah itu. Decakan kagum tak henti-hentinya terucap dari bibir tipisnya. Ia merasa beruntung bisa bersekolah di sekolah elit. Karena kepintarannya ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya di SMA paling elit di Jakarta.

Ibunya hanya seorang penjahit biasa, sedangkan ayahnya meninggal sejak ia duduk di sekolah dasar. Keterbatasan ekonomi tidak membuat Ziddan patah semangat, ia terus mengasah otaknya, dan bisa mendapatkan beasiswa ini.

Bruk!!

Ziddan yang sedang mengagumi bangunan gedung sekolah, seketika kaget saat tubuhnya menabrak seseorang. Ia tergagap, melihat seorang gadis di depannya tengah jatuh terduduk. Ziddan menatap gadis itu tanpa berkedip, gadis yang menurutnya sangat cantik.

"Sampai kapan lo bakal ngeliatin gue?" sindir gadis yang masih duduk di lantai itu.

Ziddan tergagap, ia menggaruk tengkuk yang tak gatal, malu karena tertangkap basah sedang mengagumi gadis di depannya itu. Ia lalu mengulurkan tangan, berniat untuk membantu. Tapi yang didapat adalah gadis itu menepis tangannya dengan cukup keras. Membuat Ziddan mengernyit bingung.

"Gue gak sudi megang tangan lo!!" ucap gadis itu. Ia bangkit, menepukkan tangan yang kotor dan membersihkan rok pendeknya yang terkena debu itu.

"Maaf.. nggak sengaja," ucap Ziddan tak enak.

"Amelia!!! Lo ngapain sih di sini? Dicariin dari tadi juga," ucap seseorang gadis yang penampilannya sama dengan gadis yang ditabrak Ziddan itu.

Gadis bernama Amelia itu menoleh ke arah temannya, lalu melipat tangan di depan dada dan menunjuk Ziddan dengan dagu. "Gue habis jatoh, ditabrak sama, nih, anak!!" adunya.

Teman Amelia menatap Ziddan dengan pandangan meneliti, dari atas hingga bawah, kemudian naik ke atas lagi. "Lo siswa baru?" tanyanya.

Ziddan tersenyum dan mengganguk sopan kepada dua gadis di depannya itu.

"Oh pantesan!! Kenalin temen gue ini namanya Amelia Debbian. Pemilik sekolah ini, jadi lo jangan macem-macem ke dia. Daripada lo dikeluarin dari sekolah!!" ucap teman Amelia.

Amelia tersenyum penuh kemenangan. Ia berjalan dan menabrakkan pundak ke pundak Ziddan lantas berbisik. "Kali ini lo gue maafin. Tapi lain kali nggak bakal!!

Setelah kepergian Amelia, Ziddan menggeleng. Tidak percaya, bahwa anak pemilik sekolah bertindak seperti itu padanya. "Tapi dia cantik," gumamnya kagum.

***

Lima bulan kemudian, Ziddan selalu menjadi bahan ejekan dari Amelia CS. Entah itu mengejek seragamnya yang lusuh, tas yang tak layak pakai, dan juga sepatu yang robek. Awalnya Ziddan biasa saja, sampai suatu hari ia sedang berolah raga basket. Ia membawa bola dan hendak menembakkan ke arah ring. Ia yang memang tidak pandai bermain basket melempar bola dengan kencang dan meleset ke luar lapangan. Sedangkan dari samping lapangan Amelia sedang berjalan sambil bermain ponsel.

AngelissaWhere stories live. Discover now