five

2.1K 402 34
                                    

Eunwoo berhasil fokus dan mengulangi bagiannya dengan baik. Matanya secara otomatis menunduk saat bertemu pandang dengan kaca. Namun selanjutnya, ia melirik ke samping. Tempat cermin itu memantulkan bayangan Joy yang tengah menari.


Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu baru saja mengalami mental breakdown berat. Yang ada hanya Park Joy yang biasa, yang matanya berkilau dan tertawa riang. Bergerak mengikuti irama dengan tekad penuh.


Pelatih Kim, dari bagian belakang, bertepuk tangan keras. "Excellent! Good job, guys. Kalian semua sudah menguasai gerakannya dengan baik. Kyungri, jaga ekspresimu. Eunwoo, tetap tersenyum. Joy, sempurna! Oke, latihan selesai!"


Ekspresi muram Joy sepersekian detik saat namanya disandingkan dengan kata sempurna tidak luput dari pengamatan Eunwoo.


Tapi secepat kedatangannya, secepat itu pula emosi itu lenyap dari wajah murah senyum Joy. Bak anak kecil, ia mendatangi pelatihnya untuk memberi pelukan terima kasih. Kyungri menyusul, dan Eunwoo menjabat tangan pelatihnya.


Begitu pelatih sudah pamit, Kyungri langsung menyambar botol minum terdekat dan menegaknya hingga tak bersisa. Berikutnya, ia mulai membereskan tasnya seraya menoleh pada kedua juniornya. "Apa yang akan kalian lakukan habis ini?"


"Berlatih sedikit, kak. Aku akan menggantikan waktu latihanku yang kurang karena terlambat tadi, hehe."


"Woww, dasar anak rajin," Kyungri mengelus rambut Joy penuh sayang. Hanya dalam sekejap saja, mereka sudah seperti kakak-adik. Joy memang punya daya tarik misterius. "Kalau kau, Eunwoo?"


Melirik gadis Park dari sudut matanya, Eunwoo menjawab, "Sama, Senior. Aku juga akan berlatih."


"Aaah~ Anak muda zaman sekarang sangat rajin, ya. Berhubung masih ada jadwal lain, aku duluan ya, bye!"


Eunwoo dan Joy otomatis berdiri dan membungkuk hormat, memberi salam perpisahan pada senior mereka. Terdengar suara pintu yang tertutup, menyusul keheningan yang canggung.


Eunwoo mencuri-curi pandang pada seniornya. Takut-takut gadis itu mendadak menangis lagi seperti beberapa jam sebelumnya. Otaknya mulai berputar untuk mencari quotes bijak yang bisa menghibur. Tangannya juga sudah siaga dengan sebotol air minum, benda ampuh untuk menenangkan diri.


"Kau tidak berlatih?" tanya Joy memecah keheningan.


"Uh, aku –"


Seolah dapat membaca pikiran Eunwoo, Joy menyunggingkan senyum tipis. "Jangan khawatir, aku tidak akan menangis lagi. Pulanglah, bukannya kau sibuk menjadi MC?"


"Masih ada empat jam lagi sebelum rehearsal," Eunwoo melirik jam dinding. "Aku tidak terburu-buru, kok, Senior."


Joy mengangkat wajah, melihat bayangan dirinya yang duduk bersebelahan dengan Eunwoo di kaca ruangan. Eunwoo ikutan, meski ia tidak tahu mengapa. Ia masih kurang nyaman dengan pantulan wajahnya sendiri, tapi perasaannya menjadi lebih baik melihat kalau bayangannya tidak sendirian.


Berdua, mereka mengamati kaca tanpa suara. Eunwoo, dengan ekspresi bingung, dan Joy, dengan ekspresi tak terbaca.


"Sooyoung saja."


"Apa?"


"Sooyoung, panggil saja aku Sooyoung. Nggak usah pakai embel-embel senior. Kita cuman beda satu tahun, kan?"


Sooyoung. 


Joy memintanya memanggilnya dengan nama aslinya. 


Seakan-akan memberi izin pada Eunwoo untuk melihatnya sebagai Park Sooyoung, cewek Korea biasa berumur 21 tahun.


Bukan sebagai member hijau Red Velvet, Park Joy.


Tersenyum lembut, Eunwoo mengangguk. "Asal kau juga memanggilku Dongmin."


Joy menaikkan alis, tapi tidak berkomentar apa-apa. "Sebenarnya aku sudah bosan berlatih. Kau mau bantu aku menghafal naskah saja, tidak? Ceritanya kau jadi Hangyeol. Nih, dari scene dua puluh tiga."


Berbeda dengan Park Joy, Park Sooyoung tidak berbicara dengan nada kelewat ceria pun berbinar-binar seakan dunia sangat indah dan penuh warna. Ekspresi riangnya luruh digantikan oleh wajah lelah. Cewek di hadapannya kini cuman orang biasa saja, yang bisa capek dan tidak bisa tersenyum tanpa alasan. 


Sekarang ia sedang bersama Park Sooyoung, bukan Red Velvet Joy.


Ibaratnya Joy bagaikan kembang api yang meledak-ledak dengan indahnya, sementara Sooyoung adalah kunang-kunang yang cahayanya redup dan mungil.


Namun entah mengapa, bila harus memilih, Eunwoo lebih menyukai Park Sooyoung dari pada Park Joy.


"Boleh, tapi ada bayarannya, ya?"


"Jangan mahal-mahal," sahut Joy melotot. "Apaan?"


"Kalau ASTRO menang nanti, berikan aku ID Kakao-mu, Park Sooyoung."


Semoga comeback ASTRO yang selanjutnya berhasil, Tuhan.







// fin.



OMG Did anyone see EunJoy moment in Dream Concert 2017 Ending??? 

Eunwoo cuman jalan biasa dengan wajah blank trus pas liat Joy mendadak langsung nyengir ganteng, bungkuk, nyapa trus dadah dadah ^^ Huhu lucu banget sihh kapalkuuu. Sayang banget mereka interaksinya ketutupan orang-orang, jadi ga ada fotonya (beda sama pas Joy fist-bum ke Changsub, which is cute too by the way!!)

lima kata semoga [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang