two

2.1K 429 18
                                    

Mengikuti perintah penata riasnya, Eunwoo memejamkan mata. 


Dalam hati ia bersyukur, tidak perlu menatap bayangannya di cermin lebih lama dari yang diperlukan. Akhir-akhir ini, Eunwoo benci dengan apa yang ia lihat di kaca. 


Wajahnya, yang kata orang sempurna dengan garis wajah tegas, kulit putih mulus, bibir penuh dan hidung mancung, justru mengingatkannya akan kenyataan bahwa sebagian besar (atau mungkin semua?) pekerjaan yang ia dapat semata-mata karena visual-nya saja.


Andai dia tidak memiliki wajah seperti apa yang ia lihat di kaca, akankah pekerjaan itu tetap datang kepadanya?


Eunwoo sangat tidak suka cara orang-orang bersikap manis dan memujanya hanya karena fisik. Dirinya ingin dihargai karena kepribadiannya, terlepas dari apakah hidungnya mancung atau bentuk matanya yang bulat. 


Mendapat pekerjaan karena bakat yang ia miliki, bukan hanya sebagai wajah pemanis dan pelaris acara belaka.


"Sudah selesai, Eunwoo. Kalau sudah tampan dari sananya memang gampang ya, tidak perlu make up tebal, hihihi."


Membuka mata, Eunwoo menatap wajahnya selama beberapa saat sebelum menoleh dan mengangguk berterima kasih dengan sopan. Dalam hati memutuskan untuk menghindari cermin sepanjang hari. 


Wajahnya sendiri mulai terlihat memuakkan.


Manajer Go sudah siap berada di sampingnya, memerintahkannya untuk bergerak cepat. Perjalanan ke gedung MBC butuh waktu setengah jam bila tidak macet, dan sisa waktu mereka tidak banyak untuk menghadiri pertemuan pertama Oppa Thinking.


Seraya memastikan album Russian Roulette Jinjin berada dalam genggamannya, Eunwoo menurut patuh dan membuntuti manajernya menuju mobil. 


Sepanjang perjalanan, ia sibuk melihat-lihat photobook yang terselip di dalam album. Tidak banyak cara untuk mengisi waktu karena ponselnya masih disita, yang mana hanya kemenangan pertama ASTRO saja yang bisa mengembalikan alat komunikasi itu. 


Eunwoo sudah menjadi ahli dalam bidang mengisi waktu luang tanpa ponsel, melihat foto cewek-cewek cantik Red Velvet salah satunya.


Sebagai girlgroup besutan SM, Eunwoo tidak heran melihat visual  kelima member Red Velvet. Tidak salah bila SM menyandang sebutan flower garden, semua artisnya memiliki tampang di atas rata-rata. Definisi kecantikan universal yang sesungguhnya. 


Lantas jemarinya terhenti pada foto seorang gadis berambut blonde yang menatap kamera dengan tatapan kosong.






Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Park Joy. 


Pertama kali berkenalan dengan Red Velvet Wendy dan Joy saat Trick or True, Eunwoo mendapat kesan keduanya adalah tipikal idola biasa; bekerja keras untuk membuat grupnya terkenal. Bukan angkuh dan sok tahu mentang-mentang berasal dari SM, imej yang Eunwoo kira akan ia dapat dari kedua gadis itu.


Wendy, seperti yang diidolakan MJ, memang ramah dan keibuan. Sementara Joy, sesuai dengan namanya, memiliki kemampuan untuk menularkan kebahagiaan pada orang-orang di sekitarnya. 


Mereka tidak banyak berinteraksi, tapi seingatnya, Joy cerdik dan teliti, dilengkapi dengan Wendy yang berpengetahuan luas, keduanya menjadi kombinasi mematikan. Mereka berdua sukses menjadi pusat perhatian pada episode waktu itu, terutama Joy.


(Hmm. Cewek dengan otak encer adalah definisi Eunwoo tentang seksi yang sesungguhnya.)


Sejak itu, Eunwoo menaruh perhatian lebih pada Red Velvet. Diam-diam ikutan memenuhi ruang tengah dorm saat TV menayangkan comeback kelima gadis SM itu. Jinjin sebagai fans nomor satu sudah ikut menari heboh, diikuti sorakan dari Rocky, MJ dan Moonbin. Sanha sendiri sudah menyanyi keras-keras, hafal lirik lagu di luar kepala. 


Mau menjadi member keenam Red Velvet, serunya dengan pede.


Tertawa kecil, ia membalikkan halaman, hanya untuk kembali melihat gadis berambut pirang dengan pose berbeda. Walau Eunwoo bukan penggemar berat rambut berwarna selain hitam, harus ia akui kalau gadis itu; Joy, cantik. Tidak secantik Irene memang, tapi tidak buruk juga. 


Apakah Joy masih berambut blonde hari ini? Atau coklat? Merah? Atau mungkin hitam? Eunwoo membayangkan gadis itu dengan rambut hitam panjang, dan dirasakan pipinya memanas sendiri karena gadis berambut hitam panjang adalah tipe idealnya.


Bodoh, sejak kapan ia penasaran dengan warna rambut seorang gadis?


Buru-buru ia menutup buku dan menyelipkannya kembali ke dalam kotak album. Setelah terlipat dengan aman, ia menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil. Menempelkan dahinya ke jendela, Eunwoo menarik napas panjang dan menenangkan benaknya. Berusaha mengalihkan otaknya untuk terpusat pada deretan pertokoan warna-warni.


Namun nyatanya, Eunwoo memasuki ruang rapat MBC dengan pikiran menebak-nebak warna rambut apa yang Red Velvet Joy tampilkan hari ini.


Semoga saja hitam.







/////

lima kata semoga [✔]Where stories live. Discover now